Tujuan Pondok Pesantren
Sebagaimana diketahui pendok pesantren merupakan bagian dari lembaga pendidikan Islam yang keberadaanya sudah diakui di Indonesia, bahkan bukan itu saja Pondok Pesantren bahkan menjadi salah satu model atau jenis pendidikan tertua di Indonesia yang hingga kini masih bertahan.
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk dapat mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan ini diperintahkan oleh tujuan- tujuan akhir yang pada esensinya ditentukan oleh masayarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi yang meliputi integritas jasmaniah, intelektual, emosional, dan etis individu kedalam diri manusia sempurna (Ihsan, 2007:59).
Karena tujuan pendidikan esesnsinya ditentukan oleh masayarakat, maka setiap lembaga pendidikan atau tiap-tiap Negara dalam merumuskan tujuan pendidikan ditempat atau dinegaranya berbeda-beda pula.
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 menyebutkan : “ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Sementara itu tujuan pendidikan dalam Islam, ditinjau dari segi historis memiliki dinamika seirama dengan kepentingan dan perkembangan masayarakat masayarakat dimana pendidikan itu dilaksanakan. Contoh sederhana bahwa pendidikan Islam masa Nabi Muhammad SAW berbeda jauh dengan pendidikan Islam pada masa moderen sekarang ini. Perkembangan inilah yang menyebabkan tujuan pendidikan Islam secara khusus mengalami dinamika seirama dengan perkembangan zaman, namun tanpa melepaskan diri dari nilai-nilai Ilahiyah dan tujuan umumnya, yaitu sebagai ibadat.
Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwa oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.
Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Dalam aspek ini setidaknya ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu ;(1) mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dimuka bumi. (2) mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik. (3) mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat (Muzayin, 2005: 20).
Berdasarkan batasan diatas, para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya al-Syaibany mengemukakan bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat (Muhammad, 1979: 410).
Pendekatan tujuan ini memiliki makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak” Tuhan sesuai dengan syari’at Islam, serta mengisi tugas kehidupannya di dunia dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikannya.
Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam menurut al-Quran meliputi; (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara makhluk Allah lainnya dan tanggungjawabnya dalam kehidupan ini. (2) menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. (3) menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta. (4) menjelaskan hubungannya dengan Khaliq sebagai pencipta alam semesta (Athiyah,1984: 4).
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi (1984:4), menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: (1) membentuk akhlak mulia (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya (4) menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.
Berdasarkan rumusan di atas dapat dipahami, bahwa pendidikan Islam, termasuk didalamnya pesantren merupakan proses membimbing dan membina fitrah pserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik ssebagai muslim paripurna (insan kamil). Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat.
Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk dapat mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan ini diperintahkan oleh tujuan- tujuan akhir yang pada esensinya ditentukan oleh masayarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi yang meliputi integritas jasmaniah, intelektual, emosional, dan etis individu kedalam diri manusia sempurna (Ihsan, 2007:59).
Karena tujuan pendidikan esesnsinya ditentukan oleh masayarakat, maka setiap lembaga pendidikan atau tiap-tiap Negara dalam merumuskan tujuan pendidikan ditempat atau dinegaranya berbeda-beda pula.
Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 menyebutkan : “ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Sementara itu tujuan pendidikan dalam Islam, ditinjau dari segi historis memiliki dinamika seirama dengan kepentingan dan perkembangan masayarakat masayarakat dimana pendidikan itu dilaksanakan. Contoh sederhana bahwa pendidikan Islam masa Nabi Muhammad SAW berbeda jauh dengan pendidikan Islam pada masa moderen sekarang ini. Perkembangan inilah yang menyebabkan tujuan pendidikan Islam secara khusus mengalami dinamika seirama dengan perkembangan zaman, namun tanpa melepaskan diri dari nilai-nilai Ilahiyah dan tujuan umumnya, yaitu sebagai ibadat.
Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai prilaku manusia yang didasari atau dijiwa oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.
Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun horizontal.
- Sifat-sifat dasar manusia.
- Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
- Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Dalam aspek ini setidaknya ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu ;(1) mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dimuka bumi. (2) mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik. (3) mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat (Muzayin, 2005: 20).
Berdasarkan batasan diatas, para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya al-Syaibany mengemukakan bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat (Muhammad, 1979: 410).
Pendekatan tujuan ini memiliki makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak” Tuhan sesuai dengan syari’at Islam, serta mengisi tugas kehidupannya di dunia dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikannya.
Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam menurut al-Quran meliputi; (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia diantara makhluk Allah lainnya dan tanggungjawabnya dalam kehidupan ini. (2) menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. (3) menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta. (4) menjelaskan hubungannya dengan Khaliq sebagai pencipta alam semesta (Athiyah,1984: 4).
Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi (1984:4), menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: (1) membentuk akhlak mulia (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya (4) menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.
Berdasarkan rumusan di atas dapat dipahami, bahwa pendidikan Islam, termasuk didalamnya pesantren merupakan proses membimbing dan membina fitrah pserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik ssebagai muslim paripurna (insan kamil). Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat.
Posting Komentar untuk "Tujuan Pondok Pesantren"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.