Biografi Panembahan Ratu Sultan Cirebon Ke II
Panembahan Ratu merupakan gelar bagi Raja Cirebon ke II adapun nama aslinya adalah Pangeran Agung. Panembahan Ratu naik tahta pada tahun 1568 Masehi menggantikan kedudukan buyutnya Syarif Hidayatullah. Panembahan Ratu memerintah Cirebon sampai tahun 1649 Masehi, dengan demikian maka beliau memerintah Cirebon selama 86 Tahun.
Panembahan Ratu merupakan Cicit dari Syarif Hidayatullah, (Sunan Gunung Jati) yang merupakan anak Pangeran Sedang Kemuning Bin Pangeran Pasarean Bin Syarif Hidayatullah. Diangkatnya Pangeran Agung menjadi Sultan Ke II Cirebon dikarenakan pangeran yang sebelumnya digadang-gadang menjadi Sultan Pengganti Sunan Gunung Jati wafat Sebelum dinobatkan.
Tidak disebutkan berapa jumlah istri Panembahan Ratu, akan tetapi dari Istri-istrinya itu, yang menjadi permaisuri beliau adalah Ratu Mas Glampok Riris atau ratu Mas Pajang beliau merupakan Putri dari Sultan Pajang Ke I (Jaka Tingkir). Menurut Naskah Carita Purawaka Caruban Nagari pernikahan tersebut terjadi pada tahun 1571 masehi.
Menurut naskah mertasinga dari perkawinannya dengan puteri Jaka Tingkir Panembahan Ratu memperloleh enam orang anak yaitu:
Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu, Cirebon diguncang berbagai macam pemberontakan, di antaranya pemberontakan Kuningan dan Pemberontakan Nyi Ageng Dempul dari Panjunan. Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu juga Masjid Agung Keraton mengalami musibah kebakaran.
Baca Juga:Pemberontakan Nyi Ageng Dempul Pada Kesultanan Cirebon
Meskipun demikian selama memerintah Cirebon masalah-masalah tersebut dapat ditangani.
Selama 86 Tahun memerintah Cirebon di jaman Panembahan Ratu juga pernah berperang melawan kerajaan Sumedang larang, sebabnya karena selir Penembahan Ratu yang bernama Harisbaya di culik Raja Sumedang. Peristiwa peperangan ini dimenangkan Cirebon.
Baca Juga: Ratu Harisbaya Si Cantik Pemantik Perang Cirebon Vs Cirebon
Menurut naskah mertasinga Panembahan Ratu wafat ketika berumur 140 Tahun, beliau wafat pada tahun 1649 Masehi. Beliau kemudian dimakamkan di Komplek makam raja-raja Cirebon di Astana Gunung Jati.
Panembahan Ratu merupakan Cicit dari Syarif Hidayatullah, (Sunan Gunung Jati) yang merupakan anak Pangeran Sedang Kemuning Bin Pangeran Pasarean Bin Syarif Hidayatullah. Diangkatnya Pangeran Agung menjadi Sultan Ke II Cirebon dikarenakan pangeran yang sebelumnya digadang-gadang menjadi Sultan Pengganti Sunan Gunung Jati wafat Sebelum dinobatkan.
Tidak disebutkan berapa jumlah istri Panembahan Ratu, akan tetapi dari Istri-istrinya itu, yang menjadi permaisuri beliau adalah Ratu Mas Glampok Riris atau ratu Mas Pajang beliau merupakan Putri dari Sultan Pajang Ke I (Jaka Tingkir). Menurut Naskah Carita Purawaka Caruban Nagari pernikahan tersebut terjadi pada tahun 1571 masehi.
Menurut naskah mertasinga dari perkawinannya dengan puteri Jaka Tingkir Panembahan Ratu memperloleh enam orang anak yaitu:
- Pangeran Sedang Blimbing
- Pangeran Arya Kidul
- Pangeran Wiranegara
- Ratu Emas Ranamenggala
- Pangeran Sedang Gayam (Dipati Carbon II)
- Pangeran Singawani
Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu, Cirebon diguncang berbagai macam pemberontakan, di antaranya pemberontakan Kuningan dan Pemberontakan Nyi Ageng Dempul dari Panjunan. Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu juga Masjid Agung Keraton mengalami musibah kebakaran.
Baca Juga:Pemberontakan Nyi Ageng Dempul Pada Kesultanan Cirebon
Meskipun demikian selama memerintah Cirebon masalah-masalah tersebut dapat ditangani.
Selama 86 Tahun memerintah Cirebon di jaman Panembahan Ratu juga pernah berperang melawan kerajaan Sumedang larang, sebabnya karena selir Penembahan Ratu yang bernama Harisbaya di culik Raja Sumedang. Peristiwa peperangan ini dimenangkan Cirebon.
Baca Juga: Ratu Harisbaya Si Cantik Pemantik Perang Cirebon Vs Cirebon
Menurut naskah mertasinga Panembahan Ratu wafat ketika berumur 140 Tahun, beliau wafat pada tahun 1649 Masehi. Beliau kemudian dimakamkan di Komplek makam raja-raja Cirebon di Astana Gunung Jati.