Sejarah Desa Sidawangi Kec Sumber Kab Cirebon
Desa Sidawangi adalah desa yang terletak disebelah selatan wilayah Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, luas wilayahnya tercatat ± 464.335 Ha, dengan batas sebelah Utara berbatasan dengan Desa Babakan Kecamatan Sumber. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Nangela Kecamatan Mandirancan. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubang Kecamatan Talun, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang.
Sejarah Desa Sidangwangi tidak terlepas dari sejarah berpisahnya Blok Caper dari Desa Kubang dan berpisahnya Blok Cikadu dari Desa Tonjolayar.
Dahulu di kaki bukit gunung Ciremai tepatnya sebelah selatan situs Plangon terdapat sebuah cantilan atau blok yang bernama Blok Capar yang termasuk ke dalam wilayah desa Kubang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Antara blok Capar dengan desa Kubang dipisahkan oleh sebuah sungai yang cukup besar bernama sungai Cipager, yang apabila di musim penghujan orang tidak dapat menyebrangi sungai karena banjir, sampai sekarang tidak ada jembatan yang menghubungkan antara Blok Capar dengan Desa Kubang, sehingga apabila ada pertemuan atau rapat desa seringkali tidak bisa hadir karena terjegat banjir. Oleh karena itu, akhirnya blok Capar memisahkan diri dari Desa Kubang menjadi sebuah desa kecil yang pada waktu itu jumlah hak pilih di Blok Capar baru ada 110 orang.
Orang yang menjadi kuwu pertama di Desa Capar adalah Bapak Jenol Putra Buyut Kejah kelahiran Desa Kubang. Setelah kuwu Jenol berhenti, diganti oleh kuwu Marsati, kemudian diganti oleh kuwu Karna dan setelah kuwu Karna berhenti diganti oleh kuwu Sarya dan yang terakhir yaitu kuwu Sarkawi.
Di sebelah selatan desa Capar juga terdapat sebuah cantilan bernama Blok Cikadu yang termasuk wilayah Desa Tenjolayar Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Blok Cikadu dan Desa Tenjolayar juga dipisahkan oleh sungai yang sama yaitu sungai Cipager.
Keluhan masyarakat Blok Cikadu juga sama dengan masyarakat Blok Capar sebelum memisahkan diri dari Desa Kubang, yaitu tidak dapat menyebrangi sungai Cipager diwaktu musim penghujan. Akhirnya blok Cikadu juga memisahkan diri dari desa induknya yaitu Desa Tenjolayar menjadi sebuah desa kecil bernama Desa Cikadu. Orang yang pertama menjadi kuwu di Desa Cikadu yaitu bapak Along atau Ahlan dan setelah Along berhenti diganti oleh kuwu Shaleh dan kemudian kuwu yang terakhir yaitu kuwu Angga Kariya.
Pada waktu pemerintahan Belanda mengadakan penertiban wilayah, kedua desa kecil itu yakni Desa Capar dan Desa Cikadu akhirnya dijadikan satu dan penyatuan kedua desa itu diberi nama “Desa Sidawangi”. Tidak ada kejelasan mengapa desa itu kemudian dinamakan demikian, hanya saja secara arti sepertinya kata "Sidangwangi" beraasal dari kata Sida (Menjadi) dan Wangi (Harum/Bersih"). Jadi Sidawangi secara bahasa bermaksud menjadi harum.
Setelah terbentuknya Desa Sindangwangi, kuwu dari kedua desa kecil itu pun diberhentikan, kemudian diadakan pemilihan kuwu yang baru. Calon kuwu ada dua orang yaitu bapak Sarkawi dan Angga Kariya mantan kuwu Desa Cikadu yang diberhentikan. Setelah diadakan pemilihan kuwu, akhirnya dimenangkan oleh bapak Angga Kariya. Dan bapak Angga Kariya adalah orang pertama yang menjadi kuwu Desa Sidawangi, namun nama Blok Capar dan Blok Cikadu hingga sekarang masih ada sebagaimana dahulu.
Sampai sekarang ada 9 Kuwu yang pernah menjabat di pemerintahan Desa Sidawangi di antaranya: Angga Karya (1927 -1935), Sarkawi (1936 – 1948), Abdul Rojak (1949 – 1961), Sajum (1962 – 1973), H. Muhyidin (1973 – 1987), H. Mukam (1987 – 1994), Asmirah (1994 – 2000), Karsa (2001 – 2010), H. Alfan Nasuha (2011 – sekarang).
Sejarah Desa Sidangwangi tidak terlepas dari sejarah berpisahnya Blok Caper dari Desa Kubang dan berpisahnya Blok Cikadu dari Desa Tonjolayar.
Dahulu di kaki bukit gunung Ciremai tepatnya sebelah selatan situs Plangon terdapat sebuah cantilan atau blok yang bernama Blok Capar yang termasuk ke dalam wilayah desa Kubang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Antara blok Capar dengan desa Kubang dipisahkan oleh sebuah sungai yang cukup besar bernama sungai Cipager, yang apabila di musim penghujan orang tidak dapat menyebrangi sungai karena banjir, sampai sekarang tidak ada jembatan yang menghubungkan antara Blok Capar dengan Desa Kubang, sehingga apabila ada pertemuan atau rapat desa seringkali tidak bisa hadir karena terjegat banjir. Oleh karena itu, akhirnya blok Capar memisahkan diri dari Desa Kubang menjadi sebuah desa kecil yang pada waktu itu jumlah hak pilih di Blok Capar baru ada 110 orang.
Orang yang menjadi kuwu pertama di Desa Capar adalah Bapak Jenol Putra Buyut Kejah kelahiran Desa Kubang. Setelah kuwu Jenol berhenti, diganti oleh kuwu Marsati, kemudian diganti oleh kuwu Karna dan setelah kuwu Karna berhenti diganti oleh kuwu Sarya dan yang terakhir yaitu kuwu Sarkawi.
Di sebelah selatan desa Capar juga terdapat sebuah cantilan bernama Blok Cikadu yang termasuk wilayah Desa Tenjolayar Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Blok Cikadu dan Desa Tenjolayar juga dipisahkan oleh sungai yang sama yaitu sungai Cipager.
Keluhan masyarakat Blok Cikadu juga sama dengan masyarakat Blok Capar sebelum memisahkan diri dari Desa Kubang, yaitu tidak dapat menyebrangi sungai Cipager diwaktu musim penghujan. Akhirnya blok Cikadu juga memisahkan diri dari desa induknya yaitu Desa Tenjolayar menjadi sebuah desa kecil bernama Desa Cikadu. Orang yang pertama menjadi kuwu di Desa Cikadu yaitu bapak Along atau Ahlan dan setelah Along berhenti diganti oleh kuwu Shaleh dan kemudian kuwu yang terakhir yaitu kuwu Angga Kariya.
Pada waktu pemerintahan Belanda mengadakan penertiban wilayah, kedua desa kecil itu yakni Desa Capar dan Desa Cikadu akhirnya dijadikan satu dan penyatuan kedua desa itu diberi nama “Desa Sidawangi”. Tidak ada kejelasan mengapa desa itu kemudian dinamakan demikian, hanya saja secara arti sepertinya kata "Sidangwangi" beraasal dari kata Sida (Menjadi) dan Wangi (Harum/Bersih"). Jadi Sidawangi secara bahasa bermaksud menjadi harum.
Setelah terbentuknya Desa Sindangwangi, kuwu dari kedua desa kecil itu pun diberhentikan, kemudian diadakan pemilihan kuwu yang baru. Calon kuwu ada dua orang yaitu bapak Sarkawi dan Angga Kariya mantan kuwu Desa Cikadu yang diberhentikan. Setelah diadakan pemilihan kuwu, akhirnya dimenangkan oleh bapak Angga Kariya. Dan bapak Angga Kariya adalah orang pertama yang menjadi kuwu Desa Sidawangi, namun nama Blok Capar dan Blok Cikadu hingga sekarang masih ada sebagaimana dahulu.
Sampai sekarang ada 9 Kuwu yang pernah menjabat di pemerintahan Desa Sidawangi di antaranya: Angga Karya (1927 -1935), Sarkawi (1936 – 1948), Abdul Rojak (1949 – 1961), Sajum (1962 – 1973), H. Muhyidin (1973 – 1987), H. Mukam (1987 – 1994), Asmirah (1994 – 2000), Karsa (2001 – 2010), H. Alfan Nasuha (2011 – sekarang).
Buat penulisnya coba dicari lagi sejarahnya desa sidawangi dari babat cirebon. Sepertinya masih banyak yang kurang tentang desa sidawangi.
BalasHapushttps://www.facebook.com/259859720725460/posts/sejarah-desa-sidawangi-matangaji-kubang-dan-sarwadadi-cirebonsetelah-banten-dan-/476680235710073/
Hapuscoba cariin asal usul desa Dawuan Kecamatan Tengah tani Kabupaten cirebon
BalasHapusSaya keluarga abdul rojak
BalasHapus