Raja Brawijaya
Brawijaya adalah istilah penyebutan untuk Raja Majapahit terakhir yang banyak disebutkan dalam babad. Nama Brawijaya adalah singkatan dari kata Bhatara Wijaya. Bhatara atau Bhra dalam bahasa Jawa bermaksud “Baginda”, sementara Bre atau Bhra I bermaksud “Baginda di”.
Istilah Brawijaya untuk menamai Raja-Raja Majapahit sebetulnya tidak dijumpai dalam naskah Pararaton, Negara Kertagama maupun prasasti peninggalan Majapahit. Kata tersebut hanya ada dalam naskah Babad, seperti Babad tanah Jawa dan lain sebagainya yang ditulis selepas runtuhnya Majapahit.
Dalam Suma Oriental yang ditulis Tome Pires pada Tahun 1513 disebutkan di Pulau Jawa ada seorang Raja bernama Batara Vigiaya (Batara WIjaya/Brawijaya) Ibu Kota Kerajaan terletak di Dayo (Daha), pemerintahannya hanya bersifat simbol, karena yang berkuasa penuh adalah mertuanya yang bernama Pate Amudra (Patih Udara/Patih Mahodara).
Jika merujuk pada catatan Tome Pires, dapat diketahui bahwa Raja yang disebut sebagai Batara Wijaya adalah menantu Patih Udara, ini berarti yang dimaksud dengan Batara Wijaya dalam catatan Tome Pires adalah Dyah Ranawijaya. Yaitu Raja Majapahit selepas berkuasanya Bre Kertabumi (Ayah Raden Patah).
Menurut Prasasti Petak dan Jiyu, Ranawijaya adalah Raja Majapahit yang berhasil mengalahkan Bre Kertabumi. Dengan kata lain mulanya Ranawijaya adalah Raja Bawahan Majapahit di Daha yang kemudian berhasil mengkudeta Bre Kertabumi serta memindahkan Ibu Kota kerajaan dari yang semula di Majakerta (Trowulan) ke Daha (Kediri). Merujuk pada beberapa catatan di atas, maka dapat dipahami bahwa Raja Majapahit yang mendapatkan gelar Brawijaya adalah Dyah Ranawijaya.
Istilah Brawijaya I-VI
Meskipun telah teridentifikasi bahwa Raja Majapahit yang menggunakan gelar Brawijaya adalah Dyah Ranawijaya, akan tetapi karena nama Brawijaya juga digunakan dalam naskah-naskah Babad untuk menamai Raja-raja sebelumnya, akhirnya sejarawan menyimpulkan bahwa Brawijaya tersebut jumlahnya banyak, ada VI yaitu dari mulai Brawijaya I hingga Brawijaya VI (Dyah Ranawijaya).
Berikut ini urutan Raja Majapahit yang digelari Brawijaya;
Menurut sejarwan yang membagi-bagi Brawijaya menjadi enam sebagaimana di atas, gelar Brawijaya disandingkan untuk Raja-Raja Majapahit yang memerintah berdasarkan keturunan Raden Wijaya Langsung yang berjenis kelamin laki-laki, adapun penguasa Majapahit yang berkedudukan sebagai menantu maupun berkedudukan sebagai Ratu/Rani tidak digelari Brawijaya.
Istilah Brawijaya untuk menamai Raja-Raja Majapahit sebetulnya tidak dijumpai dalam naskah Pararaton, Negara Kertagama maupun prasasti peninggalan Majapahit. Kata tersebut hanya ada dalam naskah Babad, seperti Babad tanah Jawa dan lain sebagainya yang ditulis selepas runtuhnya Majapahit.
Dalam Suma Oriental yang ditulis Tome Pires pada Tahun 1513 disebutkan di Pulau Jawa ada seorang Raja bernama Batara Vigiaya (Batara WIjaya/Brawijaya) Ibu Kota Kerajaan terletak di Dayo (Daha), pemerintahannya hanya bersifat simbol, karena yang berkuasa penuh adalah mertuanya yang bernama Pate Amudra (Patih Udara/Patih Mahodara).
Jika merujuk pada catatan Tome Pires, dapat diketahui bahwa Raja yang disebut sebagai Batara Wijaya adalah menantu Patih Udara, ini berarti yang dimaksud dengan Batara Wijaya dalam catatan Tome Pires adalah Dyah Ranawijaya. Yaitu Raja Majapahit selepas berkuasanya Bre Kertabumi (Ayah Raden Patah).
Menurut Prasasti Petak dan Jiyu, Ranawijaya adalah Raja Majapahit yang berhasil mengalahkan Bre Kertabumi. Dengan kata lain mulanya Ranawijaya adalah Raja Bawahan Majapahit di Daha yang kemudian berhasil mengkudeta Bre Kertabumi serta memindahkan Ibu Kota kerajaan dari yang semula di Majakerta (Trowulan) ke Daha (Kediri). Merujuk pada beberapa catatan di atas, maka dapat dipahami bahwa Raja Majapahit yang mendapatkan gelar Brawijaya adalah Dyah Ranawijaya.
Istilah Brawijaya I-VI
Meskipun telah teridentifikasi bahwa Raja Majapahit yang menggunakan gelar Brawijaya adalah Dyah Ranawijaya, akan tetapi karena nama Brawijaya juga digunakan dalam naskah-naskah Babad untuk menamai Raja-raja sebelumnya, akhirnya sejarawan menyimpulkan bahwa Brawijaya tersebut jumlahnya banyak, ada VI yaitu dari mulai Brawijaya I hingga Brawijaya VI (Dyah Ranawijaya).
Berikut ini urutan Raja Majapahit yang digelari Brawijaya;
- Brawijaya VI (Dyah Ranawijaya)
- Brawijaya V (Bre Kertabumi)
- Brawijaya IV (Singawardana)
- Brawijaya III (Bre Pandan Alas)
- Brawijaya II (Sri Kertawijaya)
- Brawijaya I (Hayam Wuruk)
Menurut sejarwan yang membagi-bagi Brawijaya menjadi enam sebagaimana di atas, gelar Brawijaya disandingkan untuk Raja-Raja Majapahit yang memerintah berdasarkan keturunan Raden Wijaya Langsung yang berjenis kelamin laki-laki, adapun penguasa Majapahit yang berkedudukan sebagai menantu maupun berkedudukan sebagai Ratu/Rani tidak digelari Brawijaya.
Posting Komentar untuk "Raja Brawijaya"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.