Riwayat Sultan Iskandar Muda Lahir Hingga Menjadi Raja Aceh Ternama
Iskandar Muda adalah Sultan Aceh yang paling ternama, sebab ketika beliau memerintah (1607-1636), Aceh berada pada puncak kegemilangannya. Kepopuleran Sultan Iskandar ini dikisahkan dari beberapa kabar, baik kabar dalam negeri (naskah/berita dari Aceh) maupun kabar dari luar negeri (naskah/berita dari luar Aceh).
Diantara kabar atau naskah Aceh yang membahas mengenai riwayat hidup Sultan Iskandar Muda adalah Hikayat Aceh, dalam naskah ini dikisahkan mengenai Sultan Iskandar Muda semenjak ia dilahirkan hingga menjadi Raja.
Hikayat Aceh sendiri sebenarnya terdiri dari berberapa Naskah diantaranya naskah yang terdapat di Perpustakaan Universitas Leiden, yang berkode (1) Cod.Or. 1954 dan (2) Cod.Or. 1983, serta terdapat pula di Perpustakaan Nasional, Jakarta, dengan kode Bat. Gen. 421.
Naskah "Hikayat Aceh" sudah disunting oleh Iskandar (1958) dalam disertasinya berjudul De Hikayat Atjeh. "Hikayat Aceh" dikarang pada zaman Sultan Iskandar Muda. Dari 216 halaman teks terbitan Iskandar, 35 halaman teks merupakan riwayat raja-raja sebelum Sultan Iskandar Muda, 17 halaman tentang perkawinan ayah Baginda, 163 halaman tentang masa muda Baginda. Liaw Yock Fang (1993:115—119) membicarakan serta menyajikan ringkasan isi cerita "Hikayat Aceh" ini berdasarkan suntingan teks Iskandar (1958).
Adapun ringkasan riwayat Iskandar Muda dari masa kelahiran hingga ia menjadi Raja sebagaimana yang tertulis dalam hikayat Aceh itu adalah sebagai berikut;
Sewaktu Iskandar tujuh bulan dalam kandungan, ibunya bermimpi bertutup sanggulkan bulan dan bersandang bintang terkarang. Sewaktu sembilan bulan dalam kandungan, ibunya bermimpi cahaya sebagai bunga karang yang dipertajukan.
Sewaktu antara tidur dan jaga terlihat oleh ibuaya seperti bulan purnama, cahayanya menyelubungi tubuhnya, limpah cahaya dari kelambu memenuhi seluruh istana. Hal itu diceritakan pada kakek Iskandar Muda yang meramalkan akan lahir raja yang amat besar. Ketika Iskandar Muda lahir, terjadilah halilintar, kilat, guruh, bumi bergerak, hujan rintik-rintik, angin topan serta gelap gulita.
Diceritakan pada masa bayi Iskandar Muda hingga bisa berlari-Iari. Pada umur tiga tahun dia diberi nama Raja Zainal Silan, kemudian diberi pula nama Raja Munawar Syah. Dari tahun ke tahun diriwayatkan tentang putera ini hingga meningkat dewasa. Pada umur empat tahun ditempa gajah emas dan kuda emas untuk permainan. Tampak kecerdikan Iskandar karena dia melihat sesudah disuapi makanan, gajah itu tidak membuang air.
Pada umur lima tahun dia diberi permainan anak gajah. Kelihatan kecerdikannya ketika dia bermain-main dengan banyak gajah dan gajah kesayangannya Raksyasya dan Dang Ambar Kasturi. Adapun Gembala dan Ambang Kasturi yang bernama si Bulbul sangat bijak melatih gajah dalam hutan pisang dan bermain-main berburu gajah.
Pada umur delapan tahun dia bermain perang melawan orang Portugis dengan memakai perahu Pada umur sembilaan tahun ia bermain-main perang darat dengan memakai gajah melawan orang Portugis.
Ketika berumur 10 tahun datang utusan Portugis, Dong Dawis dan Dong Tumis, membawa kuda Portugal. Iskandar mengalahkan penghulu kuda Portugis dalam menunggang kuda.
Ketika dia berumur sebelas tahun Syarif al-Muluk bermimpi bahwa datanglah kerbau kepada Iskandar mengucapkan dzikir dan menari-nari. Hal itu diceritakan pada Syaikh Ibrahim yang berkata dalam bahasa Arab, yang artinya sebagai berikut.
Pada umur tiga belas tahun Iskandar belajar mengaji Quran pada Fakih Raja Malikul-Adil. Segala pendeta dan syarif takjub melihat Iskandar dalam beberapa bulan sudah alim. Dia juga disuruh belajar ilmu pendekar. Dalam waktu lima hari dia sudah pandai dan mengalahkan gurunya.
Ketika berumur empat belas tahun Iskandar Muda termasyhur di negeri sebelah timur ini. Dia belajar menjerat gajah. Pada kesempatan itu dia menikam seekor harimau. Dua orang utusan Syahr Nawi (Siam) melihat Iskandar Muda bermain gajah. Mereka kembali ke Siam bersama tiga orang utusan Aceh dan menceritakan pada Raja Siam perihal Iskandar di depan Raja Kamboja, Raja Ciengmai, Raja Lancang, Raja Paslula: utusan Cina dan utusan Campa.
Kemegahan Iskandar Muda di barat berlaku pada masa pemerintahannya. Sultan Muhammad Negeri Rum (kekhalifahan Turki Ustmani) sakit kepala dan sejuk segala anggota badannya dingin. Hakim dan tabib mengusulkan obatnya minyak kapur barus dan minyak tanah yang hanya dapat diperoleh di Aceh. Dua orang Celebi diantar melalui Yaman dan Mokha ke Aceh dan mereka sampai dengan kapal Yakut Istambul. Sesudah mengalahkan Deli mereka kembali.
Demikianlah kisah Iskandar muda masa kelahiran hingga menjadi Raja, dalam hikayat di atas dapatlah dipahami bahwa masa muda Iskandar Muda penuh dengan kehebtan, sementara ketika ia menjadi Raja namanya terkenal hingga negeri Rum atau Kekhalifahan Turki Usmani.
Meskipun demikiian Sultan ini juga dikenal sebagai Sultan yang pernah berpolemik dengan beberapa wanita cantik dalam masa kekuasaanya, bahkan sang Sultan tidak segan-segan memaksa sang gadis untuk menampung Cintanya.
Baca Juga: Iskandar Muda Sultan Aceh yang Berpolemik dengan Wanita Cantik
Diantara kabar atau naskah Aceh yang membahas mengenai riwayat hidup Sultan Iskandar Muda adalah Hikayat Aceh, dalam naskah ini dikisahkan mengenai Sultan Iskandar Muda semenjak ia dilahirkan hingga menjadi Raja.
Hikayat Aceh sendiri sebenarnya terdiri dari berberapa Naskah diantaranya naskah yang terdapat di Perpustakaan Universitas Leiden, yang berkode (1) Cod.Or. 1954 dan (2) Cod.Or. 1983, serta terdapat pula di Perpustakaan Nasional, Jakarta, dengan kode Bat. Gen. 421.
Naskah "Hikayat Aceh" sudah disunting oleh Iskandar (1958) dalam disertasinya berjudul De Hikayat Atjeh. "Hikayat Aceh" dikarang pada zaman Sultan Iskandar Muda. Dari 216 halaman teks terbitan Iskandar, 35 halaman teks merupakan riwayat raja-raja sebelum Sultan Iskandar Muda, 17 halaman tentang perkawinan ayah Baginda, 163 halaman tentang masa muda Baginda. Liaw Yock Fang (1993:115—119) membicarakan serta menyajikan ringkasan isi cerita "Hikayat Aceh" ini berdasarkan suntingan teks Iskandar (1958).
Ilustrasi Potret Sultan Iskandar Muda |
Sewaktu Iskandar tujuh bulan dalam kandungan, ibunya bermimpi bertutup sanggulkan bulan dan bersandang bintang terkarang. Sewaktu sembilan bulan dalam kandungan, ibunya bermimpi cahaya sebagai bunga karang yang dipertajukan.
Sewaktu antara tidur dan jaga terlihat oleh ibuaya seperti bulan purnama, cahayanya menyelubungi tubuhnya, limpah cahaya dari kelambu memenuhi seluruh istana. Hal itu diceritakan pada kakek Iskandar Muda yang meramalkan akan lahir raja yang amat besar. Ketika Iskandar Muda lahir, terjadilah halilintar, kilat, guruh, bumi bergerak, hujan rintik-rintik, angin topan serta gelap gulita.
Diceritakan pada masa bayi Iskandar Muda hingga bisa berlari-Iari. Pada umur tiga tahun dia diberi nama Raja Zainal Silan, kemudian diberi pula nama Raja Munawar Syah. Dari tahun ke tahun diriwayatkan tentang putera ini hingga meningkat dewasa. Pada umur empat tahun ditempa gajah emas dan kuda emas untuk permainan. Tampak kecerdikan Iskandar karena dia melihat sesudah disuapi makanan, gajah itu tidak membuang air.
Pada umur lima tahun dia diberi permainan anak gajah. Kelihatan kecerdikannya ketika dia bermain-main dengan banyak gajah dan gajah kesayangannya Raksyasya dan Dang Ambar Kasturi. Adapun Gembala dan Ambang Kasturi yang bernama si Bulbul sangat bijak melatih gajah dalam hutan pisang dan bermain-main berburu gajah.
Ilustrasi Tentara bergajah di Kerajaan Aceh |
Ketika berumur 10 tahun datang utusan Portugis, Dong Dawis dan Dong Tumis, membawa kuda Portugal. Iskandar mengalahkan penghulu kuda Portugis dalam menunggang kuda.
Ketika dia berumur sebelas tahun Syarif al-Muluk bermimpi bahwa datanglah kerbau kepada Iskandar mengucapkan dzikir dan menari-nari. Hal itu diceritakan pada Syaikh Ibrahim yang berkata dalam bahasa Arab, yang artinya sebagai berikut.
“Jika seperti mimpi sayyid ini, bahwa yakinlah kita dengan seribu yakin, dan tida lagi keraguan didalamnya, bahwa Johan Alam (Iskandar Muda) ini dijadikan Allah Subhaahu wata’ala kerajaan masyrik-maghrib”Ketika berumur dua belas tahun Iskandar menampakan kegagahaanya dengan membunuh kerbau jalang [Portugis?].
Pada umur tiga belas tahun Iskandar belajar mengaji Quran pada Fakih Raja Malikul-Adil. Segala pendeta dan syarif takjub melihat Iskandar dalam beberapa bulan sudah alim. Dia juga disuruh belajar ilmu pendekar. Dalam waktu lima hari dia sudah pandai dan mengalahkan gurunya.
Ketika berumur empat belas tahun Iskandar Muda termasyhur di negeri sebelah timur ini. Dia belajar menjerat gajah. Pada kesempatan itu dia menikam seekor harimau. Dua orang utusan Syahr Nawi (Siam) melihat Iskandar Muda bermain gajah. Mereka kembali ke Siam bersama tiga orang utusan Aceh dan menceritakan pada Raja Siam perihal Iskandar di depan Raja Kamboja, Raja Ciengmai, Raja Lancang, Raja Paslula: utusan Cina dan utusan Campa.
Kemegahan Iskandar Muda di barat berlaku pada masa pemerintahannya. Sultan Muhammad Negeri Rum (kekhalifahan Turki Ustmani) sakit kepala dan sejuk segala anggota badannya dingin. Hakim dan tabib mengusulkan obatnya minyak kapur barus dan minyak tanah yang hanya dapat diperoleh di Aceh. Dua orang Celebi diantar melalui Yaman dan Mokha ke Aceh dan mereka sampai dengan kapal Yakut Istambul. Sesudah mengalahkan Deli mereka kembali.
Demikianlah kisah Iskandar muda masa kelahiran hingga menjadi Raja, dalam hikayat di atas dapatlah dipahami bahwa masa muda Iskandar Muda penuh dengan kehebtan, sementara ketika ia menjadi Raja namanya terkenal hingga negeri Rum atau Kekhalifahan Turki Usmani.
Meskipun demikiian Sultan ini juga dikenal sebagai Sultan yang pernah berpolemik dengan beberapa wanita cantik dalam masa kekuasaanya, bahkan sang Sultan tidak segan-segan memaksa sang gadis untuk menampung Cintanya.
Baca Juga: Iskandar Muda Sultan Aceh yang Berpolemik dengan Wanita Cantik
Posting Komentar untuk "Riwayat Sultan Iskandar Muda Lahir Hingga Menjadi Raja Aceh Ternama"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.