Sejarah Desa Marikangen Kec Plumbon Kab Cirebon
Sejarah Desa Marikangen dikait-kaitkan dengan tokoh Ulama Kharismatik yang bernama Syekh Abdul Latif, meskipun demikian belum ada kejelasan mengenai masa hidup tokoh tersebut. Hanya saja menurut legenda setempat beliau merupakan sosok Ulama yang dikemudian hari turut memerintahkkan muridnya yang bernama Syekh Hasanudin (Kiai Jatirah) untuk mendakwahkan Islam dan mendirikan Pesantren Babakan di Desa Babakan Kec Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Desa Marikangen terletak di wilayah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berbatasan dengan Desa Lurah, Gombang, Pamijahan dan berdamingan dengan desa-desa lainnya di Kec Plumbon seperti Kedungsana, Bodesari, Bode Lor dan lain sebagainya.
Secara geografis tanah di desa Marikangen terbilang subur, hanya saja, lahan-lahan pertanian di desa ini sudah mulai habis lantaran banyak dialih fungsikan menjadi Pabrik-Pabrik besar yang bersekala nasioanl. Hal tersebut dikarenakan desa Marikangen masuk dalam zona wilayah Industri di wilayah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
Mulanya, ketika Syekh Abul Latif datang ke Marikangen, wilayah tersebut belum bernama serta masih jarang dihuni penduduk, meskipun demikian Syekh Abtul Latif di daerah itu membangun pedukuhan sekaligus juga dijadikan sebagai tempat dakwah Islam diwilayah Plumbon dan sekitarnya. Pedukuhan tersebut mulanya bernama Kajen. Ada yang berpendapat dinamakan Kajen, karena tempat itu dijadikan sebagai tempat Pengajian atau Pengkajian.
Seiring waktu berjalan, Kajen banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah di sekitar Plumbon, mereka datang untuk belajar ilmu agama. Kala itu santri-santri yang menuntut ilmu jumlahnya banyak. Sehingga Syekh Abtu Latif membangun pesanggrahan tempat para santri tinggal sekaligus membangun tempat pengairan untuk keperluan minum, mandi, berwudlu dan bersuci lainnya.
Tempat pengairan untuk keperluan bersucinya santri tersebut dikemudian dikenal dengan nama “Kedung Marikangen” Kedung dalam bahasa Cirebon bermaksud Balong Penampungan air, sementara Marikangen sendiri berasal dari dua kata, yaitu kata “Mari” yang berarti selesai/hilang dan “Kangen” yang berarti Kangen. Tidak ada kejelasan kenapa Kedung tersebut dinamakan Marikangen, ada yang berpendapat dinamakan demikian karena setiap santri yang menggunakan air tersebut konon hilang/selesai kangennya pada keluarga yang ditinggalkan sehingga mereka focus untuk belajar agama pada Syekh Abdul Latif.
Berlalunya waktu, ketika wilayah Kajen dan sekitarnya banyak dhuni oleh penduduk, masyarakat setempat memutuskan untuk membuat pemerintahan Desa, setelah bermusyawarah mereka sepakat untuk menamai desa yang didirikan dengan nama Desa Marikangen. Nama Desa diambil dari Nama Kedung marikangen yang populer dilakalangan masyarakat kala itu. Desa Marikangen didalamnya terdiri dari beberapa blok, yaitu Blok Kajen (Asal-Usul Desa), Blok Pulo, Blok Pesantren dan lain sebagainya.
Kini, makam Syekh Abdul Latif tokoh yang berjasa besar dalam menyebarkan Islam di Marikangen dapat ditemui di Blok Kajen. Makamya selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai desa bahkan ada juga yang datang dari luar kota.
Desa Marikangen terletak di wilayah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berbatasan dengan Desa Lurah, Gombang, Pamijahan dan berdamingan dengan desa-desa lainnya di Kec Plumbon seperti Kedungsana, Bodesari, Bode Lor dan lain sebagainya.
Secara geografis tanah di desa Marikangen terbilang subur, hanya saja, lahan-lahan pertanian di desa ini sudah mulai habis lantaran banyak dialih fungsikan menjadi Pabrik-Pabrik besar yang bersekala nasioanl. Hal tersebut dikarenakan desa Marikangen masuk dalam zona wilayah Industri di wilayah Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon.
Mulanya, ketika Syekh Abul Latif datang ke Marikangen, wilayah tersebut belum bernama serta masih jarang dihuni penduduk, meskipun demikian Syekh Abtul Latif di daerah itu membangun pedukuhan sekaligus juga dijadikan sebagai tempat dakwah Islam diwilayah Plumbon dan sekitarnya. Pedukuhan tersebut mulanya bernama Kajen. Ada yang berpendapat dinamakan Kajen, karena tempat itu dijadikan sebagai tempat Pengajian atau Pengkajian.
Seiring waktu berjalan, Kajen banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah di sekitar Plumbon, mereka datang untuk belajar ilmu agama. Kala itu santri-santri yang menuntut ilmu jumlahnya banyak. Sehingga Syekh Abtu Latif membangun pesanggrahan tempat para santri tinggal sekaligus membangun tempat pengairan untuk keperluan minum, mandi, berwudlu dan bersuci lainnya.
Tempat pengairan untuk keperluan bersucinya santri tersebut dikemudian dikenal dengan nama “Kedung Marikangen” Kedung dalam bahasa Cirebon bermaksud Balong Penampungan air, sementara Marikangen sendiri berasal dari dua kata, yaitu kata “Mari” yang berarti selesai/hilang dan “Kangen” yang berarti Kangen. Tidak ada kejelasan kenapa Kedung tersebut dinamakan Marikangen, ada yang berpendapat dinamakan demikian karena setiap santri yang menggunakan air tersebut konon hilang/selesai kangennya pada keluarga yang ditinggalkan sehingga mereka focus untuk belajar agama pada Syekh Abdul Latif.
Berlalunya waktu, ketika wilayah Kajen dan sekitarnya banyak dhuni oleh penduduk, masyarakat setempat memutuskan untuk membuat pemerintahan Desa, setelah bermusyawarah mereka sepakat untuk menamai desa yang didirikan dengan nama Desa Marikangen. Nama Desa diambil dari Nama Kedung marikangen yang populer dilakalangan masyarakat kala itu. Desa Marikangen didalamnya terdiri dari beberapa blok, yaitu Blok Kajen (Asal-Usul Desa), Blok Pulo, Blok Pesantren dan lain sebagainya.
Kini, makam Syekh Abdul Latif tokoh yang berjasa besar dalam menyebarkan Islam di Marikangen dapat ditemui di Blok Kajen. Makamya selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai desa bahkan ada juga yang datang dari luar kota.
Posting Komentar untuk "Sejarah Desa Marikangen Kec Plumbon Kab Cirebon"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.