Peninggalan Kerajaan Cirebon Yang Masih Terawat
Sebagai salah satu Kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia, Cirebon mewariskan peninggalan-peninggalan masa lalu, dan sukurnya peninggalan-peninggalan tersebut kebanyakan masih bisa dinikmati hingga kini. Peninggalan Kerajaan Cirebon kini tersebar diberbagai Desa atau kelurahan dalam wilayah Kota/Kab Cirebon maupun di luar Kota Cirebon. Adapun peninggalan-peninggalan kerajaan Cirebon yang masih terawat dan dapat dijumpai hingga kini adalah sebagai berikut:
1. Istana
Cirebon memiliki empat Istana Kerajaan, yaitu Istana Pakungwati atau yang mempunyai nama lain Istana Kasepuhan, Istana Kanoman, Istana Keprabonan dan Istana Kacirbonan. Keempat-empatnya merupakan peninggalan Kerajaan Cirebon dan pecahannya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
- Istana Pakungwati/Istana Kasepuhan
Istana Kasepuhan adalah Istana Kerajaan Cirebon terawal, Istana ini dibangun pada tahun 1482 Masehi, meskipun demikian ada bagian-bagian tertentu dalam istana ini yang dibangun setelah tahun itu, Istana ini juga diskenal dengan nama Istana Pakungwati, Pakungwati sendiri adalah merupakan nama dari Istri pertama Syarif Hidayatullah, Raja Cirebon pertama.
Istana Kasepuhan dibangun oleh Aristek Majapahit yang bernama Raden Sepat maka tidaklah mengeharankan jika Istana ini bentuknya sama précis dengan struktur model Istana Majapahit, total kelseuruhan Istana Kasepuhan ini terbilang luas yaitu sekitar 20 hektar, didalam Istana ini terdapat tempat tinggal Raja, Pintu Gerbang atau Gapura, tempat tunggu tamu kerajaan (Siti Hinggil), sampai pada hutan dalam dalam Istana, untuk pengamanan istana ini dibangun pula tembok tinggi yang mengeliling Istana, diperkirakan tembok yang mengelilingi Istana Cirebon ini pada mulanya memiliki tinggi 10-15 meter.
Baca : 2 Alasan Cirebon Layak Disebut Pewaris Arsitektur Majapahit
Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Istana Istana Pakungwati/Istana Kasepuhan Cirebon:
Singghasana Raja Di Keraton Kasepuhan |
Pintu Gerbang Istana |
Pintu Gerbang Siti Hinggil |
Tembok Batas/Benteng Istana |
- Istana Kanoman
Istana Kanoman adalah Istana kedua yang ada di Cirebon, Istana ini dibangun pada tahun 1678, pembangunan Istana ini diakibatkan oleh perpecahan kerajaan Cirebon, sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 1677-1678 Kerajaan Cirebon terpecah menjadi dua kerajaan, Kerajaan Induk dengan waris istana lama (Istana Pakung Wati), sementara kerajaan Cirebon yang baru kemudian membuat istana sendiri, istana baru itulah kemudian yang belakangan dikenal dengan sebutan Istana atau Keraton Kanoman. Luas Istana ini kurang lebih 6 Hektar. Didalamnya terdapat tempat tinggal Raja, Pintu dan Pintu Gerbang Kerajaan. Gaya bangunan keratin ini mengikuti perpaduan gaya bangunan Jawa dan Eropa, dengan ciri khas tembok batu bercat putih, selain itu ada juga sedikit unsur pernak-pernik Cinanya.
Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Istana Kanoman Cirebon:
Shinggasana Raja di Istana Kanoman |
Pintu Gerbang Istana |
Pintu Gerbang Istana |
- Istana Keprabonan
Istana Keprabonan adalah Istana ke III yang berada di Cirebon, dibangun pada tahun 1696, dibangun oleh Putera Mahkota Sultan Kanoman I, ia menyerahan tahta kerajaan ke adiknya, karena ia lebih suka untuk memperdalam agama dan menjadi pemuka agama, beliau kemudian membangun sebuah isatana yang dikenal dengan Istana Keprabonan, Istana ini adalah istana yang paling kecil dari Istana-istana yangt ada di Kerajaan Cirebon, karena memang istana ini pada mulanya didedikasikan sebagai tempat belajar keagamaan.Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Istana Kaprabonan Cirebon:
Istana Kaprabonan Cirebon |
- Istana Kacirebonan
Istana Kacirbonan adalah istana ke tiga warisan Kerajaan Cirebon, Istana ini dibangun pada tahun 1800, pembangunan Istana ini disebabkan oleh terpecahnya Kerajaan Cirebon yang semula dua kerajaan (Kasepuhan dan Kanoman) menjadi tiga kerajaan, Kerajaan Cirebon yang didirikan tahun 1800 itu dinamakan Kerajaan Kacirebonan, maka Istananyapun kemudian disebut juga dengan Istana Kacirebonan. Istana ini secara keseluruhan memiliki luas 46.500 meter persegi, didalamnya terdapat tempat tinggal raja, mushala dan pintu gerbang. Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Istana Kacirebonan Cirebon :
Shinggasana Raja Di Istana Kacirebonan |
Shinggasana Raja Tampak Dari Jauh |
Pintu Gerbang Istana |
2. Tempat Ibadah
- Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah Masjid Kerajaan Cirebon yang didirkan pada tahun 1482 hampir bersamaan dengan pendirian Istana Pakungwati, arsiteknya Sunan Kalijaga dan Raden Sepat dari Majapahit, Dizamannya Masjid ini merupakan Masjid terbesar dipulau Jawa, mengalahkan Masjid Agung Demak. Karena masjid ini diarsiteki oleh Sunan Kalijaga maka model arsitekturnya tidak terlampau jauh dengan Masjid Agung Demak, hanya saja masjid ini tidak memiliki kubah kerucut sebagamana lazimnya Masjid-masjid di Jawa yang diarsiteki Sunan Kalijaga.
Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Masjid Agung Sang Cipta Rasa:
Tampak Dari Jauh |
Tampak Dari Dekat |
- Masjid Merah Panjunan
Masjid Panjunan adalah Masjid terawal sebelum didirikannya Masjid Agung Sang Ciptarasa, Masjid ini didirikan oleh Syarif Abdurahman transmigran dari Irak (Bagdad) yang kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati, Masjid ini didirikan dengan menggunakan Arsitektur lokal, bangunannya menyerupai bangunan Istana maupun Masjid Agung Kesultanan Cirebon. Berikut ini adalah gambar-gambar kondisi Masjid merah Panjunan:
Masjid Merah Panjunan Dari Luar |
3. Pelabuhan
Sebagai sebuah Kerajaan Pesisir sudah barang tentu Kerajaan Cirebon memiliki pelabuhan Kerajaan, Pelabuhan Kerajaaan Cirebon bernama pelabuhan Muara Jati, pelabuhan ini sebenarnya telah ada sebelum Kerajaan Cirebon berdiri. Kondisi pelabuhan Muara Jati sekarang sudah berubah dari bangunan asalnya, mengingat pelabuhan ini hingga sekarang masih berfungsi sebagai pelabuhan di Cirebon.
4. Taman
Pada tahun 1690-1703 Pangeran Arya Carbon berhasil mendirikan suatu taman air, yang dikelilingi hutan rindang, taman ini merupakan taman kerajaan terbesar dijamanya di Indonesia, taman ini juga nantinya yang menjadi inspirasi Kesultanan Yogyakarta untuk membuat tamansari. Berikut ini adalah gambar kondisi taman Sunyaragi Cirebon.
Taman Air Sunyaragi |
5. Naskah
Ada beberapa Naskah peninggalan Kerajaan Cirebon, jumlahnya ratusan atau bahkan ribuan, akan tetapi naskah-naskah Cirebon yang paling terkenal dan sudah menjadi referensi para sejarawan Cirebon adalah adalah sebagai berikut:
6. Makam
Di Cirebon, ada banyak makam yang didirikan oleh pemerintah Kerajaan Cirebon, makam-makam ini adalah tempat dimana para Raja atau bangsawan dari Kerajaan Cirebon, makam-makam tersebut diantaranya adalah Makam Gunung Jati yang merupakan tempat pemakaman raja-raja Cirebon dan pejabat penting Kerajaan Cirebon. Selain itu juga ada juga para pembesar Cirebon yang dimakamkan ditempat lain, seperti di Komplek Pemakaman Trusmi, Plangon, Komplek Pemakaman Buyut Tambi dan lain sebagainya.
Makam Raja-Raja Cirebon Di Gunung Jati |
Makam Pembesar Cirebon Di Pelangon |
Makam Pembesar Cirebon Di Trusmi |
Makam Pembesar Cirebon Di Tambi-Indramayu |
Batok Kelapa Janggi adalah peninggalan Pangeran Cakrabuana salah satu pendiri Cirebon, Kelapa Jangi ini berasal dari Buah Coco de More yang tumbuh di Afrika. Buah ini dibawa Pangeran Cakrabuana ketika beliau melaksanakan ibdah haji di tanah uci sekitar tahun 1430. Batok kelapa jangi sekarang tersimpan di musium Keraton Kasepuhan Cirebon.
Batok Kelapa Janggi/Coco de Mare Di Musium Kasepuhan Cirebon |
8. Kreta Paksi Naga Liman
Kreta Paksi Naga Liman adalah Kreta yang diperuntukan untuk tunggangan para Raja di Cirebon, Kereta Paksi Naga Liman merupakan salah satu Kreta Kebesaran Raja. Kreta ini dibuat sejak Raja Pertama Cirebon yaitu pada abad ke 14 Masehi. Meskipun demikian kreta ini kemudian dibuatkan replikanya, mengingat Kreta yang aslinya sudah semakin rapuh karena termakan usia. Berikut ini rupa dari Kereta Paksi Naga Liman yang tersimpan dalam musium keraton:
Kereta Paksi Naga Liman |
9. Kreta Jempana
Jika Kereta Paksi Naga Liman merupakan Kereta kebesaran Raja-Raja Cirebon, maka Kereta Jempana merupakan pasangannya, yaitu kereta para permaisuri Raja. Kereta ini juga menurut tradisi Cirebon sama tuanya dengan Kreta Paksi Naga Liman, sebab pada umunya, abila Raja keluar Istana dengan menunggangi kereta Paksi Nagaliman maka sudah tentu ditemani Permaisurinya yang duduk di atas Kreta Jempana. Secara tampilan Kreta Jempana memang sangat sederhana, Kreta yang terbuat dari kayu dengan ukiran mega mendung. Berikut ini adalah penampakan Kreta Jempana yang tersimpan dalam musium Keraton Cirebon:
Kereta Jempana |
Kramik Cengho atau kramik Cina adalah peninggalan berupa piring dan mangkok berupa kramik yang kini tersimpan di musium.
Menurut kisahnya kramik-kramik tersebut merupakan hadiah dari Cengho ketika ia dan pasukannya singgah di Cirebon sebelum meneruskan perjalanannya ke Majapahit.