Pemberontakan Nambi 1316
Nambi adalah Mahapatih Amangkubhumi (Perdana Mentri) Majapahit pertama, ia menjabat sebagai Mahapatih dari mulai tahun 1294 hingga 1316, ini artinya Nambi menjabat sebagai Mahapatih dari mulai Majapahit dipernitah Raja pertamanya Raden Wijaya (1294-1309) hingga masa pemerintahan Raja kedua Jaya Negara (1309-1328). Pada Tahun 1316 Nambi melakukan pemberontakan.
Nambi dikenal sebagai seorang yang cerdas, ia menguasai teknik-teknik berperang yang mumpuni, melalui teknik-teknik perangnyalah dahulu Raden Wijaya dapat mengalahkan Kediri dan mendirikan Kerajan Majapahit.
Jasa-jasa Nambi yang sangat besar itu kemudian menyebabkan ia diangkat menjadi Mahapatih di Majapahit oleh Raden Wijaya. Pengangkatan Nambi sebagai Mahapatih Amangkubhumi pada mulanya ditentang oleh Rangglawe, penentangan tersebut disebabkan oleh hasutan Dyah Halayuda yang iri pada Nambi.
Pada masa menjabat sebagai Mahapatih, Nambi menghadapi cobaan yang begitu berat, karena teman seperjuangannya sendiri Ranggalawe memberontak, iapun akhirnya menumpas pemberontakan Ranggalawe di Tuban sehingga menyebabkan terbunuhnya Ranggalawe oleh Mahisa Nabrang pada Tahun 1295).
Selepas 22 Tahun menjabat sebagai Mahapatih Majapahit (1294-1316), pada Tahun 1316 Majapahit dituduh melakukan pemberontakan sehingga menyebabkannya tewas terbunuh di Lumajang. Sebelum dibunuh Mahapatih Nambi meminta izin pada Jaya Negara untuk melayat ayahnya (Pranaraja) yang telah meninggal dunia di Lumajang. Jaya Negara sebagai rajapun mengizinkannya.
Nambi berada di Lumajang molor dari izin yang ia ajukan pada Jaya Negara, meskipun begitu izin susulan ia sampaikan kepada Dyah Halayuda yang kebetulan juga melayat ke Lumajang, namun Izin tersebut belakangan dimanfaatkan oleh Dyah Halayuda untuk kepentingan politiknya.
Dyah Halayuda yang sudah tidak sabar ingin menjadi Mahapatih memfitnah Nambi, ia menyebarkan berita bohong pada Jaya Negara bahwa Nambi sedang mempersiapkan pemberontakan di Lumajang. Sebab itulah Nambi tidak kunjung pulang ke Ibukota Kerajaan, begitulah fitnah yang diutarakan Dyah Halayuda kepada Jaya Negara, kabar tersebut pada akhirnya membuat murka Jaya Negara sehingga ia mengirimkan pasukan Majapahit untuk menumpas Nambi di Lumajang.
Serbuan tentara Majapahit yang begitu dahsyat tidak sanggup dibendung oleh Nambi, sehingga pada Tahun 1316 Nambi bersama pengikutnya dapat dimusnahkan pasukan Majapahit, bahkan bukan itu saja Lumajang yang sejatinya mempunyai kedudukan terhormat bagi Majapahit dibumi hanguskan.
Meskipun pada Tahun 1316 Nambi beserta sebagian besar pasukannya terbunuh ada sisa-sisa pasukannya yang selamat dan mampu menyelamatkan diri, yaitu pasukan yang dipimpin Pamandan dan Mahisa Pawagal serta juga pasukan dibawah pimpinan Ra Semi. Kelak kedua pasukan tersebut melanjutkan perlawanan Nambi. Yaitu memberontak pada pemerintahan Jaya Negara.
Nambi dikenal sebagai seorang yang cerdas, ia menguasai teknik-teknik berperang yang mumpuni, melalui teknik-teknik perangnyalah dahulu Raden Wijaya dapat mengalahkan Kediri dan mendirikan Kerajan Majapahit.
Jasa-jasa Nambi yang sangat besar itu kemudian menyebabkan ia diangkat menjadi Mahapatih di Majapahit oleh Raden Wijaya. Pengangkatan Nambi sebagai Mahapatih Amangkubhumi pada mulanya ditentang oleh Rangglawe, penentangan tersebut disebabkan oleh hasutan Dyah Halayuda yang iri pada Nambi.
Pada masa menjabat sebagai Mahapatih, Nambi menghadapi cobaan yang begitu berat, karena teman seperjuangannya sendiri Ranggalawe memberontak, iapun akhirnya menumpas pemberontakan Ranggalawe di Tuban sehingga menyebabkan terbunuhnya Ranggalawe oleh Mahisa Nabrang pada Tahun 1295).
Selepas 22 Tahun menjabat sebagai Mahapatih Majapahit (1294-1316), pada Tahun 1316 Majapahit dituduh melakukan pemberontakan sehingga menyebabkannya tewas terbunuh di Lumajang. Sebelum dibunuh Mahapatih Nambi meminta izin pada Jaya Negara untuk melayat ayahnya (Pranaraja) yang telah meninggal dunia di Lumajang. Jaya Negara sebagai rajapun mengizinkannya.
Nambi berada di Lumajang molor dari izin yang ia ajukan pada Jaya Negara, meskipun begitu izin susulan ia sampaikan kepada Dyah Halayuda yang kebetulan juga melayat ke Lumajang, namun Izin tersebut belakangan dimanfaatkan oleh Dyah Halayuda untuk kepentingan politiknya.
Dyah Halayuda yang sudah tidak sabar ingin menjadi Mahapatih memfitnah Nambi, ia menyebarkan berita bohong pada Jaya Negara bahwa Nambi sedang mempersiapkan pemberontakan di Lumajang. Sebab itulah Nambi tidak kunjung pulang ke Ibukota Kerajaan, begitulah fitnah yang diutarakan Dyah Halayuda kepada Jaya Negara, kabar tersebut pada akhirnya membuat murka Jaya Negara sehingga ia mengirimkan pasukan Majapahit untuk menumpas Nambi di Lumajang.
Serbuan tentara Majapahit yang begitu dahsyat tidak sanggup dibendung oleh Nambi, sehingga pada Tahun 1316 Nambi bersama pengikutnya dapat dimusnahkan pasukan Majapahit, bahkan bukan itu saja Lumajang yang sejatinya mempunyai kedudukan terhormat bagi Majapahit dibumi hanguskan.
Meskipun pada Tahun 1316 Nambi beserta sebagian besar pasukannya terbunuh ada sisa-sisa pasukannya yang selamat dan mampu menyelamatkan diri, yaitu pasukan yang dipimpin Pamandan dan Mahisa Pawagal serta juga pasukan dibawah pimpinan Ra Semi. Kelak kedua pasukan tersebut melanjutkan perlawanan Nambi. Yaitu memberontak pada pemerintahan Jaya Negara.
Posting Komentar untuk "Pemberontakan Nambi 1316"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.