Silsilah Jokowi dan Prabowo
Silsilah Jokowi dan Prabowo bagi sebagian orang amat penting diketahui, sebab silsilah calon pemimpin katanya harus jelas, bobot, bibit dan bebet-nya tidak boleh sembarangan dalam memilih calon pemimpin, begitu anggapannya.
Silsilah keluarga pada sebagian budaya masyarakat Indonesia sangatlah di agungkan, dahulu seorang yang ingin jadi Raja setidak-tidaknya harus dari keturunan darah biru atau ningrat. Pendek kata kalau seorang itu berlatar belakang dari kelas rakyat jelata tidak usah bermimpi menjadi Raja/Pemimpin.
Munculnya budaya masyarakat Indonesia yang sepertinya menolak calon pemimpin yang tak jelas asal-usulnya (Maksudnya dari Kalangan Jelata) ada kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia dahulu kala, ajaran agama yang berkaitan dengan pentingnya sisilah bagi calon atau pimpinan negara itu salah satunya adalah sistem kepercayaan “ kasta”, yang mana dalam bagian dari kepercayaan agama ini manusia digolongkan menjadi Kesatria, Brahmana dan Sudra, pemahaman masyarakat Indonesia mengenai hal tersebut hingga kini masih melekat dipercayai masyarakat Indonesia meskipun kebanyakan mereka sudah memeluk agama-agama yang menolak ajaran “Kasta”.
Dalam prinsip kekastaan, hanya orang yang berkasta Kesatria dan Brahmana sajalah yang layak di Rajakan, Sudra tidak layak untuk itu. Kepercayan ini terus dianut oleh masyarakat Indonesia bahkan ketika mereka memilih Presidennya, meskipun orang-orang yang berpaham demikian angkanya terbilang sangat kecil.
Problem Kasta dalam sejarah kepemimpinan di Indonesia sendiri sebenarnya sudah pernah terjadi semenjak dahulu, di Abad ke 12 Ken Arok seorang Brandal, Mantan Perampok, anak yang asal-usulnya tidak jelas tiba-tiba menjelma menjadi Raja dan mendirikan Kerajaan yang disebut Singasari.
Dalam masa kepemimpinan Ken Arok menjadi raja, timbul desas-desus yang kurang enak didengar, Ken Arok yang Sudra itu bagi sebagian rakyatnya dianggap tidak layak menjadi Raja, menyalahi ajaran agama tentang “Kasta”.
Menghadapi keraguan rakyatnya hanya karena ia seorang Sudra, maka Ken Arok yang melakukan perkawinan politis dengan para Brahmana [Pemuka Agama] memproklamirkan dirinya bahwa ia anak Dewa.
Memang ia lahir dari seorang perempuan Sudra tapi ibunya bukan dihamili bapaknya, tapi dihamili oleh Dewa, inilah alasan yang kemudian dapat membungkam lawan politiknya yang kala itu meragukan statusnya sebagai Raja hanya karena ia seorang Sudra.
Selain kasus Ken Arok yang mana dalam masa hidupnya tepat dimana Agama yang didalamnya mengajarkan Kasta menjadi mayoritas, maka dijaman dimana masyarakat Indonesia tidak menganut sistem Kasta pun problem silsilah bagi seorang yang ingin merajakan dirinya mencuat. Seperti dalam kasus pendirian Kesultanan Mataram.
Kesutanan Mataram menurut pendapat para ahli adalah sebagai Kesultanan yang didirikan oleh keturunan Petani /Rakyat Jelata yang kebetulan menjadi Pendekar. Ketika baru berdiri Sultan Mataram dicibir karena asal-usulnya bukan dari kelas Kesatria (Darah Biru).
Serangan lawan Politik Mataram soal kasta ini kemudian memaksa Kesultanan itu membuat Silsilah yang membungkam lawannya, Mataram kemudian membuat kisah rekaan, dalam kisah itu mereka menginformasikan bahwa Raja-Raja Mataram sejatinya keturunan Raja Majapahit terakhir, mereka membuat alasan bahwa nenek moyang mereka dalah Wandan Kuning, perempuan Desa yang dihamili Raja Majapahit dalam peristiwa pengobatan kencing batu sang Raja.
Baca Juga: Silsilah Raden Behi, Pendiri Kesultanan Mataram
Meskipun kisah Wandan Kuning itu menurut masyarakat modern tidak masuk akal, tapi tidak untuk masyarakat yang hidup pada abad 16-17, rakyat waktu itu percaya begitu saja, bahwa Gustinya yaitu Raja-Raja yang memerintah Kesultanan Mataram adalah keturunan Kasata Kesatria dari Majapahit.
Gambaran kedua kisah di atas sebenarnya merupakan gambaran bahwa silsilah keluarga atau latar belakang keluarga dalam masyarakat Indonesia dahulu kala sangat penting, dan sering digunakan sebagai isu penegakan legitimasi kekuasan seseorang tertentu.
Tidak berbeda dengan sejarah masa lalu maka silsilah Jokowi dan Prabowo sebagai calon Presiden pun kini dibicarakan orang, Politikus tertentu bahkan membangga-banggakan silsilah junjungannya ketimbang lawannya, masalah ini sempat berlarut-larut bahkan sampai ada politikus yang Memaksa Tes DNA sebelum pertarungan pemilihan Presiden dijalankan.
Lalau sebenarnya seperti apa sih dan bagaimana sih silsilah dari Jokowi dan Prabowo yang diributkan itu, maka demikianlah pemaparan silsilah Jokowi dan Prabowo yang dihimpun dari berbagai sumber:
Begitulah silsilah asal-usul Jokowi, hanya sampai situ saja, Silsilahnya tidak pernah dibuat tembus sampai raja-Raja Mataram, Demak, ataupun Majapahit, sebab begitulah keadaanya, rakyat kecil mana ada yang menyimapan silsilahnya sampai tujuh atau bahkan tiga belas generasi.
Baca Juga: Biografi Joko Widodo Presiden RI Ke-7
Gambaran dari silsilah Jokowi dapat digambarkan dalam alur silislah sebagai berikut:
Baca Juga: Biografi Prabowo Subianto
Silsilah Prabowo menurut pendukungnya, sebagaimana yang disampaikan Fadli Zon yang di unggah dalam cwitan Twitternya menyatakan silsilah Prabowo tembus ke Sultan Agung Mataram, Sultan terhebat yang pernah dimiliki Mataram. Ini Berarti Prabowo juga keturunan Wandan Kuning sebab Wandan Kuning adalah perempuan yang menurunkan Raja-Raja Mataram.
Gambaran dari silsilah Prabowo sebagaimana yang digambarkan Fadli Zon itu dapat dilihat pada bagan silislah berikut ini;
Demikianlah silsilah Jokowi dan Prabowo yang dapat penulis bagikan, semoga dapat menjadi wawasan bagi para pembaca.
Silsilah keluarga pada sebagian budaya masyarakat Indonesia sangatlah di agungkan, dahulu seorang yang ingin jadi Raja setidak-tidaknya harus dari keturunan darah biru atau ningrat. Pendek kata kalau seorang itu berlatar belakang dari kelas rakyat jelata tidak usah bermimpi menjadi Raja/Pemimpin.
Munculnya budaya masyarakat Indonesia yang sepertinya menolak calon pemimpin yang tak jelas asal-usulnya (Maksudnya dari Kalangan Jelata) ada kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor ajaran agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia dahulu kala, ajaran agama yang berkaitan dengan pentingnya sisilah bagi calon atau pimpinan negara itu salah satunya adalah sistem kepercayaan “ kasta”, yang mana dalam bagian dari kepercayaan agama ini manusia digolongkan menjadi Kesatria, Brahmana dan Sudra, pemahaman masyarakat Indonesia mengenai hal tersebut hingga kini masih melekat dipercayai masyarakat Indonesia meskipun kebanyakan mereka sudah memeluk agama-agama yang menolak ajaran “Kasta”.
Dalam prinsip kekastaan, hanya orang yang berkasta Kesatria dan Brahmana sajalah yang layak di Rajakan, Sudra tidak layak untuk itu. Kepercayan ini terus dianut oleh masyarakat Indonesia bahkan ketika mereka memilih Presidennya, meskipun orang-orang yang berpaham demikian angkanya terbilang sangat kecil.
Problem Kasta dalam sejarah kepemimpinan di Indonesia sendiri sebenarnya sudah pernah terjadi semenjak dahulu, di Abad ke 12 Ken Arok seorang Brandal, Mantan Perampok, anak yang asal-usulnya tidak jelas tiba-tiba menjelma menjadi Raja dan mendirikan Kerajaan yang disebut Singasari.
Dalam masa kepemimpinan Ken Arok menjadi raja, timbul desas-desus yang kurang enak didengar, Ken Arok yang Sudra itu bagi sebagian rakyatnya dianggap tidak layak menjadi Raja, menyalahi ajaran agama tentang “Kasta”.
Menghadapi keraguan rakyatnya hanya karena ia seorang Sudra, maka Ken Arok yang melakukan perkawinan politis dengan para Brahmana [Pemuka Agama] memproklamirkan dirinya bahwa ia anak Dewa.
Memang ia lahir dari seorang perempuan Sudra tapi ibunya bukan dihamili bapaknya, tapi dihamili oleh Dewa, inilah alasan yang kemudian dapat membungkam lawan politiknya yang kala itu meragukan statusnya sebagai Raja hanya karena ia seorang Sudra.
Selain kasus Ken Arok yang mana dalam masa hidupnya tepat dimana Agama yang didalamnya mengajarkan Kasta menjadi mayoritas, maka dijaman dimana masyarakat Indonesia tidak menganut sistem Kasta pun problem silsilah bagi seorang yang ingin merajakan dirinya mencuat. Seperti dalam kasus pendirian Kesultanan Mataram.
Kesutanan Mataram menurut pendapat para ahli adalah sebagai Kesultanan yang didirikan oleh keturunan Petani /Rakyat Jelata yang kebetulan menjadi Pendekar. Ketika baru berdiri Sultan Mataram dicibir karena asal-usulnya bukan dari kelas Kesatria (Darah Biru).
Serangan lawan Politik Mataram soal kasta ini kemudian memaksa Kesultanan itu membuat Silsilah yang membungkam lawannya, Mataram kemudian membuat kisah rekaan, dalam kisah itu mereka menginformasikan bahwa Raja-Raja Mataram sejatinya keturunan Raja Majapahit terakhir, mereka membuat alasan bahwa nenek moyang mereka dalah Wandan Kuning, perempuan Desa yang dihamili Raja Majapahit dalam peristiwa pengobatan kencing batu sang Raja.
Baca Juga: Silsilah Raden Behi, Pendiri Kesultanan Mataram
Meskipun kisah Wandan Kuning itu menurut masyarakat modern tidak masuk akal, tapi tidak untuk masyarakat yang hidup pada abad 16-17, rakyat waktu itu percaya begitu saja, bahwa Gustinya yaitu Raja-Raja yang memerintah Kesultanan Mataram adalah keturunan Kasata Kesatria dari Majapahit.
Gambaran kedua kisah di atas sebenarnya merupakan gambaran bahwa silsilah keluarga atau latar belakang keluarga dalam masyarakat Indonesia dahulu kala sangat penting, dan sering digunakan sebagai isu penegakan legitimasi kekuasan seseorang tertentu.
Tidak berbeda dengan sejarah masa lalu maka silsilah Jokowi dan Prabowo sebagai calon Presiden pun kini dibicarakan orang, Politikus tertentu bahkan membangga-banggakan silsilah junjungannya ketimbang lawannya, masalah ini sempat berlarut-larut bahkan sampai ada politikus yang Memaksa Tes DNA sebelum pertarungan pemilihan Presiden dijalankan.
Lalau sebenarnya seperti apa sih dan bagaimana sih silsilah dari Jokowi dan Prabowo yang diributkan itu, maka demikianlah pemaparan silsilah Jokowi dan Prabowo yang dihimpun dari berbagai sumber:
Silsilah Jokowi
Jokowi adalah anak rakyat biasa, kedua orang tuanya bukan seorang bangsawan, bukan pula seorang yang kaya raya beliau lahir dari bapak yang bernama Noto Miharjo, sementara ibunya bernama Sudjiatmi. Noto Miharjo dilahirkan dari pasangan Lamidi Wiryo dan Painem, sementara Sudjiatmi lahir dari pasangan Wiroredjo dan Sani.Begitulah silsilah asal-usul Jokowi, hanya sampai situ saja, Silsilahnya tidak pernah dibuat tembus sampai raja-Raja Mataram, Demak, ataupun Majapahit, sebab begitulah keadaanya, rakyat kecil mana ada yang menyimapan silsilahnya sampai tujuh atau bahkan tiga belas generasi.
Baca Juga: Biografi Joko Widodo Presiden RI Ke-7
Gambaran dari silsilah Jokowi dapat digambarkan dalam alur silislah sebagai berikut:
Silsilah Jokowi Wikipedia |
Silsilah Prabowo
Prabowo adalah anak penguasaha, Ekonom dan berlatar belakang keluarga hebat, beliaupun kemudian berjodoh dengan anak Prsiden Soeharto yang kala itu pamornya tidak ada yang menandingi. Dilihat dari sisni saja jelas Prabowo bukan berasal dari rakyat biasa, sebab tidak mungkin seorang yang tidak mengalir darah bangsawan akan diterima sebagai mantu Presiden.Baca Juga: Biografi Prabowo Subianto
Silsilah Prabowo menurut pendukungnya, sebagaimana yang disampaikan Fadli Zon yang di unggah dalam cwitan Twitternya menyatakan silsilah Prabowo tembus ke Sultan Agung Mataram, Sultan terhebat yang pernah dimiliki Mataram. Ini Berarti Prabowo juga keturunan Wandan Kuning sebab Wandan Kuning adalah perempuan yang menurunkan Raja-Raja Mataram.
Gambaran dari silsilah Prabowo sebagaimana yang digambarkan Fadli Zon itu dapat dilihat pada bagan silislah berikut ini;
Demikianlah silsilah Jokowi dan Prabowo yang dapat penulis bagikan, semoga dapat menjadi wawasan bagi para pembaca.
Posting Komentar untuk "Silsilah Jokowi dan Prabowo"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.