Kisah Terbunuhnya Palembang Gunung Raja Sementara Kerajaan Talaga
Selepas Sunan Talaga Manggung menghilang bersama Istananya amblas ke tanah sehingga menjadi situ sangiang. Palembang Gunung berharap-harap cemas, Jabatan Raja sudah hampir digenggamnya, meskipun ia tidak memiliki Istana, tapi itu bukan masalah baginya, sebab Istana menurutnya mudah dibuat yang penting kekayaan wilayah kerajaan masih ada dalam genggamanya.
Pada saat Istana amblas ke tanah, Simbar Kencana bersama suaminya Palembang Gunung sedang ada diluar Istana, dari itulah mereka selamat, tidak ikut menghilang sebagaimana Sunan Talaga Manggung.
Setelah beberapa hari tanpa Istana dan mandegnya pemerintahan Kerajaan talaga, dibuatlah kemudian pemerintahan darurat Kerajaan Talaga. Palembang Gunung membuat Istana baru, kini istana itu dibuat di Walang Suji (Sekarang Desa Kagok).
Palembang Gunung kemudian berniat memproklamirkan diri menjadi Raja Talaga selanjutnya, akan tetapi perbuatan itu ditentang oleh para pemuka Talaga termasuk Istrinya sendiri Simbar Kencana.
Penentangan itu muncul karena anak Sulung Sunan Talaga belum datang dari pertapaannya, lagipula yang berhak menduduki tahta selanjutnya adalah Sunan Parung anak laki-laki satu-satunya Sunan Talaga Manggung.
Biarpun demikian, Palembang Gunung tetap dijadikan oleh para Pemuka Talaga sebagai Raja Sementara atau pejabat Pengganti Raja hingga kepulangan Sunan Parung dari pertapaannya.
Bulan demi bulan, dan kemudian memasuki tahun, Kerajaan benar-benar sudah seperti digenggam oleh Palembang Gunung, pemerintahannya dijalankan dengan semau sendiri, yang ia perbuat hanya senang-senang dan menumpuk harta, sehingga banyak rakyat yang muak padanya.
Waktu itu tidak ada satupun para Punggawa dan Pejabat Kerajaan yang mengetahui bahwa Palembang Gunung lah orang yang menyuruh Centang Barang untuk membunuh Sunan talaga Manggung, termasuk Istrinya Simbar Kencana. Rahasia itu tetap tersimpan rapih.
Akan tetapi pada suatu waktu, ada seseorang yang mengabarkan kepada Simbar Kencana bahwa Suaminya lah yang dahulu memerintahkan Centang Barang untuk membunuh ayahnya, tujuannya karena Palembang Gunung ingin menjadi Raja.
Mengetahui kabar itu, Simbar Kencana menjadi murka, ia pun kemudian merencanakan pembunuhan pada suaminya. Pada suatu malam, ketika Palembang Gunung sedang tertidur lelap, dengan penuh Amarah Simbar Kencana menusukan tusuk kodenya tepat di leher suaminya, seketika Palembang Gunung sekarat mati bersimbah darah.
Mulai setelah itu Talaga kemudian dibawah pemerintahan Simbar Kencana, meskipun demikian ia tida berani mengangkat dirinya sebagai ratu mengingat kakaknya belum pulang dari pertapaan.
Suatu waktu, kakaknya kemudian Pulang ke Istana, ia merasa heran sebab Kerajaannya telah berpindah Istana, lagipun Istana lama yang dahulu ia kenal rupanya telah berubah menjadi sebuah danau.
Simbar kencana kemudian menceritakan kronologis perpindahan istana dan berubahnya Istana hingga menjadi danau kepada kakanya. Maka mendengar kisah dari adiknya, Sunan Parung kemudian berwasiat kepada adiknya agar ia menjadi Ratu/Penguasa menggantikan ayahnya, sementara Sunan Parung sendiri ingin menyusul ayahnya tenggelam kedasar danau situ sangiang.
Baca Juga: Penghianatan Palembang Gunung dan Mula-Mula terbentuknya Situ Sangiang
Pada saat Istana amblas ke tanah, Simbar Kencana bersama suaminya Palembang Gunung sedang ada diluar Istana, dari itulah mereka selamat, tidak ikut menghilang sebagaimana Sunan Talaga Manggung.
Setelah beberapa hari tanpa Istana dan mandegnya pemerintahan Kerajaan talaga, dibuatlah kemudian pemerintahan darurat Kerajaan Talaga. Palembang Gunung membuat Istana baru, kini istana itu dibuat di Walang Suji (Sekarang Desa Kagok).
Palembang Gunung kemudian berniat memproklamirkan diri menjadi Raja Talaga selanjutnya, akan tetapi perbuatan itu ditentang oleh para pemuka Talaga termasuk Istrinya sendiri Simbar Kencana.
Penentangan itu muncul karena anak Sulung Sunan Talaga belum datang dari pertapaannya, lagipula yang berhak menduduki tahta selanjutnya adalah Sunan Parung anak laki-laki satu-satunya Sunan Talaga Manggung.
Biarpun demikian, Palembang Gunung tetap dijadikan oleh para Pemuka Talaga sebagai Raja Sementara atau pejabat Pengganti Raja hingga kepulangan Sunan Parung dari pertapaannya.
Bulan demi bulan, dan kemudian memasuki tahun, Kerajaan benar-benar sudah seperti digenggam oleh Palembang Gunung, pemerintahannya dijalankan dengan semau sendiri, yang ia perbuat hanya senang-senang dan menumpuk harta, sehingga banyak rakyat yang muak padanya.
Waktu itu tidak ada satupun para Punggawa dan Pejabat Kerajaan yang mengetahui bahwa Palembang Gunung lah orang yang menyuruh Centang Barang untuk membunuh Sunan talaga Manggung, termasuk Istrinya Simbar Kencana. Rahasia itu tetap tersimpan rapih.
Akan tetapi pada suatu waktu, ada seseorang yang mengabarkan kepada Simbar Kencana bahwa Suaminya lah yang dahulu memerintahkan Centang Barang untuk membunuh ayahnya, tujuannya karena Palembang Gunung ingin menjadi Raja.
Mengetahui kabar itu, Simbar Kencana menjadi murka, ia pun kemudian merencanakan pembunuhan pada suaminya. Pada suatu malam, ketika Palembang Gunung sedang tertidur lelap, dengan penuh Amarah Simbar Kencana menusukan tusuk kodenya tepat di leher suaminya, seketika Palembang Gunung sekarat mati bersimbah darah.
Mulai setelah itu Talaga kemudian dibawah pemerintahan Simbar Kencana, meskipun demikian ia tida berani mengangkat dirinya sebagai ratu mengingat kakaknya belum pulang dari pertapaan.
Suatu waktu, kakaknya kemudian Pulang ke Istana, ia merasa heran sebab Kerajaannya telah berpindah Istana, lagipun Istana lama yang dahulu ia kenal rupanya telah berubah menjadi sebuah danau.
Simbar kencana kemudian menceritakan kronologis perpindahan istana dan berubahnya Istana hingga menjadi danau kepada kakanya. Maka mendengar kisah dari adiknya, Sunan Parung kemudian berwasiat kepada adiknya agar ia menjadi Ratu/Penguasa menggantikan ayahnya, sementara Sunan Parung sendiri ingin menyusul ayahnya tenggelam kedasar danau situ sangiang.
Baca Juga: Penghianatan Palembang Gunung dan Mula-Mula terbentuknya Situ Sangiang
Posting Komentar untuk "Kisah Terbunuhnya Palembang Gunung Raja Sementara Kerajaan Talaga"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.