Sejarah Desa Weru Kec Weru Kab Cirebon
Desa Weru adalah salah satu desa yang juga sebagai Kecamatan di wilayah Cirebon, desa Weru terbilang maju mengingat di dalamnya terdapat pasar dan banyak berdiri pabrik maupun usaha kecil dan menegah yang menjalankan usahanya di perumahan, sebelum dimekarkan wilayah Weru mencakup desa dan Kecamatan Plererd, hanya saja karena padatnya penduduk Plered kemudian memisahkan diri menjadi Kecamatan baru.
Nama Weru dipercayai diambil dari nama pendirinya, namanya Ki Gede Weru ada juga yang memanggilnya Ki Gede Plered. Menurut legenda setempat desa Weru telah ada sejak lama, yaitu ketika Kesultanan Cirebon diprintah oleh Sunan Gunung Jati, maka tidak mengherankan jika makam Ki Gede Weru dapat dijumpai di pemakaman Para Pembesar Kesultanan Cirebon di Gunung Jati.
Selama memerintah Weru, Ki Gede Weru dikisahkan menjalankan roda pemerintahan dengan adil dan bijaksana, dimasa pemerintahannya pula terjadi peristiwa yang membuat Ki Gede Weru bersedih hati dan merana.
Ki Gede Weru ketika memerintah mencintai seorang gadis asal Dusun Kaliandul, namanya Rara Kemuning, sang gadis dikisahkan berkulit kuning langsat, selain itu gadis tersebut juga dikisahkan pandai silat. Banyak orang yang menghendaki berjodoh dengan Rara Kemuning akan tetapi pada umumnya mereka tak sanggup, sebab syarat untuk mengawini Rara Kemuning adalah harus mampu mengalahkan Rara Kemuning dalam adu silat.
Ki Gede Weru mampu menaklukan Rara Kemuning sehingga ia berhak mengawininya, akan tetapi belum juga pesta perkawinan digelar rupanya Rara Kemuning wafat karena sakit. Oleh sebab itulah Ki Gede Weru merasa terpukul dan merasa dalam hidupnya.
Sepeninggal Rara Kemuning, Ki Gede Weru kemudian menikah dengan wanita lain yang tak disebutkan namanya, dari perkawinannya tersebut, Ki Gede Weru memperoleh anak yang kelak dinamakan Pangeran Anom Weru.
Pemerintahan Desa Weru selepas ditinggal wafat Ki Gede Weru diserahkan kepada anaknya Pangeran Anom Weru dilanjutkan pada anak turunanya hingga berabad-abad sebelum datangnya sistem pemilihan Kuwu di Desa Weru. Tidak sebagaimana bapaknya yang dikuburkan di Gunung Jati, Pangeran Anom Weru jasadnya dikuburkan di Dusun Kaliandul, hal tersebut merupkan perintaannya sendiri, tujuannya agar orang Weru jangan menikah dengan gadis dari Kaliandul sebab ia takut nasibnya akan sama seperti bapaknya yang merana ditinggal wafat kekasihnya.
Nama Weru dipercayai diambil dari nama pendirinya, namanya Ki Gede Weru ada juga yang memanggilnya Ki Gede Plered. Menurut legenda setempat desa Weru telah ada sejak lama, yaitu ketika Kesultanan Cirebon diprintah oleh Sunan Gunung Jati, maka tidak mengherankan jika makam Ki Gede Weru dapat dijumpai di pemakaman Para Pembesar Kesultanan Cirebon di Gunung Jati.
Selama memerintah Weru, Ki Gede Weru dikisahkan menjalankan roda pemerintahan dengan adil dan bijaksana, dimasa pemerintahannya pula terjadi peristiwa yang membuat Ki Gede Weru bersedih hati dan merana.
Ki Gede Weru ketika memerintah mencintai seorang gadis asal Dusun Kaliandul, namanya Rara Kemuning, sang gadis dikisahkan berkulit kuning langsat, selain itu gadis tersebut juga dikisahkan pandai silat. Banyak orang yang menghendaki berjodoh dengan Rara Kemuning akan tetapi pada umumnya mereka tak sanggup, sebab syarat untuk mengawini Rara Kemuning adalah harus mampu mengalahkan Rara Kemuning dalam adu silat.
Ki Gede Weru mampu menaklukan Rara Kemuning sehingga ia berhak mengawininya, akan tetapi belum juga pesta perkawinan digelar rupanya Rara Kemuning wafat karena sakit. Oleh sebab itulah Ki Gede Weru merasa terpukul dan merasa dalam hidupnya.
Sepeninggal Rara Kemuning, Ki Gede Weru kemudian menikah dengan wanita lain yang tak disebutkan namanya, dari perkawinannya tersebut, Ki Gede Weru memperoleh anak yang kelak dinamakan Pangeran Anom Weru.
Pemerintahan Desa Weru selepas ditinggal wafat Ki Gede Weru diserahkan kepada anaknya Pangeran Anom Weru dilanjutkan pada anak turunanya hingga berabad-abad sebelum datangnya sistem pemilihan Kuwu di Desa Weru. Tidak sebagaimana bapaknya yang dikuburkan di Gunung Jati, Pangeran Anom Weru jasadnya dikuburkan di Dusun Kaliandul, hal tersebut merupkan perintaannya sendiri, tujuannya agar orang Weru jangan menikah dengan gadis dari Kaliandul sebab ia takut nasibnya akan sama seperti bapaknya yang merana ditinggal wafat kekasihnya.
Ki GD weru kuh keturunan sapa bli dijelasnang,,,,
BalasHapus