Akhir Hayat D.N Aidit Di Boyolali
D.N Aidit atau Dipo Nusantara Aidit merupakan tokoh pimpinan paling terkenal dari Partai Komunis Indonesia, tokoh ini digambarkan dalam Filem 30 SPKI yang dibuat pada masa Rezim Orde Baru sebagai perokok berat, meskipun belakangan menurut pengakuan keluarganya diketahui bahwa D.N Aidit rupanya bukan seorang perokok berat.
Selain dikenal karena kontrofersi watak dan kepribadiannya, ternyata kisah akhir hayat dari seorang Aidit ini juga beragam versi, tapi yang jelas dari beragam versi itu semuanya sepakat bahwa D.N Aidit wafat dibunuh di Boyolali, makamnya pun dapat ditemui di Kota itu.
Kisah dari akhir riwayat Aidit dimulai dari kegagalan pemberontakanya pada 30 September 1965, kegagalan pemberontakannya tersebut menjadikan Aidit sebagai tersangka utama upaya kudeta tersebut.
Setelah gagal dalam upaya Kudeta yang dilancarkan dari Jakarta itu, Aidit kemudian melarikan diri, sembunyi dari kota satu ke kota lainnya. Sementara Tentara yang waktu itu sudah dikuasai oleh Jendral Soeharto terus memburu keberadaan Aidit.
Pelarian Aidit dari kejaran tentara berakhir di Solo. Waktu di Solo, Ia bersembunyi di Gang Sidaredja, Sambeng di rumah Mbok Hardjo yang juga disewa oleh Pak Kasim sekeluarga. Melalui penggledahan yang sangat alot, akhirnya dari penjelasan Pak Kasim terungkap bahwa persembunyian Aidit di kamar tidurnya di balik almari makan yang sederhana.
D.N Aidit yang nama aslinya Ahmad itu ditangkap oleh Brigade IV Infanteri di Solo pada 22 November 1965, keesokan paginya Aidit ditembak mati di daerah Boyolali, Jawa Tengah . Banyak versi soal penangkapan dan kematian D.N. Aidit tetapi tidak pernah mendapat versi yang benar-benar dapat dipercaya.
Baca Juga: D.N Aidit, Tak Nyaman Dipanggil Ahmad
Aidit dibunuh oleh tentara konon tidak melalui pengadilan, isunya Aidit dibunuh dengan brutal, ada yang bilang dibunuh dengan dilemparkan kedalam sumur kemudian ditembaki, ada juga yang bilang dibunuh dengan langsung ditembak mati dan lain sebagainya, banyaknya versi mengenai tata cara dibunuhnya Aidit yang beragam itu kemudian mengaburkan kisah sebenarnya mengenai bagaimana dieksekusi matinya D.N Aidit.
Biarpun demikian, dari keseluruhan kisah yang ada semuanya sepakat bahwa D.N Aidit wafat di bunuh di Boyolali, mayatnya pun dikishkan dikuburukan di Boyolali. Wafatnya D.N Aidit pada 22 November 1965 juga kemudian mengakhiri riwayat komunis dan khususnya PKI di Indonesia. PKI dibubarkan dan menjadi partai terlarang di Indonesia setelah itu.
Hingga kini tidak ada alasan yang jelas mengenai kenapa D.N Aidit langsung di eksekusi mati tanpa melalui pengadilan, jika pentolan PKI nya saja wafat mengenaskan tanpa melalui pengadilan negara, maka anda bisa membayangkan bagaimana nasib tragis dari anggota-anggota PKI kelas teri, mereka pada umumnya dibantai dengan keji, begitulah kishnya, nasib pemberontak di tahun 60 an.
Kelak, kisah kematian tragis para tokoh utama PKI yang tidak melalui pengadilan tersebut menimbulkan dugaan-dugaan liar. Ada yang menduga bahwa Gerakan 30 SPKI itu bukan dilancarkan oleh PKI, melainkan musuh-musuh PKI, dalam hal ini Negara-negara blok barat untuk menjauhkan Indonesia dari cengkraman Uni Soviet yang kala itu sudah mencengkramkan kakinya pada pemerintahan Soekarno melalui PKI. Sehingga melalui tangan Jendral Soeharto PKI kemudian dibungkam dan dibinasakan.
Baca Juga: Tujuan Partai Komunis Indonesia
Daftar Bacaan
Herman Dwi Sucipto, Kontroversi G30 S Antara Fakta Dan Rekayasa, (Yogyakarta: Palapa, 2013)
D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi Panji Revolusi, (Djakarta : Jajasan Pembaruan, 1964)
Majalah Tempo.,2007, Dari Menteng ke Pusaran Kekuasaan
Selain dikenal karena kontrofersi watak dan kepribadiannya, ternyata kisah akhir hayat dari seorang Aidit ini juga beragam versi, tapi yang jelas dari beragam versi itu semuanya sepakat bahwa D.N Aidit wafat dibunuh di Boyolali, makamnya pun dapat ditemui di Kota itu.
Kisah dari akhir riwayat Aidit dimulai dari kegagalan pemberontakanya pada 30 September 1965, kegagalan pemberontakannya tersebut menjadikan Aidit sebagai tersangka utama upaya kudeta tersebut.
Setelah gagal dalam upaya Kudeta yang dilancarkan dari Jakarta itu, Aidit kemudian melarikan diri, sembunyi dari kota satu ke kota lainnya. Sementara Tentara yang waktu itu sudah dikuasai oleh Jendral Soeharto terus memburu keberadaan Aidit.
Pelarian Aidit dari kejaran tentara berakhir di Solo. Waktu di Solo, Ia bersembunyi di Gang Sidaredja, Sambeng di rumah Mbok Hardjo yang juga disewa oleh Pak Kasim sekeluarga. Melalui penggledahan yang sangat alot, akhirnya dari penjelasan Pak Kasim terungkap bahwa persembunyian Aidit di kamar tidurnya di balik almari makan yang sederhana.
D.N Aidit yang nama aslinya Ahmad itu ditangkap oleh Brigade IV Infanteri di Solo pada 22 November 1965, keesokan paginya Aidit ditembak mati di daerah Boyolali, Jawa Tengah . Banyak versi soal penangkapan dan kematian D.N. Aidit tetapi tidak pernah mendapat versi yang benar-benar dapat dipercaya.
Baca Juga: D.N Aidit, Tak Nyaman Dipanggil Ahmad
Aidit dibunuh oleh tentara konon tidak melalui pengadilan, isunya Aidit dibunuh dengan brutal, ada yang bilang dibunuh dengan dilemparkan kedalam sumur kemudian ditembaki, ada juga yang bilang dibunuh dengan langsung ditembak mati dan lain sebagainya, banyaknya versi mengenai tata cara dibunuhnya Aidit yang beragam itu kemudian mengaburkan kisah sebenarnya mengenai bagaimana dieksekusi matinya D.N Aidit.
Potret Ketika Aidit Di Tangkap |
Hingga kini tidak ada alasan yang jelas mengenai kenapa D.N Aidit langsung di eksekusi mati tanpa melalui pengadilan, jika pentolan PKI nya saja wafat mengenaskan tanpa melalui pengadilan negara, maka anda bisa membayangkan bagaimana nasib tragis dari anggota-anggota PKI kelas teri, mereka pada umumnya dibantai dengan keji, begitulah kishnya, nasib pemberontak di tahun 60 an.
Kelak, kisah kematian tragis para tokoh utama PKI yang tidak melalui pengadilan tersebut menimbulkan dugaan-dugaan liar. Ada yang menduga bahwa Gerakan 30 SPKI itu bukan dilancarkan oleh PKI, melainkan musuh-musuh PKI, dalam hal ini Negara-negara blok barat untuk menjauhkan Indonesia dari cengkraman Uni Soviet yang kala itu sudah mencengkramkan kakinya pada pemerintahan Soekarno melalui PKI. Sehingga melalui tangan Jendral Soeharto PKI kemudian dibungkam dan dibinasakan.
Baca Juga: Tujuan Partai Komunis Indonesia
Daftar Bacaan
Herman Dwi Sucipto, Kontroversi G30 S Antara Fakta Dan Rekayasa, (Yogyakarta: Palapa, 2013)
D.N. Aidit, Kibarkan Tinggi Panji Revolusi, (Djakarta : Jajasan Pembaruan, 1964)
Majalah Tempo.,2007, Dari Menteng ke Pusaran Kekuasaan
Posting Komentar untuk "Akhir Hayat D.N Aidit Di Boyolali"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.