Sejarah Asal-Usul Munculnya Istilah Prasmanan Dalam Penyajian Makanan
Prasmanan merupakan model penyajian makanan dengan cara meletakan makanan pada meja panjang. Dalam model penyajian makanan seperti ini biasanya penikmat makanan dibebaskan untuk mengambil sedikit atau banyaknya makanan sesuka hatinya, seperti dalam kasus Prasmanan dalam pesta Pernikahan, Prasmanan dalam jamuan di Hotel, dan lain sebagainya. Namun demikian ada juga Prasmanan yang dibatasi semacam Prasmanan dalam Penjara, dan lain sebagainya.
Hidangan Makanan Ala Prasmanan |
Di Cirebon sendiri model penyajian makanan dalam bentuk Prasmanan sudah mengakar ditengah-tengah masyarakat, terbukti dari model penyajian penjualan makanan khas Cirebon yaitu Nasi Jamblang yang disajikan dalam bentuk Prasmanan. Begitupun dengan Warung-Warung Cirebon yang menjual nasi dan lauk pauknya, disajikan juga dalam bentuk Prasmanan. Pada perkembangannya Prasmanan sudah menjadi ciri khas orang Cirebon dalam menyajikan makanan.
Baca Juga: Sejarah Kemunculan Nasi (Sega) Jamblang
Nama Prasmanan digunakan untuk menamai model penyajian makanan berkaitan erat dengan peristiwa kebiadaban orang-orang Prancis ketika mereka menjajah pulau Jawa. Karena sebagaimana diketahui bahwa pada 1799 VOC Belanda bangkrut karena Pemberontakan dan Korupsi, kemudian setelah itu wilayah kekuasaan VOC Belanda di Nusantara termasuk Jawa diambil alih oleh Pemerintah Belanda.
Pada tahun 1792-1797 di Eropa berkecamuk perang besar, yaitu perang antara Prancis melawan pasukan Sekutu, Prancis dalam perang ini tampil menjadi pemenang, perang di Eropa ini dikenal dalam sejarah dengan nama perang Koalisi I, waktu itu Perancis mengalahkan pasukan Koalisi Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Sardini, dan Belanda. Atas kemenangan tersebut kemudian Prancis menguasai daerah-daerah di Eropa salah satunya Belanda, sementara itu ketika Belanda dikuasai Prancis, Raja Belanda yang waktu itu dijabat oleh Raja Williem kemudian melarikan diri dan meminta perlindungan Kerajaan Inggris.
Setelah kemenangan dalam perang koalisi I itu, maka resmilah Belanda menjadi jajahan Perancis, bukan hanya dalam negeri Belanda saja, wiayah Jajahan Belanda di Seluruh dunia, termasuk Pulau Jawa pada waktu itu resmi menjadi wilayah jajahan Perancis. Dalam masa inilah Prancis menugaskan Herman Willem Deandles untuk menjadi Gubernur di Hindia Belanda yang berpusat di Pulau Jawa.
Louis Bonaparte (Kaisar Prancis) mengutus Herman Willem Daendels sebagai Gubernur di Hindia Belanda pada tahun 1808, pada masa inilah kebiadaban penjajahan Prancis dimulai. Pada masa ini Daendels melakukan kerja paksa pembuatan jalan terpanjang di Hindia Belanda, yaitu sebuah jalan raya yang dibangun mulai ujung barat Pulau Jawa (Anyer) sampai dengan ujung timur Pulau Jawa (Panarukan). Pembangunan jalan ini kebetulan melewati Cirebon.
Orang-orang Perancis yang waktu itu menjajah Jawa ini rupanya memiliki gaya yang berbeda, dibandingkan dengan orang Belanda, terutama soal penyajian makanan untuk para pekerja Paksa pembuatan Jalan. Yaitu dengan cara menyajikan makanan dengan cara diletakan di atas menja panjang. Sementara para pekerja paksa kemudian antri berbaris untuk mendapatkan makanan yang mereka ingini. Model penyajian makanan seperti inilah kemudian yang disebut orang Cirebon sebagai makan Prasmanan.
Prasmanan, sendiri berasal dari kata Prasman yang berarti orang Perancis, begitulah orang Cirebon dahulu menyebut orang Perancis dengan sebutan Prasman. Prasman sendiri dipercaya berasal dari bahasa Belanda “France Man” yang berarti orang Perancis, namun karena orang Cirebon kesulitan menyebutkan kata-kata itu, maka yang keluar dari mulut orang Cirebon “Prasman”. Kosa kata Prasman dikenal oleh orang Cirebon semenjak Cirebon dijajah orang Perancis, hal tersebut terbukti dari adanya kosa kata Prasman dalam naskah-naskah klasik Cirebon, salah satunya Naskah Mertasinga. Berikut ini adalah petikan Naskah Mertasinga yang mengandung kosa kata “Prasman”.
Alih Bahasa Naskah Mertasinga"Prasman" |
Sementara itu akhiran “nan” dalam bahasa Cirebon yang menyertai kata Prasman “Prasmanan” mempunyai maksud “Kegiatan” seperti pada kata “Demenan” yang bermaksud “Kegiatan Pacaran” mulanya berasal dari kata “Demen” yang berarti cinta, ketika diberi kahiran nan “Demenan” maka maknanya menjadi Bercinta (Kegiatan Pacaran). Oleh karena itu Prasmanan dalam tinjauan bahasa Cirebon bermaksud “gaya kegiatan orang prancis”, adapun secara istiahnya bermaksud "Gaya atau Kegiatan orang prancis dalam menyajikan makanan".