Gendoruwo dan Wewe Gombel Dalam Ingatan Rakyat Cirebon
Gendoruwo atau Gondoruwo dalam ingatan dan pemahaman rakyat Cirebon adalah sejenis memedi atau lelembut yang bertubuh besar, matanya menyala darah bila menampakan diri, ia juga dikisahkan memiliki siung /taring, yaitu sepasang gigi yang menyeringai tajam keluar dari mulutnya.
Gendoruwo juga dikisahkan sebagai memedi berjenis kelamin laki-laki, ia memiliki Istri yang juga dari jenis lelembut, namanya Wewe Gombel. Kedua pasangan lelembut ini dalam ingatan rakyat Cirebon sebagai setan yang kerajaanya menakut-nakuti orang dan menculik.
Jika Gendoruwo bertubuh besar dan menakutkan maka demikian pula dengan istrinya Wewe Gombel. Dedemit perempuan ini mempunyai wajah yang menyeramkan dengan payu dara yang besar dan memanjang.
Hingga kini kedua jenis setan itu di Cirebon masih sangat familier, bahkan suwaktu-waktu menjadi bahan obrolan orang-orang di Cirebon. Dalam ingatan orang Cirebon Gendorowo biasanya bertugas menakut-nakuti orang sementara Istrinya yang bernama Wewe Gombel kerjaannya menculik anak-anak.
Banyak kisah yang berseliweran di Cirebon mengenai penampakan Gendoruwo dan Wewe Gombel. Penulis pernah mendapatkan cerita dari seorang kawan yang mana ia mendapatkan kisahnya dari penuturan seorang Ibu-Ibu di Indramayu bahwa dalam pengakuanya mereka melihat penampakan Gendorowo.
Katanya “Waktu itu ibu-ibu tersebut bersama 4 kawannya sedang membuat dodol untuk menyambut hajatan, waktu itu katanya sekitar jam 3.00 dini hari. mereka berlima semuanya perempuan, ketika mereka sedang asyik membuat dodol di atas wajan besar yang terbuat dari perunggu. Tiba-tiba datang angin yang sangat besar menyambar mereka, setelah itu kemudian muncul dibalik semak-semak penampakan dedemit yang tinggi besar dengan mata menyala, dedemit ini hanya diam, namun diamnya katanya menakutkan, sebab taringnya menyeringai keluar dari mulutnya, semua Ibu-Ibu pembuat dodol itu katanya melihat penampakan dedemit itu, mereka kemudian lari kocar-kacir, bahkan ada juga yang pingsan di tempat”. Begitulah salah satu kisah mengenai Penampakan Gendoruwo.
Sementara mengenai Wewe Gombel, sebagian masyarakat Cirebon juga ada yang menamainya Kalong Wewe, Setan ini biasanya beroprasi pada menjelang magrib dan sebelum Subuh. Setan ini biasanya menculik anak-anak kecil. Setelah menculik Wewe Gombel kemudian membawanya ke pepohonan dan disembunyikan dicelah-celah pohon yang besar.
Wewe Gombel menyukai anak-anak, legendanya ia berpayu dara besar dan panjang fungsinya untuk memberikan air susunya kepada anak-anak yang diculiknya.
Di Cirebon pernah juga terjadi kisah penculikan anak oleh wewe Gombel, tapi biasanya jika ada indikasi anak kampung di culik Wewe Gombel, mereka umumnya membunyikan bebunyian keliling kampung dan masuk pada pekarangan/atau hutan-hutan disekitar kampung.
Wewe Gombel ini konon takut pada bunyi-bunyian yang brisik, sehingga apabila ia mendengar bunyi-bunyian yang brisik ia kabur dari kampung dan meninggalkan anak hasil culikannya.
Gendoruwo juga dikisahkan sebagai memedi berjenis kelamin laki-laki, ia memiliki Istri yang juga dari jenis lelembut, namanya Wewe Gombel. Kedua pasangan lelembut ini dalam ingatan rakyat Cirebon sebagai setan yang kerajaanya menakut-nakuti orang dan menculik.
Jika Gendoruwo bertubuh besar dan menakutkan maka demikian pula dengan istrinya Wewe Gombel. Dedemit perempuan ini mempunyai wajah yang menyeramkan dengan payu dara yang besar dan memanjang.
Hingga kini kedua jenis setan itu di Cirebon masih sangat familier, bahkan suwaktu-waktu menjadi bahan obrolan orang-orang di Cirebon. Dalam ingatan orang Cirebon Gendorowo biasanya bertugas menakut-nakuti orang sementara Istrinya yang bernama Wewe Gombel kerjaannya menculik anak-anak.
Banyak kisah yang berseliweran di Cirebon mengenai penampakan Gendoruwo dan Wewe Gombel. Penulis pernah mendapatkan cerita dari seorang kawan yang mana ia mendapatkan kisahnya dari penuturan seorang Ibu-Ibu di Indramayu bahwa dalam pengakuanya mereka melihat penampakan Gendorowo.
Katanya “Waktu itu ibu-ibu tersebut bersama 4 kawannya sedang membuat dodol untuk menyambut hajatan, waktu itu katanya sekitar jam 3.00 dini hari. mereka berlima semuanya perempuan, ketika mereka sedang asyik membuat dodol di atas wajan besar yang terbuat dari perunggu. Tiba-tiba datang angin yang sangat besar menyambar mereka, setelah itu kemudian muncul dibalik semak-semak penampakan dedemit yang tinggi besar dengan mata menyala, dedemit ini hanya diam, namun diamnya katanya menakutkan, sebab taringnya menyeringai keluar dari mulutnya, semua Ibu-Ibu pembuat dodol itu katanya melihat penampakan dedemit itu, mereka kemudian lari kocar-kacir, bahkan ada juga yang pingsan di tempat”. Begitulah salah satu kisah mengenai Penampakan Gendoruwo.
Sementara mengenai Wewe Gombel, sebagian masyarakat Cirebon juga ada yang menamainya Kalong Wewe, Setan ini biasanya beroprasi pada menjelang magrib dan sebelum Subuh. Setan ini biasanya menculik anak-anak kecil. Setelah menculik Wewe Gombel kemudian membawanya ke pepohonan dan disembunyikan dicelah-celah pohon yang besar.
Wewe Gombel menyukai anak-anak, legendanya ia berpayu dara besar dan panjang fungsinya untuk memberikan air susunya kepada anak-anak yang diculiknya.
Di Cirebon pernah juga terjadi kisah penculikan anak oleh wewe Gombel, tapi biasanya jika ada indikasi anak kampung di culik Wewe Gombel, mereka umumnya membunyikan bebunyian keliling kampung dan masuk pada pekarangan/atau hutan-hutan disekitar kampung.
Wewe Gombel ini konon takut pada bunyi-bunyian yang brisik, sehingga apabila ia mendengar bunyi-bunyian yang brisik ia kabur dari kampung dan meninggalkan anak hasil culikannya.
Posting Komentar untuk "Gendoruwo dan Wewe Gombel Dalam Ingatan Rakyat Cirebon"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.