Maulana Muhamad, Sultan Banten Ke III
Maulana Muhamad, yang mempunyai nama lain Pangeran Ahmad atau Panembahan Banten Seda Renapati adalah sultan Banten ke III, beliau juga Sultan Banten pertama yang melaksanakan ibadah Haji oleh karena itu beliau juga dijuluki Sultan Haji ke I.
Maulana Muhamad memerintah Banten pada tahun 1580-1596, beliau menggantikan ayahnya Maulana Yusuf tidak lama selepas kemangkatan ayahnya pada 1580. Sementara ada tahun 1596 beliau terlibat pertempuran laut dengan Kesultanan Mataram dalam rangka merebutkan perairan Palembang dalam peristiwa pertempuran laut inilah Maulana Muhamad wafat.
Selepas kemangkatannya tahta Banten kemudian beralih ke anaknya yang bernama Pangeran Kenari atau Sultan Abdul Mafahir Mahmud.
Dalam sejarah Cirebon, Maulana Muhamad mempunyai nama Kapil. Dahulu sebelum wafatnya Sunan Gunug Jati, beliau berwasiat kepada cucunya Maulana Yusuf agar memberangkatkan anaknya yang bernama Kapil untuk melaksanakan Ibadah Haji, dari itulah Maulana Yusuf yang sangat berbakiti kepada buyutnya bergegas menyuruh anaknya untuk berangkat menunaikan Ibadah Haji.
Baca Juga: Maulana Yusuf, Sultan Banten Ke II
Pada saat melaksanakan Ibadah Haji, Maulana Muhamad mengunjungi kerabatnya di Mesir, sebab di Mesirlah buyutnya Sunan Gunung Jati dilahirkan, di Mesir Maulana Muhamad dikisahkan disambut oleh kerabat Sunan Gunug Jati dengan rasa kerinduan dan keakraban yang mendalam.
Baca Juga: Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati
Pada saat melaksanakan Ibadah Haji, rupanya Sultan Banten ke II wafat, tahta Banten waktu itu kosong, sebab Maulana Muhamad sedang melaksanakan Ibadah Haji dan belum juga pulang.
Setelah perjalanan Hajinya yang melelahkan, akhirnya Maulana Muhamad tiba juga di Banten, di Banten ia berpenampilan berbeda, ia mengenakan serban dan pakian ala Arab sehingga masyarakat yang melihat kedatangan Maulana Muhamad menjadi heran dan tereksima melihat Pangeran yang dinanti-nantikannya.
Sambutan atas kedatangan Maulana Muhamad dari melaksanakan Haji itu dikashkan digelar secara besar-besaran di Banten, rakyat berbondong-bondong menyambut kedatangannya,. Selepas itu pada tahun 1580 Maulana Muhamad kemudian dinobatkan menjadi Sultan Banten ke III menggantikan ayahnya.
Pada saat memerintah Banten, Maulana Muahamad terlibat persaingan langsung dengan Kesultanan Mataram, wilayah Banten hendak dicaplok Mataram yang kala itu sedang melebarkan sayapnya, menghadapi hal tersebut Maulana Muhamad tidak tinggal diam, terjadi pertempuran sengit diantara kedua Kesultanan di Jawa itu, hingga akhirnya dalam peperangan merebutkan jalur perairan Palembang, Maulana Muhamad yang kala itu ikut serta dalam menghalau tentara Kesultanan Mataram wafat terbunuh diatas laut. Dari itulah kemudian Maualan Muhamad dikenal juga dengan gelar Panembahan Seda Ranapati yang maksudnya Raja yang wafat di laut.
Sebelum kewafatan Maulana Muhamad dalam perang laut, ia rupanya memerintahkan anaknya yang bernama Pangeran Kenari untuk melaksanakan Ibadah Haji, sehingga selepas kemangkatan Maulana Muhamad, tahta Banten kosong tanpa Sultan, dalam mas-masa ini Banten melakukan gencatan senjata dengan Mataram.
Kelak, selepas Pangeran Kenari dating dari Mekah, ia kemudian melanjutkan tahta ayahnya menjadi Sultan Banten ke IV. Sultan kenari lah yang kemudian sebagai Raja yang bergelar Sultan Pertama di Banten, sebab ia mendapatkan legitimasi dari Sultan Mekah yang kala itu dibawah kekhalifahan Ustmaniyah Turki. Perlu dipahami bahwa dari Sultan Banten ke I sampai ke III Banten belum menggunakan gelar Sultan, masih menggunakan gelar Panembahan/Pangeran.
Maulana Muhamad memerintah Banten pada tahun 1580-1596, beliau menggantikan ayahnya Maulana Yusuf tidak lama selepas kemangkatan ayahnya pada 1580. Sementara ada tahun 1596 beliau terlibat pertempuran laut dengan Kesultanan Mataram dalam rangka merebutkan perairan Palembang dalam peristiwa pertempuran laut inilah Maulana Muhamad wafat.
Selepas kemangkatannya tahta Banten kemudian beralih ke anaknya yang bernama Pangeran Kenari atau Sultan Abdul Mafahir Mahmud.
Dalam sejarah Cirebon, Maulana Muhamad mempunyai nama Kapil. Dahulu sebelum wafatnya Sunan Gunug Jati, beliau berwasiat kepada cucunya Maulana Yusuf agar memberangkatkan anaknya yang bernama Kapil untuk melaksanakan Ibadah Haji, dari itulah Maulana Yusuf yang sangat berbakiti kepada buyutnya bergegas menyuruh anaknya untuk berangkat menunaikan Ibadah Haji.
Baca Juga: Maulana Yusuf, Sultan Banten Ke II
Pada saat melaksanakan Ibadah Haji, Maulana Muhamad mengunjungi kerabatnya di Mesir, sebab di Mesirlah buyutnya Sunan Gunung Jati dilahirkan, di Mesir Maulana Muhamad dikisahkan disambut oleh kerabat Sunan Gunug Jati dengan rasa kerinduan dan keakraban yang mendalam.
Baca Juga: Kisah Kelahiran Sunan Gunung Jati
Pada saat melaksanakan Ibadah Haji, rupanya Sultan Banten ke II wafat, tahta Banten waktu itu kosong, sebab Maulana Muhamad sedang melaksanakan Ibadah Haji dan belum juga pulang.
Setelah perjalanan Hajinya yang melelahkan, akhirnya Maulana Muhamad tiba juga di Banten, di Banten ia berpenampilan berbeda, ia mengenakan serban dan pakian ala Arab sehingga masyarakat yang melihat kedatangan Maulana Muhamad menjadi heran dan tereksima melihat Pangeran yang dinanti-nantikannya.
Sambutan atas kedatangan Maulana Muhamad dari melaksanakan Haji itu dikashkan digelar secara besar-besaran di Banten, rakyat berbondong-bondong menyambut kedatangannya,. Selepas itu pada tahun 1580 Maulana Muhamad kemudian dinobatkan menjadi Sultan Banten ke III menggantikan ayahnya.
Pada saat memerintah Banten, Maulana Muahamad terlibat persaingan langsung dengan Kesultanan Mataram, wilayah Banten hendak dicaplok Mataram yang kala itu sedang melebarkan sayapnya, menghadapi hal tersebut Maulana Muhamad tidak tinggal diam, terjadi pertempuran sengit diantara kedua Kesultanan di Jawa itu, hingga akhirnya dalam peperangan merebutkan jalur perairan Palembang, Maulana Muhamad yang kala itu ikut serta dalam menghalau tentara Kesultanan Mataram wafat terbunuh diatas laut. Dari itulah kemudian Maualan Muhamad dikenal juga dengan gelar Panembahan Seda Ranapati yang maksudnya Raja yang wafat di laut.
Sebelum kewafatan Maulana Muhamad dalam perang laut, ia rupanya memerintahkan anaknya yang bernama Pangeran Kenari untuk melaksanakan Ibadah Haji, sehingga selepas kemangkatan Maulana Muhamad, tahta Banten kosong tanpa Sultan, dalam mas-masa ini Banten melakukan gencatan senjata dengan Mataram.
Kelak, selepas Pangeran Kenari dating dari Mekah, ia kemudian melanjutkan tahta ayahnya menjadi Sultan Banten ke IV. Sultan kenari lah yang kemudian sebagai Raja yang bergelar Sultan Pertama di Banten, sebab ia mendapatkan legitimasi dari Sultan Mekah yang kala itu dibawah kekhalifahan Ustmaniyah Turki. Perlu dipahami bahwa dari Sultan Banten ke I sampai ke III Banten belum menggunakan gelar Sultan, masih menggunakan gelar Panembahan/Pangeran.
Ringkasan Mualana Muhamad, Sultan Banten Ke III
Baca Juga: Maulana Hasanudin, Sultan Banten Pertama
- Sultan Banten pertama yang melaksanakan Ibadah Haji
- Sultan Banten pertama yang terlibat dalam pertempuran dengan Kesultanan Mataram.
- Bertahta selama enam belas tahun yaitu dari mulai 1580-1596
- Wafat pada tahun 1596 dalam peristiwa pertempuran laut dengan Kesultanan Mataram
- Sebelum wafat, memerintahkan anaknya yang benama Pangeran Kenari untuk melaksanakan Ibadah Haji
- Pangeran Kenari, kelak menggantikannya sebagai Raja Banten dengan Gelar Sultan dan menghapuskan gelar Panembahan dalam sitem gelar di Kesultanan Banten.
Posting Komentar untuk "Maulana Muhamad, Sultan Banten Ke III"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.