Biografi PS Sulendraningrat
PS Sulendraningrat atau Pangeran Sulaiman Sulendraningrat dikenal oleh kalangan masyarakat Cirebon karena namanya begitu familier di buku-buku sejarah Cirebon, hal tersebut memang wajar karena beliau sendiri merupakan salah satu sejarawan Cirebon yang juga menghasilkan karya tulis berupa buku yang kelak diberi judul “Sejarah Cirebon”.
PS Sulendraningrat sejatinya seorang darah biru, sebab memang beliau dilahirkan dilingkungan Keraton Keprabonan Cirebon. Sebagai seorang darah biru yang dilahirkan dilingkungan Keraton, tentu beliau lebih mudah mendapatkan akses mengenai naskah-naskah Kesultanan Cirebon baik yang ada di Keprbaonan, Kasepuhan, Kanoman maupun Kacirebonan.
PS Sulendraningrat lahir pada 3 Juni 1914, meskipun zaman itu adalah zaman dimana Cirebon sedang dibawah Cengkraman penjajah Belanda akan tetapi bagi PS Sulendraningrat yang seorang Ningrat tidak kesulitan dalam mengenyam pendidikan.
Tercatat PS Sulendraningrat pernah mengenyam pendidikan HIS Taman Siswa dan HIS Negeri Diploma pada Tahun 1930, Pada Tahun 1933 beliau juga tercatat sebagai siswa MULO meskipun tidak memperoleh gelar diploma.
Selain mengenyam pendidikan formal, PS Sulendraningrat juga merupakan santri Pondok Pesantren Buntet Cirebon, beliau belajar di Buntet selama 15 Tahun. Selepas menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan PS Sulendraningrat kemudian mendalami Thoriqot Satariyah hingga menjadi guru besar di Thoriqot itu.
Selain sibuk menghidup-hidupi Thoriqot Satariyah di Keprabonan, PS Sulendraningrat juga aktif sebagai pengurus organisasi Nahdlotul Ulama (NU) di Cirebon, pada 1940 PS Sulendraningrat mengikuti Kursus di Republica Bandung untuk memperdalam Bahasa Arab dan Belanda.
Kedalaman ilmu tasawuf serta pengetahuan sejarah Cirebon yang dimilikinya kemudian mengantarkannya menjadi ketua Lembaga Kebudayaan di wilayah Cirebon (Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu).
Karya PS Sulendraningrat telah diterbitkan dan masih dapat dibaca hingga kini antara lain Nukilan Sejarah Cirebon Asli, Sejarah Cirebon, Purwaka Caruban Nagari, dan Timbangan (tasawuf).
Baca Juga: Kerajaan Cirebon, Masa Pendirian, Kejayaan dan Kemundurannya
PS Sulendraningrat sejatinya seorang darah biru, sebab memang beliau dilahirkan dilingkungan Keraton Keprabonan Cirebon. Sebagai seorang darah biru yang dilahirkan dilingkungan Keraton, tentu beliau lebih mudah mendapatkan akses mengenai naskah-naskah Kesultanan Cirebon baik yang ada di Keprbaonan, Kasepuhan, Kanoman maupun Kacirebonan.
PS Sulendraningrat lahir pada 3 Juni 1914, meskipun zaman itu adalah zaman dimana Cirebon sedang dibawah Cengkraman penjajah Belanda akan tetapi bagi PS Sulendraningrat yang seorang Ningrat tidak kesulitan dalam mengenyam pendidikan.
Tercatat PS Sulendraningrat pernah mengenyam pendidikan HIS Taman Siswa dan HIS Negeri Diploma pada Tahun 1930, Pada Tahun 1933 beliau juga tercatat sebagai siswa MULO meskipun tidak memperoleh gelar diploma.
Selain mengenyam pendidikan formal, PS Sulendraningrat juga merupakan santri Pondok Pesantren Buntet Cirebon, beliau belajar di Buntet selama 15 Tahun. Selepas menuntut ilmu di berbagai lembaga pendidikan PS Sulendraningrat kemudian mendalami Thoriqot Satariyah hingga menjadi guru besar di Thoriqot itu.
Selain sibuk menghidup-hidupi Thoriqot Satariyah di Keprabonan, PS Sulendraningrat juga aktif sebagai pengurus organisasi Nahdlotul Ulama (NU) di Cirebon, pada 1940 PS Sulendraningrat mengikuti Kursus di Republica Bandung untuk memperdalam Bahasa Arab dan Belanda.
Kedalaman ilmu tasawuf serta pengetahuan sejarah Cirebon yang dimilikinya kemudian mengantarkannya menjadi ketua Lembaga Kebudayaan di wilayah Cirebon (Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu).
Karya PS Sulendraningrat telah diterbitkan dan masih dapat dibaca hingga kini antara lain Nukilan Sejarah Cirebon Asli, Sejarah Cirebon, Purwaka Caruban Nagari, dan Timbangan (tasawuf).
Baca Juga: Kerajaan Cirebon, Masa Pendirian, Kejayaan dan Kemundurannya
Assalamualaikum wr wb
BalasHapusMaaf ini blog yang punya siapa ya?
Assalamualaikum
BalasHapus