Kesaktian Prabu Siliwangi Antara Mitos Dan Fakta
Prabu Siliwangi adalah sebutan penghormatan bagi Sribaduga Maharaja seorang Raja Kerajaan Pakuan Pajajaran yang paling ternama. Menurut pendapat sebagian sejarawan, bahwa gelar Siliwangi merupakan gelar bagi seorang Raja Sunda yang jasa-jasanya atau prestasinya sama atau bahkan melampaui Prabu Wangi.
Prabu Wangi (Prabu Linggabuana) sendiri adalah seorang Raja Sunda Galuh yang mangkat karena mempertahankan martabat orang Sunda dalam peristiwa perang bubat di Majapahit. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan Prabu Siliwangi adalah Raja Pengganti dari Prabu Wangi, sebab memang Siliwangi sendiri bermaksud penggantinya Raja Wangi.
Sebagai seorang Raja yang paling ternama di tanah Sunda, Prabu Siliwangi pada kemudiannya dianggap sebagai seorang Raja yang memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Kitab Suwasit di ceritakan bahwa "pada saat Prabu Siliwangi menjadi Raja di Kerajaan Gajah beliau dikisahkan mampu mengalahkan siluman harimau putih".
Setelah kekalahan harimau jadi-jadian itu dikisahkan sang Prabu kemudian dapat memperoleh wilayah kekuasaan lebih luas, hingga kemudian beliau mendirikan Kerajaan Pakuan Pajajaran yang luasnya duakali lipat dari luas kerajaan Sebelumnya. Harimau itupun kemudian dikisahkan menjadi hewan gaibnya.
Kisah di atas boleh jadi Mitos jika kisah yang tercantum dalam naskah sastra itu dipahami bulat-bulat. Padahal sejatinya kisah di atas boleh jadi merupakan kiasan para penulis tempo dulu untuk menggambarkan kesaktian Prabu Siliwangi yang mampu menyatukan dua Kerajaan Sunda (Galuh dan Pakuan) menjadi satu Kerajaan yang kelak dinamai Pakuan Pajajaran.
Dalam sejarah dinyatakan bahwa pada Tahun 1482 Sribaduga Maharaja diangkat menjadi Raja seluruh tanah Sunda, waktu itu dijawa Barat ada dua Kerajaan besar yaitu Kerajaan Galuh yang beribukota di Kawali (Sekarang Masuk Kab Ciamis) dan Kerajaan Sunda yang beribukota di Kawali (Sekarang Bogor).
Prabu Siliwang sebelumnya merupakan Raja dari Kerajaan Galuh, akan tetapi setelah beliau menikahi Puteri Raja Sunda, kemudian mertuanya menyerahkan jabatan Raja ke menantunya, maka terjadilah pada masa itu 1 Raja memiliki dua Kerajaan, dan demi keefektifan jalannya pemerintahan, ternyata kemudian Prabu Siliwangi melebur dua Kerajaan itu menjadi satu Kerajaan yang kelak dinamai Pakuan Pajajaran.
Prabu Wangi (Prabu Linggabuana) sendiri adalah seorang Raja Sunda Galuh yang mangkat karena mempertahankan martabat orang Sunda dalam peristiwa perang bubat di Majapahit. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan Prabu Siliwangi adalah Raja Pengganti dari Prabu Wangi, sebab memang Siliwangi sendiri bermaksud penggantinya Raja Wangi.
Baca Juga : Asal-usul Prajurit Sunda Yang Gugur Dalam Peristiwa Pembantian BubatDengan demikian maka maksud dari gelar Prabu Siliwangi itu Semacam gelar Khalifah pada pemimpin Islam, kata Khalifah sendiri sama maksudnya dengan kata silih, mempunyai makna pengganti. Maka tidak mengherankan pemimpin dalam Islam disebut Khalifah a-Rrasul (خليفة الرسول) yang mempunyai maksud penggantinya Rasul (Nabi Muhamad).
Sebagai seorang Raja yang paling ternama di tanah Sunda, Prabu Siliwangi pada kemudiannya dianggap sebagai seorang Raja yang memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Kitab Suwasit di ceritakan bahwa "pada saat Prabu Siliwangi menjadi Raja di Kerajaan Gajah beliau dikisahkan mampu mengalahkan siluman harimau putih".
Setelah kekalahan harimau jadi-jadian itu dikisahkan sang Prabu kemudian dapat memperoleh wilayah kekuasaan lebih luas, hingga kemudian beliau mendirikan Kerajaan Pakuan Pajajaran yang luasnya duakali lipat dari luas kerajaan Sebelumnya. Harimau itupun kemudian dikisahkan menjadi hewan gaibnya.
Kisah di atas boleh jadi Mitos jika kisah yang tercantum dalam naskah sastra itu dipahami bulat-bulat. Padahal sejatinya kisah di atas boleh jadi merupakan kiasan para penulis tempo dulu untuk menggambarkan kesaktian Prabu Siliwangi yang mampu menyatukan dua Kerajaan Sunda (Galuh dan Pakuan) menjadi satu Kerajaan yang kelak dinamai Pakuan Pajajaran.
Dalam sejarah dinyatakan bahwa pada Tahun 1482 Sribaduga Maharaja diangkat menjadi Raja seluruh tanah Sunda, waktu itu dijawa Barat ada dua Kerajaan besar yaitu Kerajaan Galuh yang beribukota di Kawali (Sekarang Masuk Kab Ciamis) dan Kerajaan Sunda yang beribukota di Kawali (Sekarang Bogor).
Prabu Siliwang sebelumnya merupakan Raja dari Kerajaan Galuh, akan tetapi setelah beliau menikahi Puteri Raja Sunda, kemudian mertuanya menyerahkan jabatan Raja ke menantunya, maka terjadilah pada masa itu 1 Raja memiliki dua Kerajaan, dan demi keefektifan jalannya pemerintahan, ternyata kemudian Prabu Siliwangi melebur dua Kerajaan itu menjadi satu Kerajaan yang kelak dinamai Pakuan Pajajaran.
Baca Juga : Kerajaan Pakuan Pajajaran, Masa Pendirian, Kejayaan dan KeruntuhanMemahami hal tersebut ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan macan putih yang dikalahkan itu adalah Puteri Raja Sunda yang berhasil dinikahi oleh Prabu Siliwangi, sebab bermula dari pernikahan itu, ia kemudian dapat memperluas Kerajaannya. Begitulah kemungkinan fakta dari kesaktian Prabu Siliwangi, mampu menyatukan orang Sunda dalam bingkai 1` negara Sunda.
Posting Komentar untuk "Kesaktian Prabu Siliwangi Antara Mitos Dan Fakta"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.