Arifin C. Noer Sutradara Filem G30S PKI Kelahiran Cirebon
Arifin Chairin Noer dizamannya merupakan Sutradara kenamaan, filem-filemnya digemari penonton selain itu ia juga pernah didaulat sebagai Sutradara terbaik pada Tahun 1982.
Kepiawaian Arfin C. Noer dalam menyutradarai filem menarik minat pemerintah Orde Baru untuk menjadikannya sebagai Sutradara dalam filem yang bertemakan pemberontakan Partai Komunis Indonesia.
Filem yang diprakarsai pemerintah Orde Baru melalui PFN (Pusat Perfileman Negara) itu dirilis pada Tahun 1984 dengan judul “Penumpasan Penghianatan Gerakan 30 September PKI”.
Filem yang diprakarsai pemerintah Orde Baru melalui PFN (Pusat Perfileman Negara) itu dirilis pada Tahun 1984 dengan judul “Penumpasan Penghianatan Gerakan 30 September PKI”.
Kelak filem PKI grapannya itu menjadi filem yang banyak ditonton orang di Indonesia, selama 13 Tahun filem G 30 SPKI diputar di TVRI setiap tahunnya, sebelum akhirnya dihentikan pada Tahun 1997.
Latar Belakang Kehidupan Arifin C. Noer
Arifin C. Noer adalah pria kelahiran Kota Cirebon, ayahnya bernama Mohamad Adnan. Ia lahir pada 10 Maret 1941.Arifin mengenyam pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Taman Siswa Cirebon, melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Muhamadiyah Cirebon.
Selepas lulus dari SMP, Arifin melanjutkan studinya di SMA Negeri Cirebon, akan tetapi belum juga lulus dari SMAN Cirebon Arifin pindah ke SMA Jurnalistik Solo dan sampai pada akhirnya melanjutkan Studinya ke Fakultas Sosial Politik Universitas Cokro Aminoto Yogyakarta.
Arifin dikenal sebagai sosok yang piawai dalam menulis karya sastra, kemampuannya itu mulai terbangun sejak lama, yaitu sejak ia berada di bangku SMP, akan tetapi kemampuannya baru terasah setelah ia mengenyam pendidikan di SMA Jurnalis Solo.
Selain piawai dalam menulis Arifin juga pandai dalam berteater, sebab disela-sela kesibukannya sebagai seorang Mahasiswa ia juga bergabung dengan Lingkaran Drama Rendra, yaitu suatu perkumpulan seni Drama yang kala itu eksis di Yogyakarta.
Kepiawaian Arifin dalam menulis karya sastra kemudian ia salurkan untuk pentas-pentas teater yang diadakan di Lingkaran Drama Rendra, Arifin mulai menyutradarai Teater atau pentas darama yang digelar oleh Lingkaran Drama Rendra, prestasi Arifin kemudian melejit ketika ia memutuskan untuk menyutradari filem.
Kepiawaian Arifin dalam menulis karya sastra kemudian ia salurkan untuk pentas-pentas teater yang diadakan di Lingkaran Drama Rendra, Arifin mulai menyutradarai Teater atau pentas darama yang digelar oleh Lingkaran Drama Rendra, prestasi Arifin kemudian melejit ketika ia memutuskan untuk menyutradari filem.
Arifin C. Noer Terjun ke Dunia Filem
Arifin pada mulanya adalah wartawan, penulis dan sutradara Teater, ia masuk dan mempelajari seni perfileman dengan jalan otodidak.Pada mulanya ia belajar dari pengalamannya ketika diajak oleh Wam Umboh dalam proyek pembuatan filem Kugapai Cintamu pada Tahun 1970-an. Dari pengalamannya itulah Arifin kemudian menjelma menjadi seorang Sutradara Filem.
Pengalaman Arifin dalam menulis karya sastra dan menyutradarai Teater membuat ia mudah memahami tata cara menjadi seorang penulis dan Sutradara Filem, hingga akhirnya pada 1973 ia berhasil membuat filem pertamanya dengan judul “Rio Anakku”.
Dari tahun 1073 Arifin menjelma menjadi seorang Sutradara Filem yang produktif tercatat dari tahun 1973 hingga 1981 ia berhasil membuat lima Filem.
Pengalaman Arifin dalam menulis karya sastra dan menyutradarai Teater membuat ia mudah memahami tata cara menjadi seorang penulis dan Sutradara Filem, hingga akhirnya pada 1973 ia berhasil membuat filem pertamanya dengan judul “Rio Anakku”.
Dari tahun 1073 Arifin menjelma menjadi seorang Sutradara Filem yang produktif tercatat dari tahun 1973 hingga 1981 ia berhasil membuat lima Filem.
Nasib baik kemudian menghampiri Arifin setelah filem kelimanya yang berjudul “Serangan Fajar” yang diproduksi pada Tahun 1981 mendapatkan penghargaan. Ia diganjar sebagai Sutradara terbaik pada Tahun 1982. Maka setelah penganugrahan tersebut Arifin menjelma menjadi Sutradara filem kenamaan, hingga akhirnya pada 1983 pemerintah menugasinya untuk membuat filem 30 SPKI, filem termahal dalam sejarah Orde Baru itu akhirnya rilis pada Tahun 1984.
Selain berkiprah sebagai Sutradara filem 30 S PKI, Arifin C. Noer juga sekaligus bekerja sebagai penulis cerita, dibantu oleh para Ahli sejarawan yang mengetahui betul seluk-beluk pristiwa pemberontakan PKI pada Tahun 1965.
Filem G 30 SPKI yang disutradarainya merupakan filem dengan biayaya paling mahal dizamannya, sebab biyaya mencapai Rp 800 milyar.
Kekecewaan Arifin pada Filem 30 SPKI selanjutnya bukan sebatas itu saja, ketika ia mengetahui bahwa filem 30 SPKI yang ia buat berdasarkan pengakuan sejarawan versi pemerintah Orde Baru di sebagaian kisahnya ada yang tidak sesuai dengan fakta sejarah, hal inilah yang dikemudian hari membuat Arifin merasa tidak nyaman.
Selepas dirilisanya filem 30 SPKI, Arifin merasa dimanfaatkan, sehingga akhirnya ia mecoba berhenti menjadi Sutradara filem, akan tetapi berkat motivasi dari kawan-kawannya, Arifin kemudian mengurungkan niatnya dan terus berkiprah dalam dunia perfileman.
Arifin C. Noer Menyutradari Filem 30 SPKI
Arifin C. Noer dijadikan Sutradara filem 30 SPKI melalui penjaringan yang ketat, Negara memilihnya sebagai Sutradara karena pada waktu itu ia dianggap sebagai Sutradara yang paling jempolan.Selain berkiprah sebagai Sutradara filem 30 S PKI, Arifin C. Noer juga sekaligus bekerja sebagai penulis cerita, dibantu oleh para Ahli sejarawan yang mengetahui betul seluk-beluk pristiwa pemberontakan PKI pada Tahun 1965.
Filem G 30 SPKI yang disutradarainya merupakan filem dengan biayaya paling mahal dizamannya, sebab biyaya mencapai Rp 800 milyar.
Kekecewaan Arifin C. Noer pada Filem 30 SPKI
Meskipun mulanya merasa bangga menjadi sutradara pada filem 30 SPKI, akan tetapi pada akhirnya Arifin merasa kecewa karena ternyata filemnya tersebut dijadikan propaganda Rezim Orde Baru untuk membentuk opini rakyat jika Soeharto merupakan seorang pahlawan.Kekecewaan Arifin pada Filem 30 SPKI selanjutnya bukan sebatas itu saja, ketika ia mengetahui bahwa filem 30 SPKI yang ia buat berdasarkan pengakuan sejarawan versi pemerintah Orde Baru di sebagaian kisahnya ada yang tidak sesuai dengan fakta sejarah, hal inilah yang dikemudian hari membuat Arifin merasa tidak nyaman.
Selepas dirilisanya filem 30 SPKI, Arifin merasa dimanfaatkan, sehingga akhirnya ia mecoba berhenti menjadi Sutradara filem, akan tetapi berkat motivasi dari kawan-kawannya, Arifin kemudian mengurungkan niatnya dan terus berkiprah dalam dunia perfileman.
Filem Karya Arifin C. Noer
Selama hidupnya Arifin C. Noer berhasil membuat 13 Filem, yaitu 7 filem sebelum terbitnya filem 30 S PKI dan 5 filem selepas rilisnya filem 30 SPK. Filem-filem karyanya adalah sebagai berikut:- Rio Anakku (1973)
- Suci Sang Primadona (1977)
- Petualang-Petualang (1978)
- Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa (1979)
- Harmonikaku (1979)
- Serangan Fajar (1981)
- Djakarta (1966 - 1982)
- Pengkhianatan G 30 S/PKI - (1984)
- Matahari Matahari (1985)
- Biarkan Bulan Itu (1986)
- Taksi - (1990)
- Bibir Merah - (1991)
- Taksi - (1992)
Apakah ada video penyesalan dari Arifin c noer ?
BalasHapus