Sejarah Penemuan Teh
Sejarah penemuan teh memang tergolong unik, sebab teh ditemukan akibat ketidak becusan prajurit kekaisaran China dalam memasak air yang diperuntukan bagi rajanya. Air yang seharusnya dimasak didalam panci yang tertutup justru dibiarkan terbuka begitu saja, sehingga secara tidak sengaja dedaunan yang gugur dari pohon di sekeliling tempat masak jatuh kedalam panci hingga layu bersamaan dengan menguapnya air yang dimasak.
Di tinjau dari asal-usul tumbuhnya, tanaman teh berasal dari daratan China, tumbuh di daerah antara 25-53 derajat lintang utara, dan antara garis katulistiwa 95-105 derajat. Teh pertama kali ditemukan di China tepatnya di Propinsi Szechwan, daerah itu kini menjadi salah satu penghasil teh terbesar di dunia.
Penemuan teh bermula dari kisah perjalanan Kaisar Shen Nun pada tahun 2737 SM, sang kaisar melakukan perjalanan ke daerah Szechwan untuk keperluan kerajaan, karena sorang Raja maka perjalananyapun diiringi para jurit kerajaan yang cukup banyak.
Ketika sampai di wilayah pinggiran Szechwan, Kaisar memutuskan untuk menghentikan perjalanan, mengingat Kaisar dan anggota rombongan yang lain sudah merasa letih. Akan tetapi sebelum benar-benar istirahat, Kaisar memerintahkan prajuritnya untuk mendirikan kemah dan juga menyiapkan masakah serta minuman yang dimasak mendadak. Akan tetapi berkenaan dengan perisapan penyuguhan minuman, prajurit yang diprintahkan rupanya abai.
Saat memasak air untuk minum Kaisar, prajurit tidak menggunakan standar keselamatan yang tinggi, ia tidak menutup panci, sehingga ada beberapa daun yang terbang tertiup angin dan tanpa sengaja masuk ke dalam air yang dimasak. Malangnya meskipun Prajurit tersebut tahu bahwa air yang dimasak telah dimasuki daun hingga layu beramaan dengan menguapnya air, sang prajurit malas memasak ulang, ia lebih memilih membuang daun tersebut kemudian airnya langsung disuguhkan kepada rajanya.
Meskipun begitu, agaknya Prajurit ngawur tersebut bernasib baik, sebab setelah air disuguhkan dan dicicipi sang Raja, ternyata membawa aroma serta rasa yang khas, sehingga Raja merasa suka pada air masakan tersebut, maka sejak itulah tanaman dedaunan yang kala itu masih asing itu di bawa ke pusat kerajaan untuk kemudian dibudidayakan. Dikemudian hari teh menjadi minumannya raja-raja di China.
Sejak ditemukan, telah berkembang banyak teknik dalam mengolah daun teh, tata cara menyeduhnyapun beraneka macam. Pada masa Dinasti Sung (937-1279) sajian minuman teh dianggap sebagai bentuk seni tingkat tinggi, pada masa ini racikan dan teknik pengolahan teh yang profesional hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan saja.
Setelah populer di China, teh masuk ke Jepang. Di negeri Jepang tanaman teh untuk pertama kali ditanam pada tahun 800, diman bijinya di datangkan dari China. Kemudian pada Abad VI pedagang-pedagang Turki yang sudah mengadakan hubungan dengan China, membawa teh ke negerinya, dan pada Abad XVI, barulah hasil teh mulai dikenal orang di Eropa, yaitu setelah banyak orang Eropa tinggal di China. Sementara itu pada tahun 1610 oleh pedagang Belanda, teh yang didapat dari China mulai diperdagangkan di negeri Belanda dan negeri-negeri lain di Eropa dan pada Abad XVII teh juga di bawa ke daerah jajahan Belanda termasuk Indonesia.
Penemuan teh sebagaimana yang dikisahkan di atas memang unik, meskipun begitu penemuan kopi lebih unik lagi, karena kopi mulanya ditemukan oleh kambing. Baca dalam : Sejarah Kopi: Dari Dikunyah hingga Disedu
Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Di tinjau dari asal-usul tumbuhnya, tanaman teh berasal dari daratan China, tumbuh di daerah antara 25-53 derajat lintang utara, dan antara garis katulistiwa 95-105 derajat. Teh pertama kali ditemukan di China tepatnya di Propinsi Szechwan, daerah itu kini menjadi salah satu penghasil teh terbesar di dunia.
Penemuan teh bermula dari kisah perjalanan Kaisar Shen Nun pada tahun 2737 SM, sang kaisar melakukan perjalanan ke daerah Szechwan untuk keperluan kerajaan, karena sorang Raja maka perjalananyapun diiringi para jurit kerajaan yang cukup banyak.
Ketika sampai di wilayah pinggiran Szechwan, Kaisar memutuskan untuk menghentikan perjalanan, mengingat Kaisar dan anggota rombongan yang lain sudah merasa letih. Akan tetapi sebelum benar-benar istirahat, Kaisar memerintahkan prajuritnya untuk mendirikan kemah dan juga menyiapkan masakah serta minuman yang dimasak mendadak. Akan tetapi berkenaan dengan perisapan penyuguhan minuman, prajurit yang diprintahkan rupanya abai.
Saat memasak air untuk minum Kaisar, prajurit tidak menggunakan standar keselamatan yang tinggi, ia tidak menutup panci, sehingga ada beberapa daun yang terbang tertiup angin dan tanpa sengaja masuk ke dalam air yang dimasak. Malangnya meskipun Prajurit tersebut tahu bahwa air yang dimasak telah dimasuki daun hingga layu beramaan dengan menguapnya air, sang prajurit malas memasak ulang, ia lebih memilih membuang daun tersebut kemudian airnya langsung disuguhkan kepada rajanya.
Meskipun begitu, agaknya Prajurit ngawur tersebut bernasib baik, sebab setelah air disuguhkan dan dicicipi sang Raja, ternyata membawa aroma serta rasa yang khas, sehingga Raja merasa suka pada air masakan tersebut, maka sejak itulah tanaman dedaunan yang kala itu masih asing itu di bawa ke pusat kerajaan untuk kemudian dibudidayakan. Dikemudian hari teh menjadi minumannya raja-raja di China.
Sejak ditemukan, telah berkembang banyak teknik dalam mengolah daun teh, tata cara menyeduhnyapun beraneka macam. Pada masa Dinasti Sung (937-1279) sajian minuman teh dianggap sebagai bentuk seni tingkat tinggi, pada masa ini racikan dan teknik pengolahan teh yang profesional hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan saja.
Setelah populer di China, teh masuk ke Jepang. Di negeri Jepang tanaman teh untuk pertama kali ditanam pada tahun 800, diman bijinya di datangkan dari China. Kemudian pada Abad VI pedagang-pedagang Turki yang sudah mengadakan hubungan dengan China, membawa teh ke negerinya, dan pada Abad XVI, barulah hasil teh mulai dikenal orang di Eropa, yaitu setelah banyak orang Eropa tinggal di China. Sementara itu pada tahun 1610 oleh pedagang Belanda, teh yang didapat dari China mulai diperdagangkan di negeri Belanda dan negeri-negeri lain di Eropa dan pada Abad XVII teh juga di bawa ke daerah jajahan Belanda termasuk Indonesia.
Penemuan teh sebagaimana yang dikisahkan di atas memang unik, meskipun begitu penemuan kopi lebih unik lagi, karena kopi mulanya ditemukan oleh kambing. Baca dalam : Sejarah Kopi: Dari Dikunyah hingga Disedu
Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Posting Komentar untuk "Sejarah Penemuan Teh"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.