Pangeran Kenari, Sultan Banten Ke IV
Pangeran Kenari adalah Sultan Banten ke empat, adapun nama aslinya adalah Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Qadir. Selain itu beliau juga dipanggil dengan nama Pangeran Kenantun, atau Sultan Agung Kenantun. Beliau merupakan anak dari Maulana Mahmud, ayahnya merupakan Sultan Banten ketiga.
Baca Juga: Maulana Mahmud, Sultan Banten Ke III
Pangeran Kenari naik tahta pada tahun 1596 Masehi, beliau menjadi Sultan Banten ke empat setelah ayahnya wafat dalam pertempuran melawan Kesultanan Mataram. Pada saat ayahnya wafat Sultan Kenari sebenarnya sedang melaksanakan Ibadah Haji di Mekah. Sebab itulah kedatanganya ditunggu-tunggu pembesar dan rakyat Banten yang baru saja kehilangan Sultannya.
Sultan Kenari dalam sejarah Banten dikenal sebagai Raja Banten yang mendapatkan pengakuan Penguasa Mekah terhadap kekuasannya, legitimasi itu merupakan stempel bahwa Banten merupakan Negara dibawah naungan Kekhalifahan Turki Ustmani, sehingga pada masa Pangeran Kenari ini gelar Panembahan/Pangeran dalam struktur Kerajaan di Banten diganti menjadi “Sultan”.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Banten, Masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhannya
Sebagaimana Bapaknya, pada masa Pangeran Kenari memerintah Banten, kebijakan terhadap Mataram masih tetap sama, yaitu memasng sikap permusuhan, Mataram yang kala itu ingin menguasai Banten tidak sanggup mematahkan Banten, sebab Sultan Banten keempat ini menerapkan kebijakan anti Mataram.
Pangeran Kenari memerintah Banten dari mulai tahun 1596 hingga 1651, ini berarti bahwa ia memerintah Banten selama 55 tahun, dalam masa 55 tahun itu prestasinya yang paling mencolok adalah membangun Masjid Agung Banten pada tahun 1610 Masehi. Dizamannya Masjid agung Banten ini merupakan salah satu Masjid terindah dan termegah di Jawa.
Pada masa Sultan ini juga Banten tercatat beberapa kali terlibat peperangan dengan Mataram, keduanya tidak mau mengalah. Kelak Perang Banten Vs Mataram masa Sultan ini akhirnya berhenti selepas diadakan gencatan senjata diantara kedua kerajaan.
Gencatan senjata tersebut digagas oleh seorang pedagang Belanda yang pandai berdiplomasi, Dalam Naskah Mertasinga seorang Belanda yang membantu peristiwa Gencatan Senjata itu bernama Kapiten Morgel.
Atas jasa Kapiten Morgel inilah kemudian Sultan Kenari mengijinkan VOC membuat kantor dagang di Jaya Karta, kelak Jayakarta kemudian direbut oleh VOC dari tangan Kesultanan Banten.
Baca Juga: Perang Banten Vs Mataram, Yang Menang Malah Belanda
Pangeran Kenari wafat pada tahun 1651, proses kewafatannya diceritakan normal, karena usia dan sakit. Kelak Sultan Kenari digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan yang terkenal karena berkonflik dengan anaknya sendiri.
Baca Juga: Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten Yang Dikudeta Anaknya Sendiri
Baca Juga: Maulana Mahmud, Sultan Banten Ke III
Pangeran Kenari naik tahta pada tahun 1596 Masehi, beliau menjadi Sultan Banten ke empat setelah ayahnya wafat dalam pertempuran melawan Kesultanan Mataram. Pada saat ayahnya wafat Sultan Kenari sebenarnya sedang melaksanakan Ibadah Haji di Mekah. Sebab itulah kedatanganya ditunggu-tunggu pembesar dan rakyat Banten yang baru saja kehilangan Sultannya.
Sultan Kenari dalam sejarah Banten dikenal sebagai Raja Banten yang mendapatkan pengakuan Penguasa Mekah terhadap kekuasannya, legitimasi itu merupakan stempel bahwa Banten merupakan Negara dibawah naungan Kekhalifahan Turki Ustmani, sehingga pada masa Pangeran Kenari ini gelar Panembahan/Pangeran dalam struktur Kerajaan di Banten diganti menjadi “Sultan”.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Banten, Masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhannya
Sebagaimana Bapaknya, pada masa Pangeran Kenari memerintah Banten, kebijakan terhadap Mataram masih tetap sama, yaitu memasng sikap permusuhan, Mataram yang kala itu ingin menguasai Banten tidak sanggup mematahkan Banten, sebab Sultan Banten keempat ini menerapkan kebijakan anti Mataram.
Pangeran Kenari memerintah Banten dari mulai tahun 1596 hingga 1651, ini berarti bahwa ia memerintah Banten selama 55 tahun, dalam masa 55 tahun itu prestasinya yang paling mencolok adalah membangun Masjid Agung Banten pada tahun 1610 Masehi. Dizamannya Masjid agung Banten ini merupakan salah satu Masjid terindah dan termegah di Jawa.
Pada masa Sultan ini juga Banten tercatat beberapa kali terlibat peperangan dengan Mataram, keduanya tidak mau mengalah. Kelak Perang Banten Vs Mataram masa Sultan ini akhirnya berhenti selepas diadakan gencatan senjata diantara kedua kerajaan.
Gencatan senjata tersebut digagas oleh seorang pedagang Belanda yang pandai berdiplomasi, Dalam Naskah Mertasinga seorang Belanda yang membantu peristiwa Gencatan Senjata itu bernama Kapiten Morgel.
Atas jasa Kapiten Morgel inilah kemudian Sultan Kenari mengijinkan VOC membuat kantor dagang di Jaya Karta, kelak Jayakarta kemudian direbut oleh VOC dari tangan Kesultanan Banten.
Baca Juga: Perang Banten Vs Mataram, Yang Menang Malah Belanda
Pangeran Kenari wafat pada tahun 1651, proses kewafatannya diceritakan normal, karena usia dan sakit. Kelak Sultan Kenari digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan yang terkenal karena berkonflik dengan anaknya sendiri.
Baca Juga: Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten Yang Dikudeta Anaknya Sendiri
Assalamualaikum pr pembaca sejarah, smoga qta smua bangga dgn perjuangan pr pendiri Banten, krn dr darah mrk qta msih bisa hidup, jauh dr penjajah hingga sampai skrng ini, mari qta slalu senantiasa bersyukur kpd Allah swt & mendoakan pr leluhur qta pe pendiri Banten
BalasHapus