Pangeran Arya Carbon Pengarang Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari
Pangeran Arya Carbon yang mempunyai nama lain Pangeran Karangrangen adalah anak dari Sultan Sepuh Mertawijaya, beliau juga merupakan penguasa di Panembahan Kacarbonan.
Pangeran Arya Carbon begitu terkenal dikalangan sejarwan Cirebon karena karya tulis beliau hingga kini masih lestari, yaitu karya tulis berupa naskah yang diberi judul Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah bersi tentang sejarah Cirebon dari zaman Prabu Siliwangi hingga masa setelahnya.
Selain dikenal sebagai penulis Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Pangeran Arya Carbon juga merupakan tokoh yang membangun Taman Sunyaragi, taman air Kesultanan yang di masanya merupakan taman terindah dan terbesar di Jawa.
Di Cirebon tokoh yang menggunakan nama Arya Carbon lebih dari satu orang, masa sebelum Pangeran Karangrangen hidup, ada lagi satu tokoh yang disebut Arya Carbon yaitu anak dari Pangeran Pasarean dengan Ratu Nyawa yang bergelar Dipati Carbon I. Banyak orang yang menyangka kedua tokoh tersebut sama, padahal masa hidupnya berbeda.
Pangeran Arya Cirebon yang nama lainnya Pangeran Karangrangen pencipta Carita Purwaka Caruban Nagari merupakan penguasa Cirebon yang sangat cerdas, pandai berbahasa Jawa Kuno, Cirebon, Sunda, Melayu dan Bahasa Belanda, selain itu ia juga dikenal sebagai seorang yang kutu buku dan menyukai kesenian dan budaya. Karena kecerdasan dan luasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki, Pangeran Arya Carbon juga diangkat sebagai wakil VOC Belanda sebagai penghubung dengan para penguasa di wilayah Cirebon dan Priangan.
Usaha Arya Carbon demi menggapai kekuasaan tidak hanya sampai situ saja, Arya Carbon yang dikenal bergaul rapat dengan Belanda akhirnya meminta bantuan pada sahabat-sahabat Belandanya untuk membujuk kakaknya membagi kekuasaan. Karena terlampau dekatnya, akhirnya orang Belanda mau membantu Pangeran Arya Carbon. Orang Belanda yang membantu bernama Peter Martinus.
Rayuan Peter Martinus akhirnya membuahkan hasil, Sultan Jamaluddin memberikan kekuasaan pada adiknya sebanyak dua laksa, sementara dari Kanoman memberikan beberapa abdi untuk membantu Arya Carbon. Selama menjabat sebagai sultan Kacirebonan, Pangeran Arya Carbon tidak membuat Istana baru melainkan tinggal di dalam Keraton Kasepuhan bersama kakanya (Wahyu, hlm 201)
Orang-orang Cina dari Rembang tersebut diberikan tempat tinggal di Cirebon dan dibebaskan untuk berjualan, sehingga banyak diantara mereka yang kemudian menjadi kaya. Pada saat Pangeran Arya Carbon melakukan pembangunan Taman Sunyaragi banyak orang-orang Cina yang merasa hutang budi pada Pangeran Arya Carbon membantu pendanaan pembuatan taman Sunyaragi. Dalam Naskah Mertasinga disebutkan bahwa taman Sunyaragi dibangun pada Sangkala Swara Ombak Ing Buhmi (1618 Saka) atau 1696 Masehi. (Wahyu, hlm 201)
Baca Juga: Kisah Pengungsi Cina Rembang dan Pembangunan Taman Sunyaragi di Cirebon
Selain dikenal sebagai penulis Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Pangeran Arya Carbon juga merupakan tokoh yang membangun Taman Sunyaragi, taman air Kesultanan yang di masanya merupakan taman terindah dan terbesar di Jawa.
Di Cirebon tokoh yang menggunakan nama Arya Carbon lebih dari satu orang, masa sebelum Pangeran Karangrangen hidup, ada lagi satu tokoh yang disebut Arya Carbon yaitu anak dari Pangeran Pasarean dengan Ratu Nyawa yang bergelar Dipati Carbon I. Banyak orang yang menyangka kedua tokoh tersebut sama, padahal masa hidupnya berbeda.
Pangeran Arya Cirebon yang nama lainnya Pangeran Karangrangen pencipta Carita Purwaka Caruban Nagari merupakan penguasa Cirebon yang sangat cerdas, pandai berbahasa Jawa Kuno, Cirebon, Sunda, Melayu dan Bahasa Belanda, selain itu ia juga dikenal sebagai seorang yang kutu buku dan menyukai kesenian dan budaya. Karena kecerdasan dan luasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki, Pangeran Arya Carbon juga diangkat sebagai wakil VOC Belanda sebagai penghubung dengan para penguasa di wilayah Cirebon dan Priangan.
Arya Carbon menjadi Panembahan di Kacirebonan
Pada mulanya, Pangeran Carbon hanya darah biru yang tanpa wilayah kekuasaan. Dalam Naskah Mertasinga disebutkan bahwa demi memperoleh wilayah kekuasaan, Arya Carbon meminta kepada kakaknya Sultan Jamaluddin agar diberi kekuasaan, akan tetapi kakaknya yang kala itu menjabat sebagai Sultan Kasepuhan tidak juga mengabulkannya. (Wahyu, hlm 201)Usaha Arya Carbon demi menggapai kekuasaan tidak hanya sampai situ saja, Arya Carbon yang dikenal bergaul rapat dengan Belanda akhirnya meminta bantuan pada sahabat-sahabat Belandanya untuk membujuk kakaknya membagi kekuasaan. Karena terlampau dekatnya, akhirnya orang Belanda mau membantu Pangeran Arya Carbon. Orang Belanda yang membantu bernama Peter Martinus.
Rayuan Peter Martinus akhirnya membuahkan hasil, Sultan Jamaluddin memberikan kekuasaan pada adiknya sebanyak dua laksa, sementara dari Kanoman memberikan beberapa abdi untuk membantu Arya Carbon. Selama menjabat sebagai sultan Kacirebonan, Pangeran Arya Carbon tidak membuat Istana baru melainkan tinggal di dalam Keraton Kasepuhan bersama kakanya (Wahyu, hlm 201)
Arya Carbon Membangun Sunyaragi
Selama hidupnya Pangeran Cirebon dikenal akrab dengan siapapun, termasuk dengan orang-orang keturunan Cina. Pangeran Arya Carbon banyak membantu orang-orang Cina yang sedang keksusahan, terutamanya orang-orang Cina dari Rembang Jawa Tengah yang kala itu banyak mengungsi ke Cirebon karena diwilayahnya sedang berkecamuk berbagai macam pemberontakan.Lukisan Sunyaragi Abad 19 |
Baca Juga: Kisah Pengungsi Cina Rembang dan Pembangunan Taman Sunyaragi di Cirebon
Posting Komentar untuk "Pangeran Arya Carbon Pengarang Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.