Pertikaian Demak dan Portugis
Kekejaman orang-orang Portugis pada orang-orang Islam ketika menaklukan Maluku dan Malaka tampaknya menjadi alasan Demak untuk benar-benar menjadikan Portugis sebagai musuh utamanya. Portugis dianggap sebagai ancaman bersama bagi Kesultanan di Nusantara salah satunya Demak.
Bersama dengan beberapa Kesultanan di Nusantara, Demak melancarkan serangan ke Malaka pada Tahun 1512. Tepat satu tahun selepas Kesultanan Malaka ditaklukan Portugis, akan tetapi usaha ini rupanya gagal.
Kegagalan Demak pada 1512 tidak membuat putus asa Demak, Kesultanan terua di Jawa itu terus menyokong usaha Kesultanan lain untuk mengusir Portugis dari Malaka. Tercatat Demak pernah membantu baik berupa pendanaan maupun pengiriman tentara guna membantu Aceh dan Johor manakala melakukan penyerangan pada Portugis ke Malaka, namun lagi-lagi usaha itu menuai kegagalan.
Pada perkembangannya, kegagalan Demak menghantam pusat bercokolnya Portugis di Malaka mengubah arah perjuangan Demak dalam melawan Portugis. Kapal-kapal Portugis yang melewati jalur laut Jawa pasti dibinaskan, maka dari itu Kapal-Kapal Portugis yang berlayar dari Malaka menuju Maluku atau sebaliknya selalu melewati Kalimantan Utara.
Pada waktu Demak diperintah oleh Sultan Trenggono ( 1521-1546), pertikaian antara Demak dan Portugis lebih sengit lagi. Demak tidak lagi berusaha merebut Malaka akan tetapi berusaha membendung masuknya pengaruh Portugis ke Pulau Jawa.
Latar belakang penaklukan Banten dan Sunda Kelapa (Jakarta) oleh Demak adalah salah satu upaya nyata Demak dalam membendung pengaruh Portugis di Pulau Jawa. Sebelumnya Kerajaan Hindu Pajajaran yang kala itu sebagai penguasa Banten dan Sunda Kelapa mengadakan perjanjian dengan Portugis, Pajajaran mengizinkan Portugis membuat Benteng di Sunda Kelapa.
Usaha Portugis untuk menancapkan pengaruhnya di Pulau Jawa rupanya tak berhasil, sebab pada Tahun 1527 Demak terlebih dahulu merebut Sunda Kelapa serta mengusir orang-orang Portugis dari Pulau Jawa.
Keberhasilan Demak dalam merebut Sunda Kelapa kemudian berimbas pada kekuatan orang-orang Islam di Pulau Jawa, Islam kala itu sudah menguasai kota-kota Pantai Utara di seluruh Pulau Jawa dari barat hingga timur, sehingga menyulitkan Portugis untuk menancapkan pengaruhnya di Pulau Jawa.
Pertikaian Demak dan Portugis ini bukan hanya pertikaian perebutan kekuasaan tapi lebih daripada itu, secara tradisi orang-orang Portugis-Spanyol dianggap sebagai musuh bersama orang Islam, mengingat kedua Penjajah tersebut dikenal kejam dan bengis dalam memperlakukan orang-orang Islam.
Baca Juga: Kerajaan Demak, Masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhan 1474-1554
Bersama dengan beberapa Kesultanan di Nusantara, Demak melancarkan serangan ke Malaka pada Tahun 1512. Tepat satu tahun selepas Kesultanan Malaka ditaklukan Portugis, akan tetapi usaha ini rupanya gagal.
Kegagalan Demak pada 1512 tidak membuat putus asa Demak, Kesultanan terua di Jawa itu terus menyokong usaha Kesultanan lain untuk mengusir Portugis dari Malaka. Tercatat Demak pernah membantu baik berupa pendanaan maupun pengiriman tentara guna membantu Aceh dan Johor manakala melakukan penyerangan pada Portugis ke Malaka, namun lagi-lagi usaha itu menuai kegagalan.
Pada perkembangannya, kegagalan Demak menghantam pusat bercokolnya Portugis di Malaka mengubah arah perjuangan Demak dalam melawan Portugis. Kapal-kapal Portugis yang melewati jalur laut Jawa pasti dibinaskan, maka dari itu Kapal-Kapal Portugis yang berlayar dari Malaka menuju Maluku atau sebaliknya selalu melewati Kalimantan Utara.
Pada waktu Demak diperintah oleh Sultan Trenggono ( 1521-1546), pertikaian antara Demak dan Portugis lebih sengit lagi. Demak tidak lagi berusaha merebut Malaka akan tetapi berusaha membendung masuknya pengaruh Portugis ke Pulau Jawa.
Latar belakang penaklukan Banten dan Sunda Kelapa (Jakarta) oleh Demak adalah salah satu upaya nyata Demak dalam membendung pengaruh Portugis di Pulau Jawa. Sebelumnya Kerajaan Hindu Pajajaran yang kala itu sebagai penguasa Banten dan Sunda Kelapa mengadakan perjanjian dengan Portugis, Pajajaran mengizinkan Portugis membuat Benteng di Sunda Kelapa.
Usaha Portugis untuk menancapkan pengaruhnya di Pulau Jawa rupanya tak berhasil, sebab pada Tahun 1527 Demak terlebih dahulu merebut Sunda Kelapa serta mengusir orang-orang Portugis dari Pulau Jawa.
Keberhasilan Demak dalam merebut Sunda Kelapa kemudian berimbas pada kekuatan orang-orang Islam di Pulau Jawa, Islam kala itu sudah menguasai kota-kota Pantai Utara di seluruh Pulau Jawa dari barat hingga timur, sehingga menyulitkan Portugis untuk menancapkan pengaruhnya di Pulau Jawa.
Pertikaian Demak dan Portugis ini bukan hanya pertikaian perebutan kekuasaan tapi lebih daripada itu, secara tradisi orang-orang Portugis-Spanyol dianggap sebagai musuh bersama orang Islam, mengingat kedua Penjajah tersebut dikenal kejam dan bengis dalam memperlakukan orang-orang Islam.
Baca Juga: Kerajaan Demak, Masa Pendirian, Kejayaan dan Keruntuhan 1474-1554
Posting Komentar untuk "Pertikaian Demak dan Portugis"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.