Riwayat Kematian Gajah Mada
Riwayat kematian Gajah Mada tergambar jelas bahkan tahun kematiannyapun telah terlacak, jelasnya kabar kematian Gajah Mada semata-mata karena di informasikan dalam Naskah Negara Kertagama, naskah yang oleh pakar sejarawan dianggap sebagai naskah sejarah Majapahit tervalid.
Dalam Naskah Negara Kertagama kematian Gajah Mada terjadi pada Tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi. Informasi ini dapat dilihat pada Pupuh 10 Negara Kertagama. Hingga kematiannya Gajah Mada masih menjabat sebagai Mahapatih Majapahit, hanya saja ia diungsikan disuatu tempat yang jauh dari Ibu Kota Kerajaan, tempat tersebut dikenal dengan nama Madakaripura.
Baca Juga: Madakaripura, Kantor Kerja Baru Gajah Mada Selepas Perang Bubat
Dijauhkannya Gajah Mada dari Ibu Kota Kerajaan Majapahit menurut beberapa sejarawan dikarenakan Gajah Mada terlibat dalam perang Bubat yang menewaskan Raja Sunda beserta rombongan yang berniat mengawinkan Cita Rasemi atau Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk.
Selepas Gajah Mada bertempat tinggal di Madakaripura, Hayam Wuruk membentuk Dewan Pertimbangan Agung atau Bhatara Shapta Prabu untuk melaksanakan tugas-tugas Gajah Mada, anggotanya terdiri dari para keluarga Raja yang kompeten dalam pemerintahan, para keluarga Raja tersebut kemudian memilih Empu Tandi, Empu Nala Patih Dami, Empu Singa dan beberapa orang lain untuk menjalankan roda pemerintahan yang semula hanya di kepalai Gajah Mada.
Negara kertagama menyebutkan bahwa, pada Tahun 1285 Saka, Hayam Wuruk ke Candi Makam Simping. Selepas Pulang Hayam Wuruk mendapat kabar Gajah Mada sakit keras di Madakaripura, sehingga akhirnya pada 1286 Saka Gajah Mada kemudian wafat.
Selain dikabarkan dalam Negara Kertagama, riwayat kematian Gajah Mada juga di ceritakan dalam Naskah Kidung Sunda, hanya saja para Sejarawan umumnya tidak begitu mempercayai informasi yang terkandung dalam Kidung Sunda.
Menurut Kidung Sunda, Gajah Mada tidak meninggal karena sakit, akan tetapi karena moksa. Dalam Kidung Sunda dikisahkan bahwa selepas Gajah Mada membunuh rombongan Kerajaan Sunda termasuk Raja dan Putrinya, Paman Gajah Mada yang disebut sebagai Raja Kahuripan dan Raja Daha berniat membunuh Gajah Mada, mengetahui kabar tersebut akhirnya Gajah Mada memilih untuk “moksa”.
Dalam Naskah Negara Kertagama kematian Gajah Mada terjadi pada Tahun 1286 Saka atau 1364 Masehi. Informasi ini dapat dilihat pada Pupuh 10 Negara Kertagama. Hingga kematiannya Gajah Mada masih menjabat sebagai Mahapatih Majapahit, hanya saja ia diungsikan disuatu tempat yang jauh dari Ibu Kota Kerajaan, tempat tersebut dikenal dengan nama Madakaripura.
Baca Juga: Madakaripura, Kantor Kerja Baru Gajah Mada Selepas Perang Bubat
Dijauhkannya Gajah Mada dari Ibu Kota Kerajaan Majapahit menurut beberapa sejarawan dikarenakan Gajah Mada terlibat dalam perang Bubat yang menewaskan Raja Sunda beserta rombongan yang berniat mengawinkan Cita Rasemi atau Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk.
Selepas Gajah Mada bertempat tinggal di Madakaripura, Hayam Wuruk membentuk Dewan Pertimbangan Agung atau Bhatara Shapta Prabu untuk melaksanakan tugas-tugas Gajah Mada, anggotanya terdiri dari para keluarga Raja yang kompeten dalam pemerintahan, para keluarga Raja tersebut kemudian memilih Empu Tandi, Empu Nala Patih Dami, Empu Singa dan beberapa orang lain untuk menjalankan roda pemerintahan yang semula hanya di kepalai Gajah Mada.
Negara kertagama menyebutkan bahwa, pada Tahun 1285 Saka, Hayam Wuruk ke Candi Makam Simping. Selepas Pulang Hayam Wuruk mendapat kabar Gajah Mada sakit keras di Madakaripura, sehingga akhirnya pada 1286 Saka Gajah Mada kemudian wafat.
Selain dikabarkan dalam Negara Kertagama, riwayat kematian Gajah Mada juga di ceritakan dalam Naskah Kidung Sunda, hanya saja para Sejarawan umumnya tidak begitu mempercayai informasi yang terkandung dalam Kidung Sunda.
Menurut Kidung Sunda, Gajah Mada tidak meninggal karena sakit, akan tetapi karena moksa. Dalam Kidung Sunda dikisahkan bahwa selepas Gajah Mada membunuh rombongan Kerajaan Sunda termasuk Raja dan Putrinya, Paman Gajah Mada yang disebut sebagai Raja Kahuripan dan Raja Daha berniat membunuh Gajah Mada, mengetahui kabar tersebut akhirnya Gajah Mada memilih untuk “moksa”.
Sesudah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk dikisahkan berduka, karena selain sulit menemukan sosok seperti Mahapatih Gajah Mada juga ia merasa khawatir dengan kondisi Kerajaan selepas ditinggal Gajah Mada. Meskipun demikian atas Rekomendasi dari Saptha Pabu akhirnya Hayam Wuruk mengangkat Mahapatih Baru, jabatan tersebut jatuh pada Gajah Enggon.
Baca Juga: Asal-Usul Gajah Mada
Baca Juga: Asal-Usul Gajah Mada
Penulis : Bung Fei
Editor: Sejarah Cirebon
Aku pernah mengikuti kisah Gajah mada harian Suluh Indonesia era pemerintahan Sukarno.Dikisahkan Gajahmada moksa ditepi laut Selatan.
BalasHapusWah, mantap ya..
Hapus👍