Kerajaan Salakanagara Kerajaan Tertua di Nusantara
Kerajaan Salakanagara disinyalir sebagai kerajaan paling tua di Nusantara. Berdiri pada tahun 130 Masehi. Kerajaan ini diyakini sebagai leluhur Suku Sunda, hal tersebut dikarenakan wilayah peradaban Salakanagara sama persis dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad.
Diantara yang memperkuat itu adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Selain itu, ditemukan pula bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan waktu atau jam yang juga berbahasa Sunda.
Pendiri Kerajaan Salakanagara adalah Dewawarman yakni seorang duta keliling, pedagang, sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India). Ia menikah dengan puteri penguasa kampung setempat dan menetap.
Sang penguasa pribumi itu bernama Aki Tirem. Konon letak kampung Aki Tirem berada di daerah Teluk Lada Pandeglang (lokasi ini oleh Ptolemeus disebut dengan Argyre). Putri Aki Tirem yang bermana Dewi Pwahaci Larasati diperistri oleh Dewawarman.
Pernikahan Dewawarman dengan putri penguasa kampung ke-mudian diikuti oleh anak buah Dewawarman di mana mereka juga memilih menikah dengan penduduk wanita pribumi dan tak kembali ke kampung halaman.
Kemudian, ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman mendapat warisan kekuasaan. Tahun 130 Masehi, ia lalu kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara (Negeri Perak).
Sebagai ibu kota dipilihlah wilayah Rajatapura (Rajatapura menjadi ibu kota Salakanagara hingga tahun 362, mulai dari Dewawarman I VIII). Dewawarman pun menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.
Paska Dewawarman mendirikan Kerajaan Salakanagara, ia pun melebarkan sayap kekuasaan wilayah. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, salah satunya adalah Kerajaan Agnynusa (Negeri Api) yang berada di Pulau Krakatau.
Paska pemerintahan Prabu Dharmawirya, Kerajaan Salakanagara menjadi bawahan Kerajaan Tarumanagara dengan pimpinan Raja Jayasinghawarman. Sebenarnya, Jayasinghawarman adalah menantu Raja Dewawarman VIII. la mengungsi ke Jawa karena daerahnya yakni Calankayana di India ditaklukkan Kerajaan Maurya. Pada akhirnya Jayasinghawarman malah berhasil mendirikan kerajaan baru yang memiliki kuasa besar, dan kerajaan "bapaknya" Salakanagara pun kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Tarumanagara.
Oleh: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
Diantara yang memperkuat itu adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Selain itu, ditemukan pula bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan waktu atau jam yang juga berbahasa Sunda.
Pendiri Kerajaan Salakanagara adalah Dewawarman yakni seorang duta keliling, pedagang, sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India). Ia menikah dengan puteri penguasa kampung setempat dan menetap.
Sang penguasa pribumi itu bernama Aki Tirem. Konon letak kampung Aki Tirem berada di daerah Teluk Lada Pandeglang (lokasi ini oleh Ptolemeus disebut dengan Argyre). Putri Aki Tirem yang bermana Dewi Pwahaci Larasati diperistri oleh Dewawarman.
Pernikahan Dewawarman dengan putri penguasa kampung ke-mudian diikuti oleh anak buah Dewawarman di mana mereka juga memilih menikah dengan penduduk wanita pribumi dan tak kembali ke kampung halaman.
Kemudian, ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman mendapat warisan kekuasaan. Tahun 130 Masehi, ia lalu kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara (Negeri Perak).
Sebagai ibu kota dipilihlah wilayah Rajatapura (Rajatapura menjadi ibu kota Salakanagara hingga tahun 362, mulai dari Dewawarman I VIII). Dewawarman pun menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara.
Paska Dewawarman mendirikan Kerajaan Salakanagara, ia pun melebarkan sayap kekuasaan wilayah. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, salah satunya adalah Kerajaan Agnynusa (Negeri Api) yang berada di Pulau Krakatau.
Runtuhnya Kerajaan Salakanagara
Salakanagara berdiri selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I hanya berkuasa selama 38 tahun. Setelah meninggal ia digantikan oleh anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Kerajaan Salakanagara bertahan sampai keturunan ke VIII, di mana tercatat nama Prabu Dharmawirya (Dewawarman VIII) adalah Raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363.Paska pemerintahan Prabu Dharmawirya, Kerajaan Salakanagara menjadi bawahan Kerajaan Tarumanagara dengan pimpinan Raja Jayasinghawarman. Sebenarnya, Jayasinghawarman adalah menantu Raja Dewawarman VIII. la mengungsi ke Jawa karena daerahnya yakni Calankayana di India ditaklukkan Kerajaan Maurya. Pada akhirnya Jayasinghawarman malah berhasil mendirikan kerajaan baru yang memiliki kuasa besar, dan kerajaan "bapaknya" Salakanagara pun kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Tarumanagara.
Raja-Raja Kerajaan Salakanagara
- Dewawarman I (130-168 M), julukan Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara
- Dewawarman II (168-195 M), julukan Prabu Digwijayakasa
- Dewawarmanputra. Adalah putera Dewawarman I
- Dewawarman III (195-238 M), julukan Prabu Singasagara
- Bimayasawirya. Adalah putra Dewawarman II.
- Dewawarman IV (238-252 M), julukan Raja Ujung Kulon. Adalah menantu Dewawarman II.
- Dewawarman V (252-276 M), adalah menantu Dewawarman IV
- Mahisa Suramardini Warmandewi (276-289 M). Puteri tertua Dewawarman IV & isteri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut
- Dewawarman VI (289-308 M), julukan Sang Mokteng Samudera, adalah putera tertua Dewawarman V
- Dewawarman VII (308-340 M), julukan Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati adalah Putera tertua Dewawarman VI
- Sphatikarnawa Warmandewi (340-348 M), adalah Puteri sulung Dewawarman VII
- Dewawarman VIII (348-362 M), julukan Prabu Darmawirya Dewawarman. Adalah cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara.
Oleh: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
mantap... semoga banyak artefak dan prasasti yang membuktikan tulisan ini
BalasHapusApa bukti bahwa salaknegara memang ada? Kok dalam satu kunjungan ke kabupaten sumedang, Jabar, pak Anis gubernur Jakarta sebut sumedanglah tempat salaknegara. Mana yg benar?
BalasHapusKalau asal informasi ini dari Naskah Wangsakerta maka kebenarannya sangat diragukan krn naskah itu sendiri dipalsukan. Kerajaan Salakanegara sendiri msh berupa perkiraan saja krn tdk ada peninggalan fisiknya (prasasti, dll). Utk pemalsuan Naskah Wangsakerta silahkan google sendiri , sdh banyak pembahasannya. Intinya naskah itu dibuat demi mendapatkan uang bagi para pemalsunya.
BalasHapus