Akhir Hayat VOC Belanda
VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 Masehi begitulah catatan sejarah yang umum dipelajari di sekolah-sekolah, akan tetapi yang sesungguhnya adalah pada tahun itu sebetulnya VOC masih tetap berdiri hanya saja fungsinya dikurangi seminimal mungkin, sehingga tanpak mati.
Sebagaimana diketahui bahwa pada abad 18 VOC seperti hidup segan, mati sungkan. Sebab dalam bulan Desember 1780 pecah perang antara negeri Belanda dengan Inggris. Akibatnya, Kompeni mengalami krisis keuangan yang begitu genting, sehingga semua kamer di daerah Holland terpaksa meminta penangguhan pembayaran.
Hanya Kamer Zeeland yang masih bertahan; kamer ini memang berhutang besar kepada Kamer Amsterdam, tetapi pinjamannya dari pihak ketiga tidak seberapa. Permohonan Kamer di Holland dikabulkan, tetapi dengan demikian VOC serta merta kehilangan kredibilitasnya. Perusahaan besar itu tidak dapat lagi bertahan tanpa bantuan dari luar. Bantuan itu datang dari pemerintah Belanda, yang menjamin pembayaran pelunasan hutang lama dan bunga hutang yang baru. Hanya dengan cara itu direksi VOC dapat meneruskan perusahaan.
Ketergantungan dari pemerintah ini menyebabkan direksi diperkuat dengan menambahkan Vijfde Departement (lihat di atas). Di samping itu, pada tahun 1790 diangkat Staatscommissie (Komisi Negara), yang bertugas melakukan supervisi politik.
Komisi ini beranggotakan empat orang dari Holland dan dua dari Zeeland, yang ditunjuk oleh Staten (pemerintah) daerah masing-masing. Sesudah masuknya tentara Perancis dan tumbangnya rezim lama (1795), keempat anggota dari Holland diganti oleh tokoh-tokoh pemerintahan yang termasuk partai patriot; beberapa bulan kemudian diangkat enam orang patriot lagi.
Dengen demikian direksi telah ditempatkan di bawah pengampuan. Bagi mereka tinggal menunggu saat mereka akan diberhentikan. Sebab, komisi tersebut mengusulkan agar direksi lama diganti oleh Comité tot de zaken van de Oost-Indische handel en bezittingen (Komite untuk Urusan Perdagangan dan Jajahan di Hindia Timur).
Usul ini diterima oleh pemerintah Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1796 para direktur lama meletakkan jabatannya. Kendati demikian, pada saat itu juga oktroi lama VOC diperpanjang, mula-mula sampai akhir tahun 1798, kemudian sampai 31 Desember 1799. Jadi, VOC tetap berdiri. Namun, kegiatan kamer- nya dikurangi sampai tingkat minimum.
Sejumlah pegawai diberhentikan dan bengkel-bengkel dibongkar. Pada 1803 tiga kamer dibubarkan, yakni Delft, Hoorn, dan Enkhuizen. Di Rotterdam dan Middelburg tinggal kantor penjualan. Oktroi tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian perusahaan tidak mempunyai dasar hukum lagi.
Selama tidak ada peraturan baru, Komite tersebut di atas dan badan yang menggantikannya, yaitu Raad der Aziatische bezittingen en etablissementen (Dewan Urusan Jajahan dan Kantor-kantor di Asia, dilantik tanggal 15 Mei 1800) berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku pada masa orde lama.
Di Asia, dampak perubahan-perubahan yang sedang diadakan dalam pimpinan VOC bahkan lebih kecil lagi. Pada tahun 1793 dikirim dua commisarissen-generaal (komisaris umum), yaitu S.C. Nederburgh dan S. Frijkenius.
Pengutusan mereka bertujuan menghentikan kemerosotan perusahaan. Akan tetapi, dua tahun kemudian Belanda terseret ke dalam perang yang sedang berlangsung antara Perancis dengan Inggris. Orang Inggris merebut bagian terbesar kantor-kantor VOC.
Orang Belanda masih bertahan di Pulau Jawa dan bendera Belanda tetap berkibar juga di Kanton dan di Desima (Nagasaki, Jepang). Perang itu berdampak besar terhadap perdagangan dan lalu lintas kapal antara Eropa dan Jawa, yang tidak mungkin berjalan terus seperti biasa.
Perubahan institusional yang besar di Batavia dan di Pulau Jawa harus menunggu kedatangan Gubernur Jenderal H.W. Daendels (1807-1810), yang menyelenggarakan reorganisasi besar-besaran. Akan tetapi, perubahan radikal terhadap tradisi baru terjadi ketika Pula Jawa beralih ke tangan orang-orang Inggris (1811)
Begitulah mengenai lika luku akhir hhayat VOC, persekutuan dagang Belanda yang dahulu dimasa jayanya sangat ditakuti oleh persekutuan dagang dunia bahkan kerajaan-kerajaan Besar karena terkenal kelicikan dan kehebatannya.
Sebagaimana diketahui bahwa pada abad 18 VOC seperti hidup segan, mati sungkan. Sebab dalam bulan Desember 1780 pecah perang antara negeri Belanda dengan Inggris. Akibatnya, Kompeni mengalami krisis keuangan yang begitu genting, sehingga semua kamer di daerah Holland terpaksa meminta penangguhan pembayaran.
Hanya Kamer Zeeland yang masih bertahan; kamer ini memang berhutang besar kepada Kamer Amsterdam, tetapi pinjamannya dari pihak ketiga tidak seberapa. Permohonan Kamer di Holland dikabulkan, tetapi dengan demikian VOC serta merta kehilangan kredibilitasnya. Perusahaan besar itu tidak dapat lagi bertahan tanpa bantuan dari luar. Bantuan itu datang dari pemerintah Belanda, yang menjamin pembayaran pelunasan hutang lama dan bunga hutang yang baru. Hanya dengan cara itu direksi VOC dapat meneruskan perusahaan.
Ketergantungan dari pemerintah ini menyebabkan direksi diperkuat dengan menambahkan Vijfde Departement (lihat di atas). Di samping itu, pada tahun 1790 diangkat Staatscommissie (Komisi Negara), yang bertugas melakukan supervisi politik.
Komisi ini beranggotakan empat orang dari Holland dan dua dari Zeeland, yang ditunjuk oleh Staten (pemerintah) daerah masing-masing. Sesudah masuknya tentara Perancis dan tumbangnya rezim lama (1795), keempat anggota dari Holland diganti oleh tokoh-tokoh pemerintahan yang termasuk partai patriot; beberapa bulan kemudian diangkat enam orang patriot lagi.
Dengen demikian direksi telah ditempatkan di bawah pengampuan. Bagi mereka tinggal menunggu saat mereka akan diberhentikan. Sebab, komisi tersebut mengusulkan agar direksi lama diganti oleh Comité tot de zaken van de Oost-Indische handel en bezittingen (Komite untuk Urusan Perdagangan dan Jajahan di Hindia Timur).
Kapal-Kapal VOC Belanda |
Sejumlah pegawai diberhentikan dan bengkel-bengkel dibongkar. Pada 1803 tiga kamer dibubarkan, yakni Delft, Hoorn, dan Enkhuizen. Di Rotterdam dan Middelburg tinggal kantor penjualan. Oktroi tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian perusahaan tidak mempunyai dasar hukum lagi.
Selama tidak ada peraturan baru, Komite tersebut di atas dan badan yang menggantikannya, yaitu Raad der Aziatische bezittingen en etablissementen (Dewan Urusan Jajahan dan Kantor-kantor di Asia, dilantik tanggal 15 Mei 1800) berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku pada masa orde lama.
Di Asia, dampak perubahan-perubahan yang sedang diadakan dalam pimpinan VOC bahkan lebih kecil lagi. Pada tahun 1793 dikirim dua commisarissen-generaal (komisaris umum), yaitu S.C. Nederburgh dan S. Frijkenius.
Pengutusan mereka bertujuan menghentikan kemerosotan perusahaan. Akan tetapi, dua tahun kemudian Belanda terseret ke dalam perang yang sedang berlangsung antara Perancis dengan Inggris. Orang Inggris merebut bagian terbesar kantor-kantor VOC.
Orang Belanda masih bertahan di Pulau Jawa dan bendera Belanda tetap berkibar juga di Kanton dan di Desima (Nagasaki, Jepang). Perang itu berdampak besar terhadap perdagangan dan lalu lintas kapal antara Eropa dan Jawa, yang tidak mungkin berjalan terus seperti biasa.
Perubahan institusional yang besar di Batavia dan di Pulau Jawa harus menunggu kedatangan Gubernur Jenderal H.W. Daendels (1807-1810), yang menyelenggarakan reorganisasi besar-besaran. Akan tetapi, perubahan radikal terhadap tradisi baru terjadi ketika Pula Jawa beralih ke tangan orang-orang Inggris (1811)
Begitulah mengenai lika luku akhir hhayat VOC, persekutuan dagang Belanda yang dahulu dimasa jayanya sangat ditakuti oleh persekutuan dagang dunia bahkan kerajaan-kerajaan Besar karena terkenal kelicikan dan kehebatannya.
Posting Komentar untuk "Akhir Hayat VOC Belanda"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.