Kedatangan Ong Tien dan Berubahnya Gunung Jati Menjadi Areal Pemakaman
Masa Sunan Gunung Jati masih hidup, Areal Gunung Jati dahulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Cirebon selain Keraton, di gunung itulah para petinggi Kerajaan Cirebon merapatkan hal-hal penting tentang negara, dan agama. Ditempat itu pula dahulu terdapat masjid dan Dalem Pura (Istana). Berubahnya fungsi Gunung Jati yang semula menjadi pusat pemerintahan terjadi selepas kedatangan Ong Tien, yaitu tepat setelah Satu tahun lebih duapuluh lima hari kedatangannya dari Negeri Cina.
Ong Tien dalam sejarah Cirebon merupakan salah satu Istri Sunan Gunung Jati, beliau berasal dari negeri Cina, dahulu ketika Sunan Gunung Jati mengembara ke Negeri Cina, dikisahkan beliau ditantang oleh ayah Ong Tien untuk menebak anaknya yang sedang hamil.
Baca Juga: Keturunan Sunan Gunung Jatu dari Istr-Istrinya
Penguasa Cina itu dikisahkan mempunyai dua putri, satu putri yang sedang hamil muda, sementara satunya lagi putri yang masih perawan, satu putrinya yang masih perawan itu bernama Ong Tien. Oleh bapaknya Ong Tien perutnya di isi bokor kuningan yang diikat selendang, sehingga penampilannya menyerupai orang hamil.
Demi untuk mengetes kesaktian Sunan Gunung Jati, penguasa Cina itu dikisahkan menghadapkan kedua anaknya didepan Sunan Gunung Jati, sang sunan kemudian diperintah untuk menebak siapa yang sedang hamil.
Setelah melihat-lihat kedua putri itu, akhirnya Sunan Gunug Jati kemudian menebak bahwa Puti yang sedang hamil adalah Ong Tien. Mendengar jawaban dari Sunan Gunung Jati maka puaslah hati penguasa Cina itu, ia pun kemudian mengusir Sunan Gunug Jati, karena terbukti tidak bisa menjawab tangtangannya.
Perlu dipahami bahwa selama di Negeri Cina, Sunan Gunung Jati ini banyak mengislamkan orang-orang Cina dengan keajaiban, seperti menyembuhakan orang sakit demam dengan hanya mengusapkan tangannya dan lain sebagainya, sehingga waktu itu banyak orang Cina yang berbondong-bondong masuk Islam, kesaktian Sunan Gunug Jati waktu itu menjadi terkenal hingga sampai ke telingga ayahnya Ong Tien, dari itulah kemudian ayah Ong Tien memanggil Sunan Gunug Jati untuk di tes kesaktiannya.
Selepas di usir dari Cina, Sunan Gunung Jati berlayar ke Cirebon, dan meninggalkan negeri itu untuk selama-lamanya, sementara itu di Istana, Ayah Ong Tien merasa puas karena menyelamatkan rakyatnya dari seorang penyebar agama jahatyang menjalankan dakwahnya secara licik dengan menipu.
Tidak lama setelah kepergian Sunan Gunug Jati dari Istana, Sang Penguasa itu kemudian memerintahkan anak perawannya untuk melepaskan bokor yang melekat di perutnya, namun kejadian ajaib justru datang, bokor itu rupanya masuk keperut dan berubah menjadi busung, menyerupai orang hamil.
Mendapati kejadian aneh yang menimpa anaknya barulah si penguasa itu menyadari bahwa orang yang ia usir rupanya benar-benar seorang Wali penyebar agama yang sakti. Ia pun kemudian memerintahkan prajuritnya untuk mendatangkan kembali Sunan Gunung Jati, namun prajuritnya tak menemukannya.
Sebenarnya dalam menyembuhkan anaknya dari penyakit aneh itu Ayah Ong Tien telah melakukan berbagai cara, mulai dari mendatangkan tabib hingga dukun, tapi tak ada satupun orang yang sanggup menyembuhkannya. Salah satu tabib bahkan memberitahukan bahwa yang dapat menyembuhkan Ong Tien hanya Sunan Gunung Jati.
Mendengar anjuran dari tabibnya, akhirnya Sang Penguasa itu kemudian memerintahkan anaknya untuk mencari Sunan Gunung Jati, ia diijnkan untuk tidak kembali ke negerinya, selepas peristiwa itu Ong Tien disertai pengawalnya kemudian berlayar ke Cirebon mencari keberadaan Sunan Gunung Jati.
Setelah beberapa lamanya waktu, ketika Sunan Gunug Jati sedang berada di Gunung Semar, ia mendapatkan kabar bahwa serombongan orang Cina mendarat di Cirebon dan mencari keberadan Sunan Gunung Jati.
Putri Cina dan rombongannya itu kemudian dihadapkan kepada Sunan Gunung Jati, si Putri langsung mengenali siapa yang dicarinya, sehingga kemudian ia mengutarakan maksudnya yaitu ingin berbakti kepada Sunan Gunung Jati hingga akhir hayatnya, maka selepas itu busung sang puteri berubah seperti semula menjadi bokor yang diikat kain.
Maka selepas peristiwa itu Ong Tien kemudian dinikahi oleh Sunan Gunung Jati, ia tinggal bersamanya di Dalaem Pura Gunung Jati. Keduanya hidup bahagia hingga 1 ahun lebih duapuluh lima hari, sebebab setelah itu Ong Tien jatuh sakit dan kemudian wafat.
Wafatnya Ong Tien yang baru sebentar mendampingi Sunan Gunug Jati itu dikisahkan membawa kesdedihan bagi Sunan Gunug Jati, mengingat Ong Tien ini merupakan istri yang paling berbakti dan pandai melayani Sunan Gunug Jati.
Dilandasi atas rasa kehilangannya Ong Tien kemudian dikuburkan di dalem pura, ia pun kemudian berwasiat kepada keturunannya jika kelak ia wafat maka harus dikuburkan di Dalem Pura Gunung Jati tidak jauh dari Ong Tien.
Selepas peristiwa wafatnya Ong Tien dan Sunan Gunung Jati yang dikuburkan di Dalem Pura Gunung Jati maka berubahlah fungsi Gunung Jati, yang semula menjadi pusat pemerintahan Cirebon diubah fungsinya menjadi makam Raja-Raja dan Pembesar Cirebon beserta keturunannya.
Ong Tien dalam sejarah Cirebon merupakan salah satu Istri Sunan Gunung Jati, beliau berasal dari negeri Cina, dahulu ketika Sunan Gunung Jati mengembara ke Negeri Cina, dikisahkan beliau ditantang oleh ayah Ong Tien untuk menebak anaknya yang sedang hamil.
Baca Juga: Keturunan Sunan Gunung Jatu dari Istr-Istrinya
Penguasa Cina itu dikisahkan mempunyai dua putri, satu putri yang sedang hamil muda, sementara satunya lagi putri yang masih perawan, satu putrinya yang masih perawan itu bernama Ong Tien. Oleh bapaknya Ong Tien perutnya di isi bokor kuningan yang diikat selendang, sehingga penampilannya menyerupai orang hamil.
Demi untuk mengetes kesaktian Sunan Gunung Jati, penguasa Cina itu dikisahkan menghadapkan kedua anaknya didepan Sunan Gunung Jati, sang sunan kemudian diperintah untuk menebak siapa yang sedang hamil.
Setelah melihat-lihat kedua putri itu, akhirnya Sunan Gunug Jati kemudian menebak bahwa Puti yang sedang hamil adalah Ong Tien. Mendengar jawaban dari Sunan Gunung Jati maka puaslah hati penguasa Cina itu, ia pun kemudian mengusir Sunan Gunug Jati, karena terbukti tidak bisa menjawab tangtangannya.
Perlu dipahami bahwa selama di Negeri Cina, Sunan Gunung Jati ini banyak mengislamkan orang-orang Cina dengan keajaiban, seperti menyembuhakan orang sakit demam dengan hanya mengusapkan tangannya dan lain sebagainya, sehingga waktu itu banyak orang Cina yang berbondong-bondong masuk Islam, kesaktian Sunan Gunug Jati waktu itu menjadi terkenal hingga sampai ke telingga ayahnya Ong Tien, dari itulah kemudian ayah Ong Tien memanggil Sunan Gunug Jati untuk di tes kesaktiannya.
Selepas di usir dari Cina, Sunan Gunung Jati berlayar ke Cirebon, dan meninggalkan negeri itu untuk selama-lamanya, sementara itu di Istana, Ayah Ong Tien merasa puas karena menyelamatkan rakyatnya dari seorang penyebar agama jahatyang menjalankan dakwahnya secara licik dengan menipu.
Tidak lama setelah kepergian Sunan Gunug Jati dari Istana, Sang Penguasa itu kemudian memerintahkan anak perawannya untuk melepaskan bokor yang melekat di perutnya, namun kejadian ajaib justru datang, bokor itu rupanya masuk keperut dan berubah menjadi busung, menyerupai orang hamil.
Mendapati kejadian aneh yang menimpa anaknya barulah si penguasa itu menyadari bahwa orang yang ia usir rupanya benar-benar seorang Wali penyebar agama yang sakti. Ia pun kemudian memerintahkan prajuritnya untuk mendatangkan kembali Sunan Gunung Jati, namun prajuritnya tak menemukannya.
Sebenarnya dalam menyembuhkan anaknya dari penyakit aneh itu Ayah Ong Tien telah melakukan berbagai cara, mulai dari mendatangkan tabib hingga dukun, tapi tak ada satupun orang yang sanggup menyembuhkannya. Salah satu tabib bahkan memberitahukan bahwa yang dapat menyembuhkan Ong Tien hanya Sunan Gunung Jati.
Mendengar anjuran dari tabibnya, akhirnya Sang Penguasa itu kemudian memerintahkan anaknya untuk mencari Sunan Gunung Jati, ia diijnkan untuk tidak kembali ke negerinya, selepas peristiwa itu Ong Tien disertai pengawalnya kemudian berlayar ke Cirebon mencari keberadaan Sunan Gunung Jati.
Setelah beberapa lamanya waktu, ketika Sunan Gunug Jati sedang berada di Gunung Semar, ia mendapatkan kabar bahwa serombongan orang Cina mendarat di Cirebon dan mencari keberadan Sunan Gunung Jati.
Putri Cina dan rombongannya itu kemudian dihadapkan kepada Sunan Gunung Jati, si Putri langsung mengenali siapa yang dicarinya, sehingga kemudian ia mengutarakan maksudnya yaitu ingin berbakti kepada Sunan Gunung Jati hingga akhir hayatnya, maka selepas itu busung sang puteri berubah seperti semula menjadi bokor yang diikat kain.
Maka selepas peristiwa itu Ong Tien kemudian dinikahi oleh Sunan Gunung Jati, ia tinggal bersamanya di Dalaem Pura Gunung Jati. Keduanya hidup bahagia hingga 1 ahun lebih duapuluh lima hari, sebebab setelah itu Ong Tien jatuh sakit dan kemudian wafat.
Wafatnya Ong Tien yang baru sebentar mendampingi Sunan Gunug Jati itu dikisahkan membawa kesdedihan bagi Sunan Gunug Jati, mengingat Ong Tien ini merupakan istri yang paling berbakti dan pandai melayani Sunan Gunug Jati.
Dilandasi atas rasa kehilangannya Ong Tien kemudian dikuburkan di dalem pura, ia pun kemudian berwasiat kepada keturunannya jika kelak ia wafat maka harus dikuburkan di Dalem Pura Gunung Jati tidak jauh dari Ong Tien.
Selepas peristiwa wafatnya Ong Tien dan Sunan Gunung Jati yang dikuburkan di Dalem Pura Gunung Jati maka berubahlah fungsi Gunung Jati, yang semula menjadi pusat pemerintahan Cirebon diubah fungsinya menjadi makam Raja-Raja dan Pembesar Cirebon beserta keturunannya.
Posting Komentar untuk "Kedatangan Ong Tien dan Berubahnya Gunung Jati Menjadi Areal Pemakaman"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.