Sejarah Desa Kapringan Kec Kerangkeng Kab Indramayu
Desa Kapringan adalah salah satu desa yang masuk pada wilayah Kecamatan Kerangkeng Kabupaten Indramayu. Desa Kapringan berbatasan dengan desa Purwajaya, Sibubut, Singakerta dan Jagapura. Menurut legenda masyarakat setempat desa Kapringan didirikan oleh seorang tokoh yang bernama Patih Pringganbaya.
Patih Pringganbaya adalah salah satu Patih Kesultanan Cirebon yang hidup pada masa Sunan Gunung Jati, Patih tersebut juga dikisahkan ikut bersama-sama Patih lainnya dalam menghadapi serangan dari Kerajaan Rajagaluh yang hampir-hampir menghancurkan Cirebon.
Baca Juga: Formasi Burung Bayan Dalam Perang Cirebon Vs Rajagaluh
Setelah sukses membantu Cirebon memenangkan peretmpuran dengan Rajagaluh, Patih Pringganbaya ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan agama Islam di wilayah utara Cirebon, dari itulah beliau kemudian menyusuri daerah utara wilayah Cirebon untuk mendakwahkan ajaran Islam sekaligus juga membangun pemukiman baru untuk tempat tinggalnya.
Patih Pringanbaya menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan pusat dakwah dan sekaligus tempat tinggalnya, kala itu tempat yang dimaksud masih berupa hutan yang didalamnya banyak ditumbuhi pohon pring (bambu).Pohon bambu di tempat yang belum berpenghuni tersebut sangat banyak sekali, sehingga sebelum membuka perkampungan, Patih Pringganbaya disertai pengikutnya menebang pohon bambu satu persatu sehingga tersedia lahan yang cukup untuk dibangun perkampungan.
Pohon bambu atau pring yang sudah ditebang kemudian dipergunakan untuk membangun rumah-rumah penduduk, sehingga bambu-bambu yang telah ditebang tidak terbuang sia-sia. Perkampungan yang mulanya hutan bambu serta rumah-rumah penduduk pertamanya yang terbuat dari pohon bambu tersebut kemudian dinamakan desa “Kapringan” maksudnya desa yang rumah-rumah penduduknya dibuat di atas bekas hutan pring/bambu.
Setelah berhasil mendirikan desa Kapringan, Patih Pringganbaya didaulat menjadi penguasanya, selama hidupnya Patih Pringganbaya terus berbakti kepada Kesultanan Cirebon, sehingga beliau selalu hadir dalam rapat-rapat kenegaraan yang diadakan di Cirebon hingga menjelang kewafatannya.
Setelah berabad-abad kemudian, Penduduk Desa Kapringan semakin padat, maka pada Tahun 1983 Desa Kapringan dimekarkan, dibelah menjadi dua, desa Induk tetap dinamakan Kapringan sementara desa baru yang dahulunya bagian dari Kapringan dinamakan dengan Desa Purwajaya.
Patih Pringganbaya adalah salah satu Patih Kesultanan Cirebon yang hidup pada masa Sunan Gunung Jati, Patih tersebut juga dikisahkan ikut bersama-sama Patih lainnya dalam menghadapi serangan dari Kerajaan Rajagaluh yang hampir-hampir menghancurkan Cirebon.
Baca Juga: Formasi Burung Bayan Dalam Perang Cirebon Vs Rajagaluh
Setelah sukses membantu Cirebon memenangkan peretmpuran dengan Rajagaluh, Patih Pringganbaya ditugaskan oleh Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan agama Islam di wilayah utara Cirebon, dari itulah beliau kemudian menyusuri daerah utara wilayah Cirebon untuk mendakwahkan ajaran Islam sekaligus juga membangun pemukiman baru untuk tempat tinggalnya.
Patih Pringanbaya menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan pusat dakwah dan sekaligus tempat tinggalnya, kala itu tempat yang dimaksud masih berupa hutan yang didalamnya banyak ditumbuhi pohon pring (bambu).Pohon bambu di tempat yang belum berpenghuni tersebut sangat banyak sekali, sehingga sebelum membuka perkampungan, Patih Pringganbaya disertai pengikutnya menebang pohon bambu satu persatu sehingga tersedia lahan yang cukup untuk dibangun perkampungan.
Pohon bambu atau pring yang sudah ditebang kemudian dipergunakan untuk membangun rumah-rumah penduduk, sehingga bambu-bambu yang telah ditebang tidak terbuang sia-sia. Perkampungan yang mulanya hutan bambu serta rumah-rumah penduduk pertamanya yang terbuat dari pohon bambu tersebut kemudian dinamakan desa “Kapringan” maksudnya desa yang rumah-rumah penduduknya dibuat di atas bekas hutan pring/bambu.
Setelah berhasil mendirikan desa Kapringan, Patih Pringganbaya didaulat menjadi penguasanya, selama hidupnya Patih Pringganbaya terus berbakti kepada Kesultanan Cirebon, sehingga beliau selalu hadir dalam rapat-rapat kenegaraan yang diadakan di Cirebon hingga menjelang kewafatannya.
Setelah berabad-abad kemudian, Penduduk Desa Kapringan semakin padat, maka pada Tahun 1983 Desa Kapringan dimekarkan, dibelah menjadi dua, desa Induk tetap dinamakan Kapringan sementara desa baru yang dahulunya bagian dari Kapringan dinamakan dengan Desa Purwajaya.
Posting Komentar untuk "Sejarah Desa Kapringan Kec Kerangkeng Kab Indramayu"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.