Sejarah Desa Bringin Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon
Sejarah Desa Bringin- Desa Bringin adalah salah satu desa yang terletak diwilayah Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, sebagaimana lazimnya suatu desa maka desa ini juga memiliki sejarahnya tersendiri. Di tinjau dari asal-muasal kemunculannya, Desa Bringin kemunculannya dikait-kaitkan dengan perang Kedongdong.
Perang Kedongdong sendiri merupakan perang antara Penjajah Belanda melawan Pejuang Pribumi yang dipimpin oleh Bagus Rangin dan saudara-saudaranya. Meskipun dalam perang itu para pejuang sekuat tenaga menghadapi gempuran Belanda, akan tetapi rupanya Belanda berhasil mematahkan pejuang.
Sisa-sisa pejuang tersebut kemudian mengundurkan diri dari medan peperangan mengingat situasi dan kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk menang. Sisa-sisa pejuang itu kemudian berkelompok-kelompok, ada yang meninggalkan Kedongdong menuju ke Indramayu, ada yang menuju Majalengka dan lain sebagainya.
Salah satu kelompok pejuang yang mengundurkan diri itu adalah 40 pejuang yang lari diwilayah Ciwaringin, dalam perjalan pelariannya 40 pejuang itu kemudian dikisahkan kecapaian, sehingga akhirnya mereka berteduh dibawah pohon Bringin besar. Ke 40 pejuang itu ternyata kemudian tertidur pulas dibawah pohon itu.
Selepas bangun, mereka rupanya merasa nyaman di tempat itu, sehingga mereka yang 40 orang itu berinisiatip untuk tinggal di daerah itu, kala itu daerah yang ada pohon beringinnya itu masih belum berpenghuni.
Keputusan untuk menetap didaerah baru itu digagas sendiri oleh pemimpin pejuang, kelak pimpinan pejuang yang memimpin 40 perjuang perang Kedongdong ini menamai desa yang dibangunnya dengan nama Bringin, yaitu nama pohon yang mereka gunakan untuk berteduh, sementara ia sendiri kemudian dijuluki Ki Gede Bringin. Sebab ialah orang yang pertama-tama menggagas pembangunan desa Bringin.
Sisa-sisa peninggalan Ki Gede Bringin yang masih lestari hingga kini diantaranya adalah situs “Sumur Kedokan Wungu” di tempat itulah konon Ki Gede Bringin mula-mula mencangkul tanah untuk keperluan pengairan desa itu, dinamakan kedokan wungu karena tempat itu pada mulanya adalah tanah yang di keduk, kemudian dibangun guna keperluan mandi, minum dan lain sebagainya.
Kini, Sumur kedokan wungu dapat dijumpai di sebelah utara kantor desa bringin yang sekarang, letaknya kira-kira kurang lebih (±) 100 meter dari Kantor desa. Dahulu di dalam sumur tersebut terdapat belut putih, ikan gabus pitak, ikan lele yang hanya ada kepalanya dan duri serta ekornya saja begitulah legendanya, selain itu kadang di situs itu juga menurut pengakuan warga setempat muncul bulus putih yang katanya bulus itu berasal dari Telaga Remis.
Perang Kedongdong sendiri merupakan perang antara Penjajah Belanda melawan Pejuang Pribumi yang dipimpin oleh Bagus Rangin dan saudara-saudaranya. Meskipun dalam perang itu para pejuang sekuat tenaga menghadapi gempuran Belanda, akan tetapi rupanya Belanda berhasil mematahkan pejuang.
Sisa-sisa pejuang tersebut kemudian mengundurkan diri dari medan peperangan mengingat situasi dan kondisi yang sudah tidak memungkinkan untuk menang. Sisa-sisa pejuang itu kemudian berkelompok-kelompok, ada yang meninggalkan Kedongdong menuju ke Indramayu, ada yang menuju Majalengka dan lain sebagainya.
Salah satu kelompok pejuang yang mengundurkan diri itu adalah 40 pejuang yang lari diwilayah Ciwaringin, dalam perjalan pelariannya 40 pejuang itu kemudian dikisahkan kecapaian, sehingga akhirnya mereka berteduh dibawah pohon Bringin besar. Ke 40 pejuang itu ternyata kemudian tertidur pulas dibawah pohon itu.
Selepas bangun, mereka rupanya merasa nyaman di tempat itu, sehingga mereka yang 40 orang itu berinisiatip untuk tinggal di daerah itu, kala itu daerah yang ada pohon beringinnya itu masih belum berpenghuni.
Keputusan untuk menetap didaerah baru itu digagas sendiri oleh pemimpin pejuang, kelak pimpinan pejuang yang memimpin 40 perjuang perang Kedongdong ini menamai desa yang dibangunnya dengan nama Bringin, yaitu nama pohon yang mereka gunakan untuk berteduh, sementara ia sendiri kemudian dijuluki Ki Gede Bringin. Sebab ialah orang yang pertama-tama menggagas pembangunan desa Bringin.
Sisa-sisa peninggalan Ki Gede Bringin yang masih lestari hingga kini diantaranya adalah situs “Sumur Kedokan Wungu” di tempat itulah konon Ki Gede Bringin mula-mula mencangkul tanah untuk keperluan pengairan desa itu, dinamakan kedokan wungu karena tempat itu pada mulanya adalah tanah yang di keduk, kemudian dibangun guna keperluan mandi, minum dan lain sebagainya.
Kini, Sumur kedokan wungu dapat dijumpai di sebelah utara kantor desa bringin yang sekarang, letaknya kira-kira kurang lebih (±) 100 meter dari Kantor desa. Dahulu di dalam sumur tersebut terdapat belut putih, ikan gabus pitak, ikan lele yang hanya ada kepalanya dan duri serta ekornya saja begitulah legendanya, selain itu kadang di situs itu juga menurut pengakuan warga setempat muncul bulus putih yang katanya bulus itu berasal dari Telaga Remis.
Kisah di atas, juga dapat anda simak pada penjelasan dalam Vidio berikut ini;
Menambah wawasan saya. Terima kasih banyak saya sampaikan kepada penulis sejqrqh Desa Bringin. Saya lahir dan besar di Desa Bringin, dan baru tahuvtentang Ki Gede Bringin juga sumur Kedukan Wungu.
BalasHapusSiapa nama kigede bringin.
BalasHapus