Sejarah Desa Karangwangi Kec Depok Kab Cirebon
Desa Karangwangi adalah salah satu dari 12 desa yang berada di wilayah Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Secara keseluruhan luas Desa Karangwangi adalah sebesar 149,79 Ha.Didalamnya terdiri dari 21 blok, yaitu blok Pesantren, Sukamulya, Minjo, Desa, Janggleng, Lenggoko, Karangmoncol, Pranje, Pancuran Rahmat, Karang anyar/KCB, Gondang, Pawoan, Bawang, Puncel, Lebak, Karangtenga, Kesambi, Wareng/Lapangan, Dukutenga dan Sanggrek. 21 blok di Desa Karangwangi dibagi menjadi 10 RT dan 4 RW.
Wilayah desa Karangwangi berbatasan dengan beberapa desa lainnya, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sindangmekar Kecamatan Duku Puntang, di sbelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Getasan Kecamatan Depok dan disebelah selatan berbatasan dengan Desa Sindang Jawa Kecamatan Dukupuntang.
Ditinjau dari sejarahnya, berdirinya desa Karangwangi menurut penuturan masyarakat setempat berkaitan dengan peristiwa perang Cirebon Vs Rajagaluh zaman Arya Kiban. Wilayah Karangwangi dahulunya disebut Karang Loa, karena di daerah ini terdapat banyak pohon Loa.
Ketika Arya Kiban yang kala itu menjabat sebagai Panglima Perang Kerajaan Rajagaluh menyerang Cirebon wilayah Karang Loa adalah wilayah yang dilalui pasukan ini, sehingga sempat terjadi pertempuran antara pasukan Cirebon dengan Rajagaluh.
Arya Kiban beserta pasukannya dapat dihalau mundur ketika memasuki Karang Loa, sehingga nantinya Karang Loa dijadikan basis istirahat tentara Cirebon. Kala itu selain banyak terdapat pohon Loa, diwilayah Karang Loa juga banyak ditumbuhi pohon kenanga yang bunganya harum, sehingga akhirnya daerah tempat dimana tentara Cirebon menetap itu dinamakan Karangwangi. Kata” karang” dalam bahasa Cirebon bermaksud “Kebun/Hutan Kecil” sementara “Wangi” bermaksud “Harum”.
Di antara para Prajurit Cirebon yang terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Arya Kiban pada akhirnya ada yang menetap di Karangwangi, yaitu (1) Buyut Benda, kelak dikebumikan di Blok Masjid, (2) Buyut Nurjaya, dikebumikan di Blok Lenggoko, (3) Buyut Atas Raga, dikebumikan di Blok Karang Moncol, (4) Pangeran Mayar, dikebumikan di Blok Penggulaan, (5) Ki Gede Antaguna, dikebumikan di Blok Pawoan, (6) Ki Gede Marguan, dikebumikan di Blok Pawoan, (7) Ki Gede Nur Sakti, dikebumikan di Blok Pawoan, (8) Pangeran Antakusuma, dikebumikan di Blok Benda/ Masjid, (9) Singgalba dikebumikan di Blok Sanggrek, dan (10) Buyut Marong, dikebumikan di Blok Benda.
Kesepuluh Prajurit Cirebon itulah yang kelak membangun Karangwangi hingga menjadi desa yang ramai ditempati orang. Kuat dugaan Karangwangi dahlu diprintah oleh 10 Prajurit Cirebon secara bersama-sama dengan wilayah masing-masing sebelum akhirnya pada abad-abad berikutnya disatukan dalam satu pemerintahan dibawah satu orang Kuwu atau Kepala Desa.
Dalam catatan pemerintah Desa Karangwangi, nama kuwu yang tercatat dalam lembaran sejarah desa tersebut dimulai pada pemerintahan Kuwu Marta yang memerintah Karangwangi dari tahun 1896 hingga 1920.
Baca Juga: Formasi Perang Burung Bayan Dalam Perang Rajagaluh Vs Cirebon
Wilayah desa Karangwangi berbatasan dengan beberapa desa lainnya, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sindangmekar Kecamatan Duku Puntang, di sbelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kenanga Kecamatan Sumber, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Getasan Kecamatan Depok dan disebelah selatan berbatasan dengan Desa Sindang Jawa Kecamatan Dukupuntang.
Ditinjau dari sejarahnya, berdirinya desa Karangwangi menurut penuturan masyarakat setempat berkaitan dengan peristiwa perang Cirebon Vs Rajagaluh zaman Arya Kiban. Wilayah Karangwangi dahulunya disebut Karang Loa, karena di daerah ini terdapat banyak pohon Loa.
Ketika Arya Kiban yang kala itu menjabat sebagai Panglima Perang Kerajaan Rajagaluh menyerang Cirebon wilayah Karang Loa adalah wilayah yang dilalui pasukan ini, sehingga sempat terjadi pertempuran antara pasukan Cirebon dengan Rajagaluh.
Arya Kiban beserta pasukannya dapat dihalau mundur ketika memasuki Karang Loa, sehingga nantinya Karang Loa dijadikan basis istirahat tentara Cirebon. Kala itu selain banyak terdapat pohon Loa, diwilayah Karang Loa juga banyak ditumbuhi pohon kenanga yang bunganya harum, sehingga akhirnya daerah tempat dimana tentara Cirebon menetap itu dinamakan Karangwangi. Kata” karang” dalam bahasa Cirebon bermaksud “Kebun/Hutan Kecil” sementara “Wangi” bermaksud “Harum”.
Kondisi Desa Karangwangi-Depok-Cirebon |
Kesepuluh Prajurit Cirebon itulah yang kelak membangun Karangwangi hingga menjadi desa yang ramai ditempati orang. Kuat dugaan Karangwangi dahlu diprintah oleh 10 Prajurit Cirebon secara bersama-sama dengan wilayah masing-masing sebelum akhirnya pada abad-abad berikutnya disatukan dalam satu pemerintahan dibawah satu orang Kuwu atau Kepala Desa.
Dalam catatan pemerintah Desa Karangwangi, nama kuwu yang tercatat dalam lembaran sejarah desa tersebut dimulai pada pemerintahan Kuwu Marta yang memerintah Karangwangi dari tahun 1896 hingga 1920.
Baca Juga: Formasi Perang Burung Bayan Dalam Perang Rajagaluh Vs Cirebon
Posting Komentar untuk "Sejarah Desa Karangwangi Kec Depok Kab Cirebon"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.