Perang Jawa Vs Melayu pernah terjadi pada tahun 1103 Saka, peperangan besar tersebut meletus di perairan Sunda, yang mewakili bangsa Jawa dalam peperangan ini adalah Kerajaan Kediri sementara yang mewakil Bangsa Melayu dalam perang ini adalah Kerajaan Sriwijaya.
Perang Kediri Vs Sriwijaya dikabarkan dalam naskah kitab Pustaka Rājya-Rājyai Bhumi Nusāntara yang merupakan bagian dari Naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta Cirebon. Adapun sebab musabab perang serta jalannya peperangan yang tertulis dalam naskah tersebut adalah sebagai berikut:
Dimulai ketika Sri Ghandra menjadi Raja Kediri pada tahun seribu seratus tiga (1103) tahun Saka. Besar sekali keinginannya untuk memperluas Kerajaan Kediri.
Sri Gandra yang bergelar Sri Kroncayyahanda Bhuwa (na) palaka Parakrama nindita Digjayottunggadewa, kemudian bersama angkatan perang Kediri menyerang dan menaklukkan kerajaan-kerajaan yang ada di pulau-pulau di bumi Nusantara, termasuk yang ada di Pulau Jawa dan pulau-pulau sebelah timurnya.
Armada lautnya yang besar berangkat beriringan menuju keutara, ke timur, ke barat. Mereka selalu mendapat kemenangan dalam perangnya.
Tetapi kerajaan-kerajaan di pulau bagian barat semua sudah tunduk kepada kerajaan Sriwijaya.
Oleh karena itu, balatentara Kediri lalu menyerang kerajaan Sriwijaya. Demikianlah, armada laut Kediri dengan Sriwijaya berperang di tengah laut Jawa Barat.
Pada peperangan itu keduanya bertempur dengan gagah berani, tiada yang kalah. Masing-masing kembali ke negerinya. Cita-cita Sang Prabu Kediri tidak tercapai. Sedangkan kerajaan Sriwijaya tidak berani menyerang Kediri.
Dengan sendirinya Raja Sriwijaya kemudian menyuruh utusannya pergi kepada Maharaja Cina memberitahukan dan meminta bantuan Sang Maharaja Cina, karena Kerajaan Kediri ingin menyerang Kerajaan Sriwijaya. Bukankah sudah lama Kerajaan Sriwijaya bersahabat dengan Kerajaan Cina. Begitu juga Kerajaan Kediri sudah lama bersahabat dengan Kerajaan Cina.
Kemudian Maharaja Cina mengutus dutanya dengan membawa dua pucuk surat yaitu sepucuk surat untuk diberikan kepada Raja Sriwijaya, dan yang sepucuk lagi untuk diberikan kepada Raja Kediri.
Hal ini dilakukan oleh Sri Maharaja Cina supaya Kerajaan Kediri dan Kerajaan Sriwijaya segera mengakhiri perseteruan di antara mereka. Serta segera mengadakan perundingan.
Raja Kediri mempertimbangkan kembali dan mengakhiri perseteruan dengan menjalin persahabatan.
Adapun yang dijadikan tempat mengadakan perjanjian persahabatan kedua negeri ituadalah Sundapura di Bumi Jawa Barat.
Yang menjadi saksinya dari beberapa negeri yaitu utusan dari Kerajaan Cina, utusan Kerajaan Yawana, Utusan Kerajaan Syangka, utusan Kerajaan Singhala, utusan Kerajaan Campa, utusan Kerajaan Ghaudi, dan beberapa utusan kerajaan dari Bumi Bharata.
Dengan segala usaha yang sungguh-sungguh akhirnya selesailah dengan sempurna, dengan mempererat persahabatan dan saling bekerjasama di antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Kediri dalam segala hal, pada tahun seribu seratus empat (1104) Saka.
Keduanya menaati perjanjian persahabatan itu. Kemudian Kerajaan Sriwijaya sejak saat itu menguasai pulau-pulau di Bumi Nusantara sebelah barat serta Kerajaan Sang hyanghujung. Sedangkan Kerajaan Kediri semenjak itu menguasai pulau-pulau di Bumi Nusantara sebelah timur.
Di antara kekuasaan Kerajaan Sriwijaya atau kerajaan-kerajaan yang takluk kepada Kerajaan Sriwijaya adalah:
|
- Tringgano
- Rokan
- Pahang
- Kampar
- Langkasuka
- Pane
- Kalantan
- Mandahiling
- Jelutung
- Tumihang
- Semwang
- Parllak
- Tamralingga
- Barat Lwas
- Samudra
- Ghrahi
- Lamuri
- Palembang
- Batan
- Lamuri
- Lampung
- Jambi
- Barus
- Dharmasraya
- Bumi Sunda
- Kandis
- Kahwas
- Batak
- Minangkabwa
- Siyak
|
Yang dimaksud bumi Sunda yaitu daerah yang berada di sebelah barat Sungai Cimanuk, atau di sebelah timur Sungai Citarum ke sebelah barat. Adapun bagian timurnya merupakan daerah Kerajaan Kediri sampai Jawa Timur dan Mahasin dan sekitar Pulau Sumatera. Sedangkan yang termsuk kerajaan daerah atau taklukan kerajaan Kediri diantaranya yaitu:
|
- Tumapel
- Bantayan
- Medang
- Luwuk
- Hujung Ghaluh
- Makasar
- Jenggi
- Butun
- Ghurun
- Banggawi
- Tenggara
- Kunir
- Nusa Bali
- Ghaliyao
- Badahulu
- Salaya
- Lwah Ghajah
- Sumba
- Sukun di Taliwang
- Solot
- Domposapi
- Muar
- Sanghyang Api
- Wandan
- Bhim
- Ambwan
- Seran
- Maloko
- Hutan
- Kapuhas
- Lombok
- Kantingan
- Mirah
- Sampit
- Saksakani
- Kutalingga
- Laway
- Kutawaringin
- Kandangan di Landa
- Sam(b)as
- Tirem
- Sedu
- Buruneng
- Kalka
- Saludung
- Solot
- Pasir
- Tanjungpura
- Baritwa di Sawaku
- Tabalung
|
Demikianlah kekuasaan Kerajaan Kediri berada di sebelah timur Bumi Nusantara. Dengan demikian kedua kerajaan Kediri dan Sriwijaya senantiasa baik dalam persahabatannya.