Ketika Nabi Muhamad Di Santet
Upaya pembungkaman terhadap Nabi Muhamad SAW agar supaya tidak mendakwahkan ajaran Islam dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari rencana pembunuhan, embargo ekonomi, fitnah sampai pada diguna-guna. Mengenai guna-guna Nabi Muhamad diceritakan pernah di santet oleh sorang yang dengki padanya, Santet ini dijalankan dengan teknik mencuri helaian rambut Nabi Muhamad yang tercecer.
Orang yang menyantet Nabi sebagaimana yang disebutkan dalam Hadist Bukhari dan Muslim adalah Labid bin al-A’sham, ia merupakan tukang sihir yang berasal dari kalangan orang-orang Yahudi, dikisahkan pada zamannya Labid bin al-A’sham ini merupakan dukun kenamaan.
Ia diupah untuk mencelakakan Nabi Muhamad dengan imbalan tiga dinar emas, iapun kemudian melancarkan aksinya setelah sebelumnya memerintahkan anak-anak untuk datang kerumah Nabi dan mengambil beberapa helai rambut nabi yang tercecer dalam sisir untuk dicuri dan selanjutnya menyerahkannya pada Labid bin al-A’sham.
Melalui beberapa helai rambut itu, Labid bin al-A’sham melancarkan aksi guna-gunanya. Rambut Nabi yang telah didapatnya kemudian ia racik dengan guna-guna dalam bentuk “pelepah kurma berisi rambut nabi yang rontok ketika bersisir, beberapa gigi sisir serta benang yang terdapat 11 ikatan bergulung-gulung yang ditusuk jarum”.Racikan guna-guna ini lalu diletakan oleh Labid bin al-A’sham kedalam sumur Dzarwan, dibalik sebuah tumpukan batu.
Efek sihir yang dilancarkan Labid bin al-A’sham ini akhirnya menganai Nabi, merasa ada yang aneh dalam dirinya kemudian Nabi yang pada waktu itu dalam keadaan sakit terkena Santet memohon pertolongan pada Rab-nya. Sehingga kemudian tidak lama setelah itu, Nabi Kedatangan dua malaikat yang memberitahukannya bahwa beliau disantet, Selain mengabarkan tentang itu kedua Malaikat tersebut juga mengabarkan bahwa pusat santet berada di Sumur Dzarwan.
Mendapatkan kabar dari Malaikat mengenai Pusat Santet yang berada di Sumur Dzarwan, beliaupun kemudian menuju sumur itu didampingi beberapa sahabat, setelah sumur itu diperiksa maka benar saja, ternyata guna-guna itu berada dibalik batu, ketika membongkar batu dan melihat guna-guna itu Nabi kemudian membacakan Surat Al Falaq dan Surat An Nas yang sebelumnya diajarkan Malaikat untuk menangkal sihir.
Manakala Setiap satu ayat dari surat-surat al-Quran itu dibacakan, terlepaslah satu ikatan benang sihir yang dibuat Labid bin al-A’sham hingga Rasulullah merasakan efek sihir itu lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan benag yang berjumlah 11 ikatan bergulung-gulung tersebut, selepas itu air sumur kemudian tiba-tiba berubah memerah darah.
Selepas itu, Nabi kemudian menimbun alat-alat sihir itu dan kemudian meninggalkannya. pada waktu itu sahabat sebenarnya memberikan anjuran pada Nabi agar Nabi membalikan santet itu kepada Labid bin al-A’sham, akan tetapi Nabi menolak, karena baginya setelah beliau disembuhkan oleh Allah maka tidak pantas bagi beliau untuk membuat sakit orang yang mencelakakannya.
Kisah mengenai disantetnya Nabi Muhamad ini bisa anda temui dalam Hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari (X/222-Fat-h) dan Muslim dalam kitab as- Salaam bab as-Sihr (XIV/174-Nawawi). Selain itu juga anda dapat menemui kisah di atas dalam kisah Ababunuzul Surat Annas dan Al-Falaq.
Orang yang menyantet Nabi sebagaimana yang disebutkan dalam Hadist Bukhari dan Muslim adalah Labid bin al-A’sham, ia merupakan tukang sihir yang berasal dari kalangan orang-orang Yahudi, dikisahkan pada zamannya Labid bin al-A’sham ini merupakan dukun kenamaan.
Ia diupah untuk mencelakakan Nabi Muhamad dengan imbalan tiga dinar emas, iapun kemudian melancarkan aksinya setelah sebelumnya memerintahkan anak-anak untuk datang kerumah Nabi dan mengambil beberapa helai rambut nabi yang tercecer dalam sisir untuk dicuri dan selanjutnya menyerahkannya pada Labid bin al-A’sham.
Melalui beberapa helai rambut itu, Labid bin al-A’sham melancarkan aksi guna-gunanya. Rambut Nabi yang telah didapatnya kemudian ia racik dengan guna-guna dalam bentuk “pelepah kurma berisi rambut nabi yang rontok ketika bersisir, beberapa gigi sisir serta benang yang terdapat 11 ikatan bergulung-gulung yang ditusuk jarum”.Racikan guna-guna ini lalu diletakan oleh Labid bin al-A’sham kedalam sumur Dzarwan, dibalik sebuah tumpukan batu.
Efek sihir yang dilancarkan Labid bin al-A’sham ini akhirnya menganai Nabi, merasa ada yang aneh dalam dirinya kemudian Nabi yang pada waktu itu dalam keadaan sakit terkena Santet memohon pertolongan pada Rab-nya. Sehingga kemudian tidak lama setelah itu, Nabi Kedatangan dua malaikat yang memberitahukannya bahwa beliau disantet, Selain mengabarkan tentang itu kedua Malaikat tersebut juga mengabarkan bahwa pusat santet berada di Sumur Dzarwan.
Mendapatkan kabar dari Malaikat mengenai Pusat Santet yang berada di Sumur Dzarwan, beliaupun kemudian menuju sumur itu didampingi beberapa sahabat, setelah sumur itu diperiksa maka benar saja, ternyata guna-guna itu berada dibalik batu, ketika membongkar batu dan melihat guna-guna itu Nabi kemudian membacakan Surat Al Falaq dan Surat An Nas yang sebelumnya diajarkan Malaikat untuk menangkal sihir.
Manakala Setiap satu ayat dari surat-surat al-Quran itu dibacakan, terlepaslah satu ikatan benang sihir yang dibuat Labid bin al-A’sham hingga Rasulullah merasakan efek sihir itu lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan benag yang berjumlah 11 ikatan bergulung-gulung tersebut, selepas itu air sumur kemudian tiba-tiba berubah memerah darah.
Selepas itu, Nabi kemudian menimbun alat-alat sihir itu dan kemudian meninggalkannya. pada waktu itu sahabat sebenarnya memberikan anjuran pada Nabi agar Nabi membalikan santet itu kepada Labid bin al-A’sham, akan tetapi Nabi menolak, karena baginya setelah beliau disembuhkan oleh Allah maka tidak pantas bagi beliau untuk membuat sakit orang yang mencelakakannya.
Kisah mengenai disantetnya Nabi Muhamad ini bisa anda temui dalam Hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari (X/222-Fat-h) dan Muslim dalam kitab as- Salaam bab as-Sihr (XIV/174-Nawawi). Selain itu juga anda dapat menemui kisah di atas dalam kisah Ababunuzul Surat Annas dan Al-Falaq.
Penulis: Bung Fei
Posting Komentar untuk "Ketika Nabi Muhamad Di Santet"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.