Bernard H.M Vlekke: Prameswara Pendiri Malaka Berbangsa Jawa
“Kulo Asaskan Kesultanan Melaka Pada hari ini” begitulah barangkali kira-kira perkataan Prameswara ketika mendirikan Kesultanan Malaka kalau ia memang orang Jawa.
Catatan bahwa Parameswara berangsa Jawa tercatat dalam buku karya Bernard H.M Vlekke yang berjudul Nusantara, ia sendiri merupakan seorang Ahli Sejarah Asal Belanda, buku tersebut ditulis setelah ia melakukan riset mendalam mengenai Nusantara.
Menurut pengakuannya, Bernard H.M Vlekke mulai menulis buku Nusantara pada 1941, edisi pertama dari buku itu terbit pada tahun 1943, penulisannya didasarkan pada koleksi-koleksi buku sejarah maupun Majalah tentang Nusantara yang tersimpan dalam perpustakaan Universitas Harvad, selain itu dalam rangka memperbaiki bukunya Bernard H.M Vlekke juga mendapatkan bantuan dari Prof C.C Berg seorang Profesor dari Universitas Leiden.
Salah satu yang menarik dari buku Nusantara karya Bernard H.M Vlekke ini adalah bahasan mengenai “Muslim dan Portugis” dalam catatanya mengenai Muslim dan Portugis ia memaparkan bahwa;
Menurut pengakuannya, Bernard H.M Vlekke mulai menulis buku Nusantara pada 1941, edisi pertama dari buku itu terbit pada tahun 1943, penulisannya didasarkan pada koleksi-koleksi buku sejarah maupun Majalah tentang Nusantara yang tersimpan dalam perpustakaan Universitas Harvad, selain itu dalam rangka memperbaiki bukunya Bernard H.M Vlekke juga mendapatkan bantuan dari Prof C.C Berg seorang Profesor dari Universitas Leiden.
Salah satu yang menarik dari buku Nusantara karya Bernard H.M Vlekke ini adalah bahasan mengenai “Muslim dan Portugis” dalam catatanya mengenai Muslim dan Portugis ia memaparkan bahwa;
Pada abad ke 15 Islam mulai menyebar dengan cepat ke seluruh Nusantara, untuk kemudian masuk ke Malaka, menurutnya Malaka didirikan oleh seorang Bangsawan Jawa, Bangsawan itu lari dari negeri asalnya karena dikejar oleh musuhnya.
Pada mulanya ia tinggal di kampung Nelayan di Malaka yang dahulu tidak berarti. Pengikutnya yang kecil bercampur dengan penduduk Melayu asli. Pada mulanya Malaka dihuni oleh Bajak laut yang ganas, bangsawan Jawa itu kemudian menumpasnya bersama penduduk setempat untuk kemudian membangun Kerajaan.
Malaka katanya, diawal pendiriannya dibawah Raja-Raja Tai dari Siam[Sekarang Tahiland), Majapahit yang memburu Bangsawan Jawa sang pendiri Malaka itu gagal terhambat oleh Siam, sebab Bangsawan Pendiri Malaka itu dikishkan menguasai seni menghambat musuh dan memanfaatkan musuh lain.
Melawan Siam dia meminta tolong Cina. Sementara menghambat Majapahit ia berlindung dibalik Siam. Begitulah awal mulanya bagaimana Prameswara membangun kerajaan kecilnya.
Malaka pada perkembangan selanjutnya menjadi Negara dengan kekuatan yang cukup besar dizamannya, sebab kekuasaanya meliputi Semenanjung Malaya dan sebagaian Pulau Sumatra.
Baca Juga :Sahabudden Jalil: Hang Tuah Berbangsa Cina
Dilihat dari referensi yang digunakan Bernard H.M Vlekke dalam memaparkan asal-usul pendiri Malaka dan bagaimana caranya ia membangun Malaka, diketahui bahwa sumber referensi yang ia gunakan adalah buku karya Codes yang berjudul “Etas Hindouses”, hlm 408-411.
Catatan Bernard H.M Vlekke bahwa pendiri Malaka adalah seorang Jawa sepertinya sesuai dengan fakta-fakta tradisi, menurut tradisi pendiri Malaka [Prameswara] pada mulanya beragama Hindu, dan ia dikatakan sebagai Raja Palembang yang memberontak pada Majapahit sehingga ia kemudian melarikan diri ke Temasik (Singapura), ketika di Temasik kemudian ia diserang Kembali oleh Majapahit dan Siam hingga ia kemudian lari ke Malaka dan menyamar sebagai nelayan.
Dalam Naskah Salatusalatin dikisahkan bahwa Parameswara pendiri Malaka itu adalah pangeran dari Kerajaan Sriwijaya, hal tersebut tentu merupakan khabar yang bertentangan dengan fakta, mengingat pada tahun-tahun itu Sriwijaya sudah runtuh, lagipun mana ada seorang Pangeran Sriwijaya beragama Hindu.
Baca Juga :Sahabudden Jalil: Hang Tuah Berbangsa Cina
Dilihat dari referensi yang digunakan Bernard H.M Vlekke dalam memaparkan asal-usul pendiri Malaka dan bagaimana caranya ia membangun Malaka, diketahui bahwa sumber referensi yang ia gunakan adalah buku karya Codes yang berjudul “Etas Hindouses”, hlm 408-411.
Catatan Bernard H.M Vlekke bahwa pendiri Malaka adalah seorang Jawa sepertinya sesuai dengan fakta-fakta tradisi, menurut tradisi pendiri Malaka [Prameswara] pada mulanya beragama Hindu, dan ia dikatakan sebagai Raja Palembang yang memberontak pada Majapahit sehingga ia kemudian melarikan diri ke Temasik (Singapura), ketika di Temasik kemudian ia diserang Kembali oleh Majapahit dan Siam hingga ia kemudian lari ke Malaka dan menyamar sebagai nelayan.
Dalam Naskah Salatusalatin dikisahkan bahwa Parameswara pendiri Malaka itu adalah pangeran dari Kerajaan Sriwijaya, hal tersebut tentu merupakan khabar yang bertentangan dengan fakta, mengingat pada tahun-tahun itu Sriwijaya sudah runtuh, lagipun mana ada seorang Pangeran Sriwijaya beragama Hindu.
Sriwijaya itu beragama Budha tentu Putra Mahkota harus beragama Budaha. Lagipula waktu itu Palembang merupakan bagian daripada kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Hal yang paling mungkin adalah Prameswara memang betul seorang Bangsawan Jawa yang membangkang dari Majpahit, karena ia kemungkinan besar ingin memerdekaan Palembang dari Pusat Majapahit, ciri khas bahwa ia bangsawan jawa adalah ia seorang Hindu selain itu karena ia menjabat sebagai Raja di Palembang.
Hal yang paling mungkin adalah Prameswara memang betul seorang Bangsawan Jawa yang membangkang dari Majpahit, karena ia kemungkinan besar ingin memerdekaan Palembang dari Pusat Majapahit, ciri khas bahwa ia bangsawan jawa adalah ia seorang Hindu selain itu karena ia menjabat sebagai Raja di Palembang.
Dahulu Raja di Palembang itu harus didatangkan dari Jawa, sebagaimana contohnya Arya Damar, ia dijadikan Raja/ Adipati [Raja Bawahan] di Palembang oleh Majapahit pada pemerintahan Brawijaya V bapak dari Raden Fatah pendiri Kesultanan Demak.
Baca Juga : Kesultanan Palembang Darusalam 1659-1825
Baca Juga : Kesultanan Palembang Darusalam 1659-1825
Anda salah besar kalau prameswara pendiri malaka orang jawa..
BalasHapusDijawa memang ada brahyang parameswara aji ratna pangkaja. Beliau adalah raja majapahit suami ratu suhita.
Prameswar pendiri malaka adalah asli melayu dari palembang keturunan sangsapurba dan wan sundari.
Dalam sulatussalatin tidak pernah di sebut sriwijaya. Yang selalu disebut adalah palembang. Sang nila utama pendiri singapura adalah pangeran palembang anak sangsapurba dan wan sundari.
BalasHapusBaru baru ini baru dinisbatkan sang nila utama dan prameswara adalah pangeran Sriwijaya. Karena palembang itu dulunya adalah Sriwijaya.