Masjid Baiturahman Aceh, Made In Blanda yang Kokoh Hingga Kini
Masjid Baiturahman adalah Masjid made in Blanda yang dibangun diatas puing reruntuhan Masjid Agung Kesultanan Aceh. Masjid kesultanan Aceh sebelumnya terbakar habis karena dihujani meriam oleh Belanda dalam peristiwa penaklukan Banda Aceh.
Pada mulanya setelah Belanda membuat Masjid Baiturahman banyak orang Aceh yang menolak untuk beribadah di masjid ini karena di anggap bikinan Belanda. Tapi dengan berlalunya zaman, kini masjid tersebut menjadi kebanggan masyarakat Aceh. Selain dikenal Indah masjid ini juga terbilang kokoh.
Masjid Baiturrahaman dibangun pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1882, ini artinya pembangunan Masjid memakan waktu selama 4 tahun. Waktu itu Banda Aceh sudah ditaklukan oleh Belanda, meskipun kesultanan Aceh sendiri waktu itu masih bertahan dalam pelarian.
Pembangunan Masjid Baiturahman dilakukan Belanda untuk meredam kemarahan rakyat Aceh kala itu, mengingat sebelumnya Masjid itu terbakar karena ulah Belanda, sebab-sebab terbakarnya masjid kesultanan yang lama dikarenakan masjid tersebut pada mulanya dijadikan semacam banteng pertahanan oleh tentara kesultanan mengingat tembok-temboknya kokoh.
Dari Areal Masjid tentara kesultanan Aceh melontarkan peluru dan senjata mereka ke tentara Belanda yang melakukan Invasi. Sehingga Belanda melakukan tembakan kea rah Masjid yang kemudian mengenai atap masjid kesultanan yang kala itu terbuat dari atap jerami.
Kehancuran masjid lama kesultanan Aceh tersebut terjadi pada tahun 1873. Hal ini berarti pembangunan Masjid Baiturahman dibekas reruntuhan masjid kesultanan aceh baru terjadi 10 tahun kemudian.
Pembangunan Masjid Baiturahman digagas oleh Jendral van Swieten, sebab selepas masjid Aceh terbakar habis, ia berjanji pada pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali Masjid Raya dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
Dugaan yang berkembang diawal mula pembangunanya menyatakan bahwa Masjid ini dibangun sebagai taktik Belanda untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, sebab itulah rakyat Aceh yang masih setia pada Sultan dan Negaranya tidak sudi untuk beribadah ditempat itu.
Masjid Raya Baiturrahman awalnya dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Gerrit Bruins. Desainnya kemudian diadaptasi oleh L.P. Luijks, yang juga mengawasi pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor Lie A Sie. Desain yang dipilih adalah gaya kebangkitan Mughal[India], yang dicirikan oleh kubah besar dengan menara-menara. Kubah hitam uniknya dibangun dari sirap kayu keras yang digabung menjadi ubin.
Di tinjau dari Interiornya Masjid Baiturahman dihiasi dengan dinding dan pilar berelief, tangga marmer dan lantai dari Tiongkok, jendela kaca patri dari Belgia, pintu kayu berdekorasi, dan lampu hias gantung perunggu. Batu-batu bangunannya berasal dari Belanda.
Pada mulanya Masjid Baiturahman dibangun dengan satu kubah dan menara saja, sementara ke 6 kubah dan 7 menara selebihnya dibangun kemudian. Kekokohan Masjid Baiturahman viral mendunia, sebab pada saat terjadi Gempa dan Sunami pada tahun 2004, Masjid Baiturahman hanya mendapat sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu menara 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa dan sunami tersebut.
Pada mulanya setelah Belanda membuat Masjid Baiturahman banyak orang Aceh yang menolak untuk beribadah di masjid ini karena di anggap bikinan Belanda. Tapi dengan berlalunya zaman, kini masjid tersebut menjadi kebanggan masyarakat Aceh. Selain dikenal Indah masjid ini juga terbilang kokoh.
Masjid Baiturrahaman dibangun pada tahun 1879 dan selesai pada tahun 1882, ini artinya pembangunan Masjid memakan waktu selama 4 tahun. Waktu itu Banda Aceh sudah ditaklukan oleh Belanda, meskipun kesultanan Aceh sendiri waktu itu masih bertahan dalam pelarian.
Pembangunan Masjid Baiturahman dilakukan Belanda untuk meredam kemarahan rakyat Aceh kala itu, mengingat sebelumnya Masjid itu terbakar karena ulah Belanda, sebab-sebab terbakarnya masjid kesultanan yang lama dikarenakan masjid tersebut pada mulanya dijadikan semacam banteng pertahanan oleh tentara kesultanan mengingat tembok-temboknya kokoh.
Dari Areal Masjid tentara kesultanan Aceh melontarkan peluru dan senjata mereka ke tentara Belanda yang melakukan Invasi. Sehingga Belanda melakukan tembakan kea rah Masjid yang kemudian mengenai atap masjid kesultanan yang kala itu terbuat dari atap jerami.
Kehancuran masjid lama kesultanan Aceh tersebut terjadi pada tahun 1873. Hal ini berarti pembangunan Masjid Baiturahman dibekas reruntuhan masjid kesultanan aceh baru terjadi 10 tahun kemudian.
Pembangunan Masjid Baiturahman digagas oleh Jendral van Swieten, sebab selepas masjid Aceh terbakar habis, ia berjanji pada pemimpin lokal bahwa dia akan membangun kembali Masjid Raya dan menciptakan tempat yang hangat untuk permintaan maaf.
Dugaan yang berkembang diawal mula pembangunanya menyatakan bahwa Masjid ini dibangun sebagai taktik Belanda untuk meredam kemarahan rakyat Aceh, sebab itulah rakyat Aceh yang masih setia pada Sultan dan Negaranya tidak sudi untuk beribadah ditempat itu.
Baca Juga: Riwayat Sultan Iskandar Muda Lahir Hingga Menjadi Sultan Aceh TernamaDalam pembangunannya, Belanda rupanya tidak main-main, Belanda mengimpor bahan-bahan bangunan Masjid semacam marmer dan batu-batu masjid dari luar negeri. Peletakan batu pertama pembangunan Masjid ini dilakukan oleh Belanda dengan menggandeng Tengku Qadhi Malikul Adil, yang kemudian menjadi imam pertama masjid baru itu.
Masjid Raya Baiturrahman awalnya dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Gerrit Bruins. Desainnya kemudian diadaptasi oleh L.P. Luijks, yang juga mengawasi pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor Lie A Sie. Desain yang dipilih adalah gaya kebangkitan Mughal[India], yang dicirikan oleh kubah besar dengan menara-menara. Kubah hitam uniknya dibangun dari sirap kayu keras yang digabung menjadi ubin.
Di tinjau dari Interiornya Masjid Baiturahman dihiasi dengan dinding dan pilar berelief, tangga marmer dan lantai dari Tiongkok, jendela kaca patri dari Belgia, pintu kayu berdekorasi, dan lampu hias gantung perunggu. Batu-batu bangunannya berasal dari Belanda.
Pada mulanya Masjid Baiturahman dibangun dengan satu kubah dan menara saja, sementara ke 6 kubah dan 7 menara selebihnya dibangun kemudian. Kekokohan Masjid Baiturahman viral mendunia, sebab pada saat terjadi Gempa dan Sunami pada tahun 2004, Masjid Baiturahman hanya mendapat sedikit kerusakan seperti beberapa dinding yang retak. Salah satu menara 35 meter juga mengalami sedikit keretakan dan menjadi sedikit miring akibat gempa dan sunami tersebut.
Posting Komentar untuk "Masjid Baiturahman Aceh, Made In Blanda yang Kokoh Hingga Kini"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.