Biografi K.H. Harun Sholeh, Pendiri PP Kempek Cirebon
K.H. Harun Soleh adalah ulama mumpuni yang kelak mendirikan Pondok Pesantren Kempek, mulanya beliau hidup dengan penuh kesengseraan, pernah pada suatu hari, yaitu ketika mondok di Indramayu beliau diterjang kelaparan, karena memiliki prinsip pantang mengemis beliau memilih pulang untuk menyambung hidupnya di Pesantren. Akan tetapi sesampaiya di rumah, ibunya yang sudah ditinggal wafat oleh suaminya itu hanya memiliki beras sedikit saja. Di rumah Kiai Harun Soleh tidak mau berlama-lama, dengan berbekal beras yang sedikit itu beliau bergegas bertolak ke Indramayu lagi, karena beliau tidak mau ketinggalan pelajaran.
K.H. Harun Soleh adalah putra K.H. Abdul Jalil bin Kiai Murdan, bapak dan kakeknya merupakan seorang kiai sepuh yang mempunyai garis keturunan dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah. K.H. Harun Soleh dilahirkan di Desa Kedongdong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.
Ayah KH. Harun Soleh, adalah seorang Kiai yang sejak muda berkelana ke Cirebon untuk mencari penghidupan sambil berdakwah, di Cirebon K.H. Abdul Jalil menetap di Desa Kedongdong hingga menemukan jodohnya.
K.H. Abdul Jalil menikah dengan perempuan sunda yang dikenal dengan nama Nyai Kamali. Dari rahim nyai Kamali itulah kelak lahir K.H. Harun Soleh. Sebenarnya Kiai Harun adalah anak bungsu dari pasangan keduanya, karena beliau memiliki kakak perempuan dan laki-laki, yaitu Kiai Kamali dan Nyai Aisyah.
Kiai Harun ditinggal wafat ayahnya ketika masih remaja. Ibunya lah yang menghidupi dan membiayai pendidikan meski dalam keadaan pas-pasan karena ditinggal wafat tulang punggung keluarga.
Diceritakan suatu ketika Kiai Harun sedang mondok di daerah Indramayu ,beliau kehabisan bekal. Dengan berjalan kaki dari Indramayu ke Kedongdong, dalam keadaan lelah dan lapar, beliau menemui sang ibunda, didapatinya beliau sedang mencuci sedikit beras.
Melihat kondisi putranya, sang ibunda akhirnya membagi beras yang dipegangnya untuk bekal pendidikan sang anak, karena hanya itulah harta yang dimilikinya saat itu. Dengan membawa sedikit bekal itulah, Harun remaja kembali ke pesantren dengan rasa sabar dan jauh dari putus asa.
Kiai Harun selama hidupnya mempunyai tiga orang guru yang termasyhur, ketiga guru-gurunya itulah yang turut membentuk ahlak dan keilmuan sang Kiai, ketiga guru-gurunya tersebut adalah;
Kiai Harun dikenal dengan dua nama, yaitu nama Harun, sebagai nama asli beliau pemberian orang tua dan Sholeh sebagai nama resmi haji beliau. Setelah pulang dari ibadah haji, beliau selalu menuliskan nama Sholeh di setiap koleksi kitab-kitabnya.
Kiai Harun menikah dengan dua wanita, yaitu Nyai Mutimmah dan Nyai Ummi Laila. Dari dua orang istri tersebut lahirlah putra-putri beliau yang pada perkembangannya kelak menjadi penerus Pondok Pesantren Kempek sampai dewasa ini.
Dari pernikahan beliau dengan Nyai Mutimmah dianugrahi 5 orang putra-putri, yaitu:
Sedangkan dari pernikahan beliau dengan Nyai Ummi Laila dikarunia 10 orang putra dan putri, yaitu:
Selepas Kiai Harun Sholeh menuntut ilmu di berbagai pesantren dan menikah dengan jodohnya, belau mendirikan Pondok Pesantren Kempek pada Tahun 1908. Kempek adalah nama sebuah desa yang terletak 2 km dari perempatan Palimanan (dari arah selatan) dan 1,2 km dari pintu tol Tegalkarang (dari arah tol Cipali).
Sejak tahun 2004, desa Kempek masuk dalam wilayah pemekaran Kecamatan Gempol. Dengan demikian nama Pondok Pesantren Kempek sesuai dengan nama asli tempat dimana pesantren itu terletak sehingga tampa embel-embel nama lainnya.
Selepas 33 tahun mengabdikan diri di pesantren Kempek hingga pesantren mampu berkembang dengan pesat, Kiai Harun Sholeh wafat. Beliau wafat pada usia 57 tahun, karena sakit pernafasan tepat pada Tanggal 23 Maret 1935 M
K.H. Harun Soleh adalah putra K.H. Abdul Jalil bin Kiai Murdan, bapak dan kakeknya merupakan seorang kiai sepuh yang mempunyai garis keturunan dari daerah Pekalongan, Jawa Tengah. K.H. Harun Soleh dilahirkan di Desa Kedongdong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon.
Ayah KH. Harun Soleh, adalah seorang Kiai yang sejak muda berkelana ke Cirebon untuk mencari penghidupan sambil berdakwah, di Cirebon K.H. Abdul Jalil menetap di Desa Kedongdong hingga menemukan jodohnya.
K.H. Abdul Jalil menikah dengan perempuan sunda yang dikenal dengan nama Nyai Kamali. Dari rahim nyai Kamali itulah kelak lahir K.H. Harun Soleh. Sebenarnya Kiai Harun adalah anak bungsu dari pasangan keduanya, karena beliau memiliki kakak perempuan dan laki-laki, yaitu Kiai Kamali dan Nyai Aisyah.
Pesantren Kempek |
Diceritakan suatu ketika Kiai Harun sedang mondok di daerah Indramayu ,beliau kehabisan bekal. Dengan berjalan kaki dari Indramayu ke Kedongdong, dalam keadaan lelah dan lapar, beliau menemui sang ibunda, didapatinya beliau sedang mencuci sedikit beras.
Melihat kondisi putranya, sang ibunda akhirnya membagi beras yang dipegangnya untuk bekal pendidikan sang anak, karena hanya itulah harta yang dimilikinya saat itu. Dengan membawa sedikit bekal itulah, Harun remaja kembali ke pesantren dengan rasa sabar dan jauh dari putus asa.
Kiai Harun selama hidupnya mempunyai tiga orang guru yang termasyhur, ketiga guru-gurunya itulah yang turut membentuk ahlak dan keilmuan sang Kiai, ketiga guru-gurunya tersebut adalah;
- Kiai Yusuf (Gus Yusuf) Indramayu seorang ulama ahli Nahwu dan Sharaf di Pesantren Wot Bogor juga seorang Ulama Hikmah. Karya monumental beliau adalah Kitab Shorof yang dijadikan sebagai Kitab Khas Kempek (Terjamah kitab “Matan At-Tashrif atau Al Kailany” dengan ciri khas tersendiri).
- Kiai Murtadlo dari Pekalongan yang merupakan guru masa kecil beliau.
- Kiai Ubaidillah dari Tegal yang merupakan seorang ulama ahli Tauhid.
Kiai Harun dikenal dengan dua nama, yaitu nama Harun, sebagai nama asli beliau pemberian orang tua dan Sholeh sebagai nama resmi haji beliau. Setelah pulang dari ibadah haji, beliau selalu menuliskan nama Sholeh di setiap koleksi kitab-kitabnya.
Kiai Harun menikah dengan dua wanita, yaitu Nyai Mutimmah dan Nyai Ummi Laila. Dari dua orang istri tersebut lahirlah putra-putri beliau yang pada perkembangannya kelak menjadi penerus Pondok Pesantren Kempek sampai dewasa ini.
Dari pernikahan beliau dengan Nyai Mutimmah dianugrahi 5 orang putra-putri, yaitu:
- Nyai Hj. Umamah.
- KH. Muhammad Umar Sholeh.
- Abdul Haq (meninggal semasa kecil).
- Nyai Rubai‟ah
- Nyai Sukainah.
Sedangkan dari pernikahan beliau dengan Nyai Ummi Laila dikarunia 10 orang putra dan putri, yaitu:
- KH. Yusuf Harun.
- Nyai Tsuwaibah.
- Nyai Zaenab.
- Nyai Rohmah
- Nyai Zubaedah.
- Nyai Hj. Mu‟minah.
- Atikah (meninggal semasa kecil).
- Utsman (meninggal semasa kecil).
- Nyai Hj. Afifah.
- Kiai Hasan Harun
Selepas Kiai Harun Sholeh menuntut ilmu di berbagai pesantren dan menikah dengan jodohnya, belau mendirikan Pondok Pesantren Kempek pada Tahun 1908. Kempek adalah nama sebuah desa yang terletak 2 km dari perempatan Palimanan (dari arah selatan) dan 1,2 km dari pintu tol Tegalkarang (dari arah tol Cipali).
Sejak tahun 2004, desa Kempek masuk dalam wilayah pemekaran Kecamatan Gempol. Dengan demikian nama Pondok Pesantren Kempek sesuai dengan nama asli tempat dimana pesantren itu terletak sehingga tampa embel-embel nama lainnya.
Selepas 33 tahun mengabdikan diri di pesantren Kempek hingga pesantren mampu berkembang dengan pesat, Kiai Harun Sholeh wafat. Beliau wafat pada usia 57 tahun, karena sakit pernafasan tepat pada Tanggal 23 Maret 1935 M
Allahummagfirlahu warhamhu
BalasHapusMantap teruskan syiar ..
BalasHapus