Adolf Hitler Menjadi Seniman Amatir
Dibalik sosok Adolf Hitler yang biasa dikenal sebagai Furher (pemimpin) sang diktaktor dan sang orator ulung ternyata memiliki sisi kelembutan yang banyak orang belum tahu yakni beliau bercita-cita sebagai seorang seniman pelukis, disisi lain Hitler pernah menjabat sebagai kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945, Hitler juga dikenal sebagai Pimpinan Nazi dengan gelar “Furher und Reichskanzler” mulai tahun 1934-1945 dan dalang penyebab terjadinya perang dunia II di Eropa serta penyebab terjadinya Holacust yang menimpa warga Yahudi.
Ketika masih usia kanak-kanak, Hitler sudah menunjukan jiwa seninya. Sejak kecil bakat mengambar dan melukisnya sudah mulai muncul, kegemaran mengambarnya tersebut membuat dirinya kemudian bercita-cita menjadi seorang seniman, meski demikian dalam perjalanan hidupnya beliau ditakdirkan bukan sebagai pelukis melainkan sebagai politisi.
Sisi sederhana dan kelembutan Adolf Hilter adalah dimasa kecil Hitler memiliki cita-cita sebagai seniman atau pelukis, cita-cita nya tersebut beliau perjuangkan dengan sangat keras dan sungguh-sungguh dengan berlatih dan mengikuti berbagai les kesenian disekolahnya dan yang lebih menariknya lagi Hitler sama sekali tidak menyentuh pelajaran lain seperti matematika, fisika dan Biologi yang beliau tidak suka dan gemari ia hanya ingin mengkaji dan terjun dalam bidang seniman saja, cita-cita yang sangat di dambakanya tersebut ternyata sangat ditentang oleh ayahnya karena ayahnya tau persis bagaimana sulitnya mencari uang apalagi sebagai seniman yang terlihat tidak ada harganya.
Karena Masa kecil ayahnya Hitler terbilang cukup sulit sebab di usia 17 tahun beliau sudah harus mencari uang sendiri dan memiliki prinsip bahwa beliau harus sukses dengan keringatnya sendiri, di umur 17 tahun pula ayah hitler mneinggalkan kampungnya untuk mengadu nasib dengan tekad bahwa beliau tidak akan pulang sebelum sukses, masa kaburnya tersebut beliau gunakan untuk berdagang dengan harapan dapat keuntungan yang dapat mengantarkanya sukses dan kaya raya namun semakin hari keadaanya semakin sulit akhirnya beliau memutuskan untuk beralih profesi karena dagang menurutnya sama sekali tidak menguntungkan, akhirnya beliau beranikan diri untuk mendaftarkan dirinya ke departemen negeri dengan hasil kerja kerasnya beliau diangkat sebagai pegawai negeri (pegawai Bea Cukai) semenjak itu kehidupan keluarganya mulai membaik. Ayahnya pun ingin anaknya menjadi sepertinya dirinya agar hidupnya tidak susah apalagi cita-cita Hitler menjadi seorang seniman yang dirasa tidak akan mampu membiayai hidupnya.
Hingga usia 12 tahun, Hitler dimasukan ayahnya kesekolahan Realschue (sekolah SMA) agar putranya tersebut dapat menjadi pegawai negeri sesuai impianya yang ingin anaknya mampu atau tidak susah, diusianya yang 12 tahun penolakan Hitler atas rencana ayahnya itu semakin kuat. Diusianya ini Hitler secara tegas menggariskan cita-citanya di dalam hatinya yang tidak ingin mudah dilawan oleh ayahnya. Dihadapan sang ayah Hitler menegaskan bahwa dirinya tetap tidak ingin menjadi pegawai negeri, lalu, ingin menjadi apa?! “seniman!” begitulan jawab Hitler. Dalam benaknya Hitler kecil bercita-cita hendak menjadi pelukis ataupun seniman. Keduanya adalah sosok yang keras sebagaiman istilah yang tersebar yakni “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” begitulah sikap Hitler turunan dari ayahnya yang sangat keras kepala jika memiliki keinginan.
Pemberontakan Hitler dalam keinginan ayahnya untuk menjadi pegawai negeri pun berlanjut dengan ancaman, jika ayahnya tetap berseteru terhadap keinginan dirinya untuk menjadikan Hitler sebagai pegawai ngeri maka Hitler akan berhenti sekolah jika beliau tidak diberi kebebasan untuk belajar seni. Ancaman tersebut ternyata bukan main-main karena Hitler benar-benar berhenti sekolah dan mulai menggeluti apa saja pelajaran yang ia perlukan agar bisa memperkuat dirinya sebagai seniman dan membuang semua pelajaran yang tidak ia sukai, ia abaikan saja.
Setelah ayahnya wafat, keinginannya berubah bukan lagi menjadi seniman ataupun pegawai negeri seperti permintaan sang ayah. Setelah lulus SMA beliau tidak memiliki cita-cita apapun atau melanjutkan karirnya, Hitler malah terobsebsi dengan nasionalisme Jerman dan apapun tentang peristiwa dan masalah terkait Jerman. Ia menunjukan kesetianya terhadap Jerman, membenci monarki Habsburg (wangsa penguasa di Austria) yang semakin kacau karena pemerintahanya di kekaisaran dihuni berbagai etnis, dimasa inilah beliau mulai terjun dan berlatih menjadikanya bibit otoriter dan arogansi sejak kanak-kanak.
Selain seni, ternyata Adolf Hilter juga seseorang yang sangan lembut. Beliau dikenal sebagai penyanyang binatang hingga makananya diganti menjadi vegetarian sebab beliau tidak tahan melihat darah serta beliau juga melarang bawahanya untuk memakan daging. Selain itu kelembutan Adolf Hitler ialah menyukai anak-anak dan juga sebagai orang yang mengasihi.
Ketika masih usia kanak-kanak, Hitler sudah menunjukan jiwa seninya. Sejak kecil bakat mengambar dan melukisnya sudah mulai muncul, kegemaran mengambarnya tersebut membuat dirinya kemudian bercita-cita menjadi seorang seniman, meski demikian dalam perjalanan hidupnya beliau ditakdirkan bukan sebagai pelukis melainkan sebagai politisi.
Sisi sederhana dan kelembutan Adolf Hilter adalah dimasa kecil Hitler memiliki cita-cita sebagai seniman atau pelukis, cita-cita nya tersebut beliau perjuangkan dengan sangat keras dan sungguh-sungguh dengan berlatih dan mengikuti berbagai les kesenian disekolahnya dan yang lebih menariknya lagi Hitler sama sekali tidak menyentuh pelajaran lain seperti matematika, fisika dan Biologi yang beliau tidak suka dan gemari ia hanya ingin mengkaji dan terjun dalam bidang seniman saja, cita-cita yang sangat di dambakanya tersebut ternyata sangat ditentang oleh ayahnya karena ayahnya tau persis bagaimana sulitnya mencari uang apalagi sebagai seniman yang terlihat tidak ada harganya.
Karena Masa kecil ayahnya Hitler terbilang cukup sulit sebab di usia 17 tahun beliau sudah harus mencari uang sendiri dan memiliki prinsip bahwa beliau harus sukses dengan keringatnya sendiri, di umur 17 tahun pula ayah hitler mneinggalkan kampungnya untuk mengadu nasib dengan tekad bahwa beliau tidak akan pulang sebelum sukses, masa kaburnya tersebut beliau gunakan untuk berdagang dengan harapan dapat keuntungan yang dapat mengantarkanya sukses dan kaya raya namun semakin hari keadaanya semakin sulit akhirnya beliau memutuskan untuk beralih profesi karena dagang menurutnya sama sekali tidak menguntungkan, akhirnya beliau beranikan diri untuk mendaftarkan dirinya ke departemen negeri dengan hasil kerja kerasnya beliau diangkat sebagai pegawai negeri (pegawai Bea Cukai) semenjak itu kehidupan keluarganya mulai membaik. Ayahnya pun ingin anaknya menjadi sepertinya dirinya agar hidupnya tidak susah apalagi cita-cita Hitler menjadi seorang seniman yang dirasa tidak akan mampu membiayai hidupnya.
Hingga usia 12 tahun, Hitler dimasukan ayahnya kesekolahan Realschue (sekolah SMA) agar putranya tersebut dapat menjadi pegawai negeri sesuai impianya yang ingin anaknya mampu atau tidak susah, diusianya yang 12 tahun penolakan Hitler atas rencana ayahnya itu semakin kuat. Diusianya ini Hitler secara tegas menggariskan cita-citanya di dalam hatinya yang tidak ingin mudah dilawan oleh ayahnya. Dihadapan sang ayah Hitler menegaskan bahwa dirinya tetap tidak ingin menjadi pegawai negeri, lalu, ingin menjadi apa?! “seniman!” begitulan jawab Hitler. Dalam benaknya Hitler kecil bercita-cita hendak menjadi pelukis ataupun seniman. Keduanya adalah sosok yang keras sebagaiman istilah yang tersebar yakni “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” begitulah sikap Hitler turunan dari ayahnya yang sangat keras kepala jika memiliki keinginan.
Pemberontakan Hitler dalam keinginan ayahnya untuk menjadi pegawai negeri pun berlanjut dengan ancaman, jika ayahnya tetap berseteru terhadap keinginan dirinya untuk menjadikan Hitler sebagai pegawai ngeri maka Hitler akan berhenti sekolah jika beliau tidak diberi kebebasan untuk belajar seni. Ancaman tersebut ternyata bukan main-main karena Hitler benar-benar berhenti sekolah dan mulai menggeluti apa saja pelajaran yang ia perlukan agar bisa memperkuat dirinya sebagai seniman dan membuang semua pelajaran yang tidak ia sukai, ia abaikan saja.
Setelah ayahnya wafat, keinginannya berubah bukan lagi menjadi seniman ataupun pegawai negeri seperti permintaan sang ayah. Setelah lulus SMA beliau tidak memiliki cita-cita apapun atau melanjutkan karirnya, Hitler malah terobsebsi dengan nasionalisme Jerman dan apapun tentang peristiwa dan masalah terkait Jerman. Ia menunjukan kesetianya terhadap Jerman, membenci monarki Habsburg (wangsa penguasa di Austria) yang semakin kacau karena pemerintahanya di kekaisaran dihuni berbagai etnis, dimasa inilah beliau mulai terjun dan berlatih menjadikanya bibit otoriter dan arogansi sejak kanak-kanak.
Selain seni, ternyata Adolf Hilter juga seseorang yang sangan lembut. Beliau dikenal sebagai penyanyang binatang hingga makananya diganti menjadi vegetarian sebab beliau tidak tahan melihat darah serta beliau juga melarang bawahanya untuk memakan daging. Selain itu kelembutan Adolf Hitler ialah menyukai anak-anak dan juga sebagai orang yang mengasihi.
Penulis : Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
Posting Komentar untuk "Adolf Hitler Menjadi Seniman Amatir"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.