Daftar Pelabuhan Kerajaan Sunda Dalam Catatan Orang Asing
Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pakuan Pajajaran pada awal Abad ke 16 pernah kedatangan orang asing dari Eropa, yang kemudian melukiskan kondisi pelabuhan-pelabuhan yang dimiliki oleh kerajaan Sunda. Orang asing tersebut adalah Barros dan Tome Pires, Keduanya merupakan orang eropa berkebangsaan Portugis.
Ilustrasi Kondisi Pelabuhan Di Kerajaan Sunda |
Menurut Barros Kerajaan Sunda mempunyai enam pelabuhan yaitu Chiamo, Xacatra atau Caravam, Tangaram, Cheguide, Pondang, dan Bantam[1].
Sementara menurut Tome Pires juga memberitakan bahwa Çumda mempunyai enam pelabuhan yaitu Bantam, Pomdam, Cheguide, Tamgaram, Calapa, dan Chemano[2].
Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa antara Barros dan Pires sama-sama menyebutkan adanya enam pelabuhan. Barros menyebutkannya dari arah timur ke barat, sebaliknya Pires menyebutnya dari barat ke timur. Perbedaan yang ada selain ucapannya ialah bahwa Calapa yang disebut Pires, oleh Barros disebutnya Xacatra atau Caravam.
Tome Pires (Cortesão, 1967: 170-173) juga memberikan gambaran keadaan masing-masing pelabuhan tersebut yaitu:
Bantam merupakan pelabuhan besar terletak di tepi sungai. Dari pelabuhan ini perdagangan berlangsung hingga Sumatra dan Kepulauan Maladewa. Barang-barang yang diperdagangkan antara lain beras dan lada. Pomdam juga merupakan pelabuhan yang baik. Berada pada muara sungai. Kapal besar (junk) dapat berlabuh di sini. Barang dagangan berupa bahan makanan terutama beras dan lada.
Cheguide merupakan pelabuhan bagus yang bisa didarati kapal besar. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang ke Jawa dari Pariaman, Andalas, Tulangbawang, Sekampung dan tempat-tempat lain. Barang-barang dagangan berupa beras, buah-buahan, lada, dan bahan makanan. Tamgaram juga merupakan pelabuhan dan kota dagang yang bagus. Barang dagangan sebagaimana pelabuhan yang lain.
Calapa merupakan bandar yang paling bagus. Pelabuhan ini sangat penting dan terbagus di antara yang lain. Jalinan perdagangannya sangat luas yaitu hingga Sumatra, Palembang, Laue, Tamjompura, Malaca, Makasar, Jawa dan Madura, serta beberapa tempat lain.
Chemano merupakan pelabuhan yang cukup ramai meskipun kapal besar tidak dapat berlabuh di sini. Di kota ini sudah banyak warga muslim. Perdagangan yang dijalin hingga seluruh Jawa.
Begitulah mengenai gambaran kondisi pelabuhan-pelabuhan yang dimiliki oleh kerajaan Sunda pada awal Abad ke 16. Pelabuhan-pelabuhan tersebut diatas ada yang hingga kini masih berfungsi sebagai pelabuhan ada juga yang sudah tidak berfungsi.
Daftar Pustaka
[1] Djajadiningrat, 1983. Tinjauan Kritis Tentang Sajarah Banten. Penerbit Djambatan, KITLV.Jakarta
[2] Cortesão, 1967The Suma Oriental of Tomé Pires. Nendelnd iechtenstein: Kraus Reprin Limited.