Sejarah Lebaran Pertama Dalam Islam
Lebaran atau yang dalam bahasa resminya disebut I’dul Fitri (عيد الفطر) adalah salah satu hari raya dalam Islam yang pelaksanaanya dilakukan tepat pada tangal 1 Syawal, atau selepas habisnya bulan Ramadhan. Secara bahasa I’dul Fitri sendiri bermaksud “Kembali Ke Fitrah” atau kembali seperti semula/suci, biarpun demikian ada juga yang berpendapat bahwa I’dul Fitri itu bermakna “Kembali Sarapan Pagi” maksudnya tidak berpuasa lagi sebagaimana dalam bulan Ramadhan, ditandai dengan bolehnya sarapan pagi kembali. Menurut pendapat ini Fitri itu akar katanya sama dengan kata Futur (فطور) yang mana kata Futur ini mempunyai maksud “Sarapan”.
Dalam sejarah Islam, lebaran pertama dilaksanakan selepas peristiwa perang badar, yaitu suatu perang pertama dalam Islam antara orang-orang Islam Vs Kafir Qurays yang di gelar disebuah tempat yang bernama badar. Peristiwa itu terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah.
Meskipun dalam perang Badar orang-orang Islam berhasil mengalahkan musuh akan tetapi pada kenyataannya membuat orang-orang Islam yang ikut dalam peperangan itu menderita luka-luka dari mulai hanya sekedar bengep, sampai pada luka parah. Sehingga memerlukan perawatan yang serius untuk menanggulangi luka-luka itu, apalagi pada abad ke 7 Masehi tentu teknik pengobatan belum secanggih jaman sekarang.
Jarak antara Badar dan Madinah itu adalah 80 Mil atau setara dengan 128, 8 Kilometer. Kira-kira seperti jarak Jakarta-Indramayu atau Subang. Oleh karena itu setelah kemenangan kaum muslimin dalam perang badar pada 17 Ramadhan, mereka bertolak dari badar ke Madinah memerlukan waktu yang lama, karena memang perjalanan rombongan biasanya lambat.
Perjalanan pulang dari medan perang itu masih menyimpan luka, diperjalanan mereka merawat luka-lukanya hanya dengan ala kadarnya, sehingga tidak jarang luka-luka tersebut malah menjadi parah karena tidak diurus dengan penanganan yang tepat, ditambah lagi pada waktu itu kaum muslimin juga sedang melaksanakan kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan.
Kaum muslimin dikisahkan sampai ke Madinah hanya beberapa hari sebelum 1 Syawal saja, oleh karena itu mereka sebenarnya belum terlalu pulih dari luka-luka perang, bahkan Nabi sendiri masih dalam kondisi kelelahan.
Pada saat tibanyanya 1 Syawal nabi kemudian mengumumkan pelaksanaan hari Raya, Nabi kemudian keluar dari Masjid dan mengajak para sahabat dan rakyatnya untuk Shalat berjamah di sebuah lapangan terbuka, pada waktu itu nabi dikisahkan masih dalam kondisi amat kelahan, bahkan ada suatu riwayat yang menyatakan ketika khutbah Shlat I’dul Fiti berlangsung Nabi bersandar pada bahunya Sahabat Bilal.
Begitlah awal mula sejarah Lebaran atau I’dul Fitri dalam Islam, kemenangan yang dirayakan dalam kondisi kepayahan dan kelelahan. Meskipun demikian pelaksanaan hari Raya pertama dalam Islam itu dilakukan dengan persaan suka cita yang mendalam, karena perayaan itu didahului peristiwa kemenangan dalam perang badar. Hari raya pertama itu tepat dilaksanakan pada 1 Syawal tahun 2 hiriyah atau bertepatan dengan April tahun 624 Masehi.
Suasana Lebaran di Indonesia |
Meskipun dalam perang Badar orang-orang Islam berhasil mengalahkan musuh akan tetapi pada kenyataannya membuat orang-orang Islam yang ikut dalam peperangan itu menderita luka-luka dari mulai hanya sekedar bengep, sampai pada luka parah. Sehingga memerlukan perawatan yang serius untuk menanggulangi luka-luka itu, apalagi pada abad ke 7 Masehi tentu teknik pengobatan belum secanggih jaman sekarang.
Jarak antara Badar dan Madinah itu adalah 80 Mil atau setara dengan 128, 8 Kilometer. Kira-kira seperti jarak Jakarta-Indramayu atau Subang. Oleh karena itu setelah kemenangan kaum muslimin dalam perang badar pada 17 Ramadhan, mereka bertolak dari badar ke Madinah memerlukan waktu yang lama, karena memang perjalanan rombongan biasanya lambat.
Perjalanan pulang dari medan perang itu masih menyimpan luka, diperjalanan mereka merawat luka-lukanya hanya dengan ala kadarnya, sehingga tidak jarang luka-luka tersebut malah menjadi parah karena tidak diurus dengan penanganan yang tepat, ditambah lagi pada waktu itu kaum muslimin juga sedang melaksanakan kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan.
Kaum muslimin dikisahkan sampai ke Madinah hanya beberapa hari sebelum 1 Syawal saja, oleh karena itu mereka sebenarnya belum terlalu pulih dari luka-luka perang, bahkan Nabi sendiri masih dalam kondisi kelelahan.
Pada saat tibanyanya 1 Syawal nabi kemudian mengumumkan pelaksanaan hari Raya, Nabi kemudian keluar dari Masjid dan mengajak para sahabat dan rakyatnya untuk Shalat berjamah di sebuah lapangan terbuka, pada waktu itu nabi dikisahkan masih dalam kondisi amat kelahan, bahkan ada suatu riwayat yang menyatakan ketika khutbah Shlat I’dul Fiti berlangsung Nabi bersandar pada bahunya Sahabat Bilal.
Begitlah awal mula sejarah Lebaran atau I’dul Fitri dalam Islam, kemenangan yang dirayakan dalam kondisi kepayahan dan kelelahan. Meskipun demikian pelaksanaan hari Raya pertama dalam Islam itu dilakukan dengan persaan suka cita yang mendalam, karena perayaan itu didahului peristiwa kemenangan dalam perang badar. Hari raya pertama itu tepat dilaksanakan pada 1 Syawal tahun 2 hiriyah atau bertepatan dengan April tahun 624 Masehi.
Posting Komentar untuk "Sejarah Lebaran Pertama Dalam Islam"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.