Sejarah Kerajaan Demak Dari Masa Pendirian, Kejayaan Hingga Keruntuhan 1475-1554
Kerajaan Demak adalah Kerajaan Islam tertua di Jawa, kerajaan ini berdiri pada abad ke 15 masehi tepatnya pada Tahun 1475 masehi, Kerajaan Demak berdiri selama 79 Tahun yaitu dari tahun 1475 sampai tahun 1554.
Sebagai sebuah kerajaan yang telah menjadi sejarah, tentunya Demak mengalami masa pendirian, kejayaan serta keruntuhannya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai Kerajaan Demak pada masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhannya.
Sebagai sebuah kerajaan yang telah menjadi sejarah, tentunya Demak mengalami masa pendirian, kejayaan serta keruntuhannya. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai Kerajaan Demak pada masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhannya.
Masa Pendirian Kerajaan Demak
Demak sebagai sebuah kerajaan merdeka didirikan oleh Jin Bun atau Raden Fatah beserta Wali Songo pada Tahun 1475 Masehi, pada tahun ini Demak memproklamirkan merdeka dari kekuasaan Majapahit. Sebelum Tahun 1475 Demak merupakan Keadipatian bawahan Majapahit, yang dikepalai oleh seorang Adipati dan Sekertarisnya (Pecut Tandha).
Demak pada mulanya adalah merupakan daerah dengan rawa-rawa yang berlumpur, sebab itulah daerah ini dinamakan Demak atau Demek, sebab memang kata tersebut dalam bahasa Jawa bermaksud daerah yang berlumpur.
Proklamasi Demak sebagai sebuah kerajaan yang merdeka dari Majapahit dipercaya timbul akibat ketidak becusan Majapahit dalam mengurusi daerah bawahannya, Pejabat-pejabat tinggi kerajaan Majapahit cenderung korup, sementara Raja dan keluarganya saling berebut tahta, sehingga rakyat kemudian terabaikan dan nestapa. Pada saat kedaan kacau seperti itulah Demak kemudian memisahkan diri dari Majapahit dengan membentuk Kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit.
Mendapati daerah kekuasaannya memerdekakan diri sebenarnya Majapahit tidak tinggal diam begitu saja, meskipun internal Majapahit sedang kacau, tercatat Majapahit pernah melakukan upaya-upaya pengambil alihan Demak dengan cara melakukan penyerangan ke Demak. Namun Demak rupanya terlalu tangguh untuk Majapahit, sehingga pada nantinya justru Majapahit yang kemudian dapat dikalahkan oleh Demak, sebab memang Demak ini ternyata mempunyai jaringan persekutuan dengan Daerah-Daerah Islam di Nusantara.
Kisah peperangan Demak Vs Majapahit banyak dikisahkan dalam naskah-naskah klasik yang berasal dari pulau Jawa, dan salah satunya dikisahkan dalam Naskah Mertasinga yang berasal dari Cirebon. Untuk dapat memahami kisah mengenai peperangan antara Demak Vs Majapahit yang dikisahkan dalam Naskah Mertasinga silahkan anda baca dalam artikel kami yang berjudul “Serangan Demak Ke Majapahit Ternyata Melibatkan Banyak Negara”.
Berdsarkan hal-hal tersebut dapatlah kemudian dipahami bahwa pendirian Demak sebagai sebuah kerajaan terjadi pada tahun 1475 Masehi adapun tokoh-tokoh utama pendirinya adalah Raden Fatah dan Wali Songo.
Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Titik awal kejayaan Demak sebenarnya dimulai dari peristiwa ditaklukannya Majapahit oleh Demak, sebab dari peristiwa penaklukan itu pada nyatanya membuat mata kerajaan-kerajaan di Nusantara menjadi tertunduk memandang kekuatan Demak, setalah peristiwa itu pula juga negara-negara bawahan Majapahit yang tersebar di Nusantara secara otomatis menjadi bawahan Demak.
Luasnya kekuasaan Majapahit yang diwarisi oleh kerajaan Demak ini rupanya dimanfaatkan benar-benar oleh Demak, Demak memanfaatkan upeti yang didapat dari kerajaan-kerajaan Bawahannya untuk memperkuat armada tempurnya, kekuatan tempur Demak tercatat pada peristiwa pengiriman Ribuan tentara disertai beberapa puluh Kapal perang Demak ke Malaka untuk menyerang Portugis dan peristiwa penyerangan Demak ke Galuh, Sunda Kelapa dan Banten bersama sekutunya kerajaan Cirebon.
Selain itu juga kekayaan Demak yang dihasilkan dari penerimaan upeti dari kerajaan-kerajaan bawahanya ternyata digunakan juga untuk membiyayai ongkos penyebaran agama Islam. Bahkan saking seriusnya Demak membuat semacam tim Pendakwah yang ditugaskan Khusus untuk menyebarkan Islam dipulau Jawa yang diketuai oleh Wali 9, dan benar saja ternyata pada kemudianya seluruh Jawa dapat di Islamkan oleh Demak melalui kiprah tim pendakwah yang diketuai para wali 9 itu. Masa inilah yang disebut sebagai masa Kejayaan Kerajaan Demak, yaitu ketika Demak diperintah oleh Sultan ke I hingga Sultan ke III (Fatahillah, Pati Unus dan Sultan Trenggana), dari mulai tahun 1475 sampai dengan 1546 masehi.
Perlu diketahui bahwa Arya Penangsang ini sebenarnya anak dari Pangeran Surawiyata, yang dahulu dibunuh oleh Sultan Trenggana, Dahulu yang berhak menjadi Sultan ke 3 Demak sebenarnya bukan Trengana melainkan ayah dari Arya Penangsang, namun demikian ayah Arya Penangsang dibunuh oleh Trenggana sebelum naik tahta, sehingga pada waktu itu yang naik tahta menjadi Raja ke 3 Demak adalah Trenggana.
Dengan demikian maka dapatlah dipahami bahwa Arya Penangsang sebagai pihak yang merebut hak tahtanya dari keturunan Trenggana. Setelah peristiwa Pembunuhan itu kemudian Arya Penangsang memproklamirkan diri menjadi Raja ke 5 Demak. Namun untuk menghindari balas Dendam dari keluarga Trenggana, mulai saat itu pusat pemerintahan kerajaan dialihkan ke Jipang.
Ketika menjadi Raja Demak yang berkedudukan di Jipang, Arya Penangsang bersikap keras terhadap para Adipati yang masih Pro Keluarga Trenggana bahkan beberapa Adipati yang kedapatan masih Pro Keluarga Trenggana kemudian dibunuhnya.
Menghadapi tingkah Arya Penangsang yang keras tersebut, akhirnya para Adipati yang tidak menyukai Arya Penangsang bersekutu melakukan pemberontakan, pemberontakan ini dipimpin oleh Adipati Pajang yang bernama Jaka Tingkir. Pemberontakan yang dipimpin Adipati Pajang kemudian sukses, bahkan dalam pemberintakan ini Arya Penangsang dapat dibunuh.
Setelah peristiwa terbunuhnya Raja Demak ke 5 itu, kemudian kerajaan Demak dinyatakan musnah. Sebab setelah peristiwa suksesnya pemberontakan itu, ternyata Adipati Pajang kemudian memproklamirkan Pajang sebagai kerajaan baru pengganti Demak dan ia menobatkan dirinya menjadi Raja Pajang pertama.
Masa Keruntuhan Kerajaan Demak
Keruntuhan kerjaaan Demak dimulai setelah peristiwa kemangkatan Raja Ke 3 Demak Sultan Trenggana. Setelah kewafatanya pada Tahun 1546, yang menjadi Sultan Demak selanjutnya adalah Sunan Perwata anak dari Terenggana. Ketika Sunan Perwata menjadi Raja Demak yang ke 4 inilah peristiwa tak terduga-duga terjadi. Rupanya Sunan Petwata bersama istrinya dibunuh oleh Arya Penangsang melalui pengikutnya.Perlu diketahui bahwa Arya Penangsang ini sebenarnya anak dari Pangeran Surawiyata, yang dahulu dibunuh oleh Sultan Trenggana, Dahulu yang berhak menjadi Sultan ke 3 Demak sebenarnya bukan Trengana melainkan ayah dari Arya Penangsang, namun demikian ayah Arya Penangsang dibunuh oleh Trenggana sebelum naik tahta, sehingga pada waktu itu yang naik tahta menjadi Raja ke 3 Demak adalah Trenggana.
Dengan demikian maka dapatlah dipahami bahwa Arya Penangsang sebagai pihak yang merebut hak tahtanya dari keturunan Trenggana. Setelah peristiwa Pembunuhan itu kemudian Arya Penangsang memproklamirkan diri menjadi Raja ke 5 Demak. Namun untuk menghindari balas Dendam dari keluarga Trenggana, mulai saat itu pusat pemerintahan kerajaan dialihkan ke Jipang.
Ketika menjadi Raja Demak yang berkedudukan di Jipang, Arya Penangsang bersikap keras terhadap para Adipati yang masih Pro Keluarga Trenggana bahkan beberapa Adipati yang kedapatan masih Pro Keluarga Trenggana kemudian dibunuhnya.
Menghadapi tingkah Arya Penangsang yang keras tersebut, akhirnya para Adipati yang tidak menyukai Arya Penangsang bersekutu melakukan pemberontakan, pemberontakan ini dipimpin oleh Adipati Pajang yang bernama Jaka Tingkir. Pemberontakan yang dipimpin Adipati Pajang kemudian sukses, bahkan dalam pemberintakan ini Arya Penangsang dapat dibunuh.
Setelah peristiwa terbunuhnya Raja Demak ke 5 itu, kemudian kerajaan Demak dinyatakan musnah. Sebab setelah peristiwa suksesnya pemberontakan itu, ternyata Adipati Pajang kemudian memproklamirkan Pajang sebagai kerajaan baru pengganti Demak dan ia menobatkan dirinya menjadi Raja Pajang pertama.