Wafatnya Faisal, Raja Shaleh dari Saudi
Raja Faisal adalah Raja ketiga Arab Sudi yang bertahta pada tahun 1962 hingga 1975, dunia Islam baik dari kalangan Syiah maupun Suni sangat menghormati Raja ini, beliau dikenal sebagai Raja yang Sholeh, selain itu Fasial juga dikenal tidak seperti Raja Saudi lain yang umumnya lebih memilih menjadi antek-antek barat, beliau betul-betul Raja merdeka, namun akhir hayat Raja ini terbilang pilu, beliau wafat dibunuh.
Faisal lahir pada 14 April tahun 1906 Masehi di Kota Riyadh, merupakan anak ketiga dari pasangan Abdul Aziz dan Tarfa. Orang tuanya merupakan Raja pertama Kerajaan Saudi Arabia. Faisal naik tahta menggantikan kakaknya yang bernama Saud ibn ’Abd al ’Aziz .
Pada masa diprintah oleh Raja Saud (1953-1964) Kondisi Saudi memburuk, kemiskinan dimana-mana sementara ia sendiri gemar mabuk-mabukan dan menghambur-hamburkan uang negara, selain itu Raja Saud juga dikenal sebagai Raja yang banyak anaknya, kepada anak-anaknya ia membagi-bagikan kedudukan penting dan strategis sehingga adik-adiknya disisihkan dari jabatan, hal inilah yang kemudian menimbulkan konflik internal di tubuh Kerajaan.
Pada tahun 1964 para pangeran yang didukung ulama sepakat mengkudeta kekuasaan Raja Saud, sang Rajapun akhirnya terusir dari Saudi, beliau menetap di Eropa hingga wafat pada 1966 di Athena Yunani.
Dua tahun selepas terusirnya Raja Saud, para pangeran dan keluarga kerajaan yang didukung Ulama sepakat untuk mengangkat Faisal bin Abdul Aziz sebagai Raja baru, Faisal dilantik menjadi Raja pada 2 November 1964.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan pendapatan negara, ia yang merasa banyak ditipu oleh barat karena menjual minyak terlalu murah bersatu dengan Iran, Venezuaela dan bebera negara penghasil minyak lainnya untuk mendirikan OPEC, sehingga harga minyak bisa dikontrol sendiri tanpa harus tunduk pada barat maupun pasar kapitalis.
Selepas terbentukanya OPEC, kekayaan Saudi makin melimpah, uang tersebut digunakan oleh Faisal untuk memoderenisasi kerajaan dan memakmurkan rakyatnya, mulai setelah itu Saudi berubah menjadi negara yang diperhitungkan dunia.
Raja Faisal kemudian menyerukan agresi melawan kolonial Israel sebagai bentuk pembelaannya terhadap Yerusalem.
Dalam rangka memerangi Israel, Raja Fasial berkhotbah di hadapan rakyatnya, didalam khutab itu juga, Raja Faisal berdo'a dihadapan khalayak agar Allah menetapkan kematiannya diterima sebagai orang yang terbunuh di jalan Allah (Syuhada). Ia juga berdo'a agar Allah segera mencabut nyawanya apabila ia tak mampu membebaskan tanah suci Yerusalem dari cengkeraman Israel.
Selepas seruan Jihad yang digelorakan, meletuslah kemudian perang antara negara-negara Arab pimpinan Saudi melawan Israel. Namun karena Amerika dan sekutunya membantu Israel, negara kecil itupun akhirnya tak mampu ditaklukan.
Marah akan kelakuan Amerika Srikat dan sekutunya, Raja Faisal menjatuhkan embargo pada Amerika Srikat dan negara-negara Eropa yang menudukung Israel dengan cara mencabut penjualan minyak.
Amerika dan Sekutunya kala itu klimpungan, ekonomi di wilayahnya memburuk, harga-harga menjadi naik. Meskipun begitu Amerika dan sekutunya tak bergeming mereka tetap melindungi Israel.
Pada tanggal 25 Maret 1975 doa Raja Faisal rupanya dikabulkan Allah, beliau wafat dibunuh oleh Keponakannya yang baru saja pulang dari Amerika Srikat. Beliau wafat syahid selepas ia tak mampu membebaskan Palestina dari penjajahan kolonial Israel.
Selepas wafatnya Raja Faisal hingga dituliskaknnya artikel ini, tidak ada lagi Raja Saudi yang seperti beliau.
Faisal lahir pada 14 April tahun 1906 Masehi di Kota Riyadh, merupakan anak ketiga dari pasangan Abdul Aziz dan Tarfa. Orang tuanya merupakan Raja pertama Kerajaan Saudi Arabia. Faisal naik tahta menggantikan kakaknya yang bernama Saud ibn ’Abd al ’Aziz .
Pada masa diprintah oleh Raja Saud (1953-1964) Kondisi Saudi memburuk, kemiskinan dimana-mana sementara ia sendiri gemar mabuk-mabukan dan menghambur-hamburkan uang negara, selain itu Raja Saud juga dikenal sebagai Raja yang banyak anaknya, kepada anak-anaknya ia membagi-bagikan kedudukan penting dan strategis sehingga adik-adiknya disisihkan dari jabatan, hal inilah yang kemudian menimbulkan konflik internal di tubuh Kerajaan.
Pada tahun 1964 para pangeran yang didukung ulama sepakat mengkudeta kekuasaan Raja Saud, sang Rajapun akhirnya terusir dari Saudi, beliau menetap di Eropa hingga wafat pada 1966 di Athena Yunani.
Dua tahun selepas terusirnya Raja Saud, para pangeran dan keluarga kerajaan yang didukung Ulama sepakat untuk mengangkat Faisal bin Abdul Aziz sebagai Raja baru, Faisal dilantik menjadi Raja pada 2 November 1964.
Raja Faisal Membangun Negara
Kondisi negara yang carut marut dan miskin membuat Fasial tergerak hatinya untuk memakmurkan rakyatnya, oleh karena itu ia membuat kebijakan yang luar biasa, keuangan negara ia belanjakan untuk membuat infrastruktur berupa Jalan, Bandara, Sekolah dan lainnya yang tujuan utamanya untuk menopang kegiatan Ekonomi.Selain itu, dalam upaya meningkatkan pendapatan negara, ia yang merasa banyak ditipu oleh barat karena menjual minyak terlalu murah bersatu dengan Iran, Venezuaela dan bebera negara penghasil minyak lainnya untuk mendirikan OPEC, sehingga harga minyak bisa dikontrol sendiri tanpa harus tunduk pada barat maupun pasar kapitalis.
Selepas terbentukanya OPEC, kekayaan Saudi makin melimpah, uang tersebut digunakan oleh Faisal untuk memoderenisasi kerajaan dan memakmurkan rakyatnya, mulai setelah itu Saudi berubah menjadi negara yang diperhitungkan dunia.
Raja Faisal Dimusuhi Barat dan Detik-Detik Kewafatannya
Kebiadaban Israel pada rakyat Palestina membuat Raja Faisal marah, namun ia sadar bahwa meskipun Israel negara lemah, tapi dibelakang negara tersebut ada Inggris, Amerika dan sekutunya. Oleh karena itu untuk menghadapinya, iapun bersekutu dengan negara-negara Arab yang lain untuk memerangi Isarel.Raja Faisal kemudian menyerukan agresi melawan kolonial Israel sebagai bentuk pembelaannya terhadap Yerusalem.
Dalam rangka memerangi Israel, Raja Fasial berkhotbah di hadapan rakyatnya, didalam khutab itu juga, Raja Faisal berdo'a dihadapan khalayak agar Allah menetapkan kematiannya diterima sebagai orang yang terbunuh di jalan Allah (Syuhada). Ia juga berdo'a agar Allah segera mencabut nyawanya apabila ia tak mampu membebaskan tanah suci Yerusalem dari cengkeraman Israel.
Selepas seruan Jihad yang digelorakan, meletuslah kemudian perang antara negara-negara Arab pimpinan Saudi melawan Israel. Namun karena Amerika dan sekutunya membantu Israel, negara kecil itupun akhirnya tak mampu ditaklukan.
Marah akan kelakuan Amerika Srikat dan sekutunya, Raja Faisal menjatuhkan embargo pada Amerika Srikat dan negara-negara Eropa yang menudukung Israel dengan cara mencabut penjualan minyak.
Amerika dan Sekutunya kala itu klimpungan, ekonomi di wilayahnya memburuk, harga-harga menjadi naik. Meskipun begitu Amerika dan sekutunya tak bergeming mereka tetap melindungi Israel.
Pada tanggal 25 Maret 1975 doa Raja Faisal rupanya dikabulkan Allah, beliau wafat dibunuh oleh Keponakannya yang baru saja pulang dari Amerika Srikat. Beliau wafat syahid selepas ia tak mampu membebaskan Palestina dari penjajahan kolonial Israel.
Selepas wafatnya Raja Faisal hingga dituliskaknnya artikel ini, tidak ada lagi Raja Saudi yang seperti beliau.
Raja-Raja Saudi sekarang sudah tidak peduli dengan nasib kemerdekaan palestina, bahkan secara terang-terangan mereka lebih memilih bersekutu dengan Barat dan Israel demi mengamankan tahta dan kekuasannya.
Baca Juga: Berdirinya Kerajaan Arab Saudi
Penulis: Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Baca Juga: Berdirinya Kerajaan Arab Saudi
Penulis: Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Posting Komentar untuk "Wafatnya Faisal, Raja Shaleh dari Saudi"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.