Biografi Singkat KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhamadiyah
KH Ahmad Dahlan lahir pada tahun 1869 di Kampung Kauman Yogyakarta, pendapat lainnya menyatakan Tahun 1868, nama kecil hingga sebelum nenuntut Ilmu di Mekah adalah Muhamad Darwis.
Ahmad Dahlan merupakan anak dari Kiai Abu Bakar bin Kiai Sulaiman, salah satu Khotib Masjid Kesultanan Yogyakarta. Sementara ibunya adalah Siti Aminah Binti Kiai Ibrahim salah satu Penghulu di Kesultanan Yogyakarta.
KH Ahmad Dahlan merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara, ketiga kakaknya wanita, ia juga merupakan anak laki-laki tertua sebab ia hanya memiliki 1 adik laki-laki sementara dua adik lainnya perempuan.
Ditinjau dari silsilahnya, Ahmad Dahlan dipercayai keturunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Ampel salah satu wali 9 yang dahulu menyebarkan agama Islam di Jawa, silsilahnya juga dipercayai bersambung hingga Nabi Muhamad, dalam kata lain Ahmad Dahlan merupakan seorang Habib.
Selama hidupnya Ahmad Dahlan pernah menuntut ilmu diberbagai Pesantren yang ada di Yogyakarta, dan daerah lainnya di Jawa, selain itu juga beliau tercatat pernah melakukan perjalanan Haji ke tanah suci sembari menuntut ilmu disana, beliau belajar di tanah suci hanya satu tahun saja, yaitu pada tahun 1890, di tanah suci inilah kemudian namanya diubah dari yang semula Muhamad Darwis menjadi Ahmad Dahlan.
Sekembalinya dari Mekah, ia kemudian menggantikan ayahnya menjadi salah satu Khotib di Masjid Kauman Yogyakarta selain itu ia juga mengajarkan ilmu-ilmu yang ia dapat kepada masyarakat.
KH Ahmad Dahlan merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara, ketiga kakaknya wanita, ia juga merupakan anak laki-laki tertua sebab ia hanya memiliki 1 adik laki-laki sementara dua adik lainnya perempuan.
Ditinjau dari silsilahnya, Ahmad Dahlan dipercayai keturunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Ampel salah satu wali 9 yang dahulu menyebarkan agama Islam di Jawa, silsilahnya juga dipercayai bersambung hingga Nabi Muhamad, dalam kata lain Ahmad Dahlan merupakan seorang Habib.
Selama hidupnya Ahmad Dahlan pernah menuntut ilmu diberbagai Pesantren yang ada di Yogyakarta, dan daerah lainnya di Jawa, selain itu juga beliau tercatat pernah melakukan perjalanan Haji ke tanah suci sembari menuntut ilmu disana, beliau belajar di tanah suci hanya satu tahun saja, yaitu pada tahun 1890, di tanah suci inilah kemudian namanya diubah dari yang semula Muhamad Darwis menjadi Ahmad Dahlan.
Sekembalinya dari Mekah, ia kemudian menggantikan ayahnya menjadi salah satu Khotib di Masjid Kauman Yogyakarta selain itu ia juga mengajarkan ilmu-ilmu yang ia dapat kepada masyarakat.
Selain mengjar di Masjid dan rumahnya, Ahamd Dahlan juga tercatat pernah mengajar disekolah milik penjajah Belanda. Ia mengajarkan agama Islam pada siswa-siswanya.
Setelah mendapatkan ilmu mengenai tata kelola mengurus lembaga pendidikan dari sekolah Belanda, Ahmad Dahlan kemudian membentuk model sekolah yang telah dibangun dirumahnya sebagaimana sekolah Belanda, meskipun demikian ajaran yang diajarkannya didalamnya memuat tentang ilmu-ilmu keislaman.
Untuk mengembangkan kemampuannya dalam bidang organisasi, pada tahun 1908 Ahmad Dahlan masuk organisasi Boedi Utomo, melalui organisasi inilah Ahmad Dahlan belajar banyak tentang tata cara mengelola sebuah oganisasi, sehingga akhirnya ia kemudian memutuskan mendirikan organisasi keislaman yang kemudian dinamakan Muhamadiyah. Ogannisasi itu didirikan pada tahun 1912 atau 4 tahun setelah Ahmad Dahlan belajar dan menjadi anggota organisasi Boedi Utomo.
Setelah mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan Muhamadiyah, akhirnya pada tanggal 23 Februari Tahun 1923 KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada umur 54 tahun, beliau wafat di Yogyakarta dan juga dimakamkan di kota itu.
Setelah mendapatkan ilmu mengenai tata kelola mengurus lembaga pendidikan dari sekolah Belanda, Ahmad Dahlan kemudian membentuk model sekolah yang telah dibangun dirumahnya sebagaimana sekolah Belanda, meskipun demikian ajaran yang diajarkannya didalamnya memuat tentang ilmu-ilmu keislaman.
Untuk mengembangkan kemampuannya dalam bidang organisasi, pada tahun 1908 Ahmad Dahlan masuk organisasi Boedi Utomo, melalui organisasi inilah Ahmad Dahlan belajar banyak tentang tata cara mengelola sebuah oganisasi, sehingga akhirnya ia kemudian memutuskan mendirikan organisasi keislaman yang kemudian dinamakan Muhamadiyah. Ogannisasi itu didirikan pada tahun 1912 atau 4 tahun setelah Ahmad Dahlan belajar dan menjadi anggota organisasi Boedi Utomo.
Setelah mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan Muhamadiyah, akhirnya pada tanggal 23 Februari Tahun 1923 KH Ahmad Dahlan meninggal dunia pada umur 54 tahun, beliau wafat di Yogyakarta dan juga dimakamkan di kota itu.
Posting Komentar untuk "Biografi Singkat KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhamadiyah"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.