Asal-Usul Kerajaan Turki Ustmani
Asal-Usul Kerajaan Turki Ustmani menjadi menarik dibahas karena kerajaan Islam ini pernah berkuasa selama 630 tahun (1299-1923), selama itu wilayah kekuasaan dimasa jayanyapun pernah membentang di tiga benua.
Ditinjau dari asal-usulnya, Kerajaan Turki Ustmani di dirikan oleh bangsa Turki dari suku Oghuz (Ughu), mulanya suku ini mendiami daerah Mongol dan daerah Utara China (Sekarang Turkistan) sebelum akhirnya berbondong-bondong pindah ke suatu daerah yang kini dikenal dengan negara Turki, Iran dan Iraq Modern. Mereka mulai mengenal dan memeluk Islam sekitar abad 9 atau 10 M yaitu ketika menetap di Asia Tengah.
Perpindahan bangsa Turki, khususnya suku Oghuz (Ughu) ke beberapa wilayah di timur tengah mulanya akibat pengusiran dan penaklukan yang dilakukan orang-orang Mongol.
Tahun 1258 M, Erthogrul dikaruniai seorang putra yang diberi nama Utsman. Selanjutnya pada tahun 1281 M, Erthogrul meninggal dunia dan atas persetujuan Sultan Allaudin II Utsman naik tahta menggantikan kedudukan ayahnya.
Naiknya, Ustman sebagai pengganti ayahnya disenangi oleh Sultan Allaudin II, hal tersebut dikarenakan selama memerintah, Utsman bersikap bijak sebagaimana bapaknya.
Selain itu, Utsman juga diberi gelar dalam khotbah Jumat, dengan sebutan “Bey” maksudnya orang yang diberi anugrah besar oleh Sultan Allaudin II, karena menjadi satu-satunya gubernur dalam Kesultanan Saljuk yang memiliki hak istimewa.
Sepeninggal Sultan Allaudin II, Kerajaan Turki Saljuk berada pada puncak kelemahannya, sementara disisi lain Ustman mampu bertahan membawahi wilayah kekuasaannya, satu tahun sebelum runtuhnya Turki Saljuk (1300) karena serangan Mingol, tepatnya pada tahun 1299, Ustman memproklamirkan berdirinya Kerajan Turki Ustmani yang merdeka dari Saljuk dengan sekaligus menjabat sebagai Sultan pertamanya.
Dinamakan Turki Ustmani karena kerajaan tersebut didirikan oleh seorang dari bangsa Turki yang bernama Ustman. Mulai selepas itu, Turki Saljuk yang telah berkuasa selama dua ratus lima puluh tahun (1055-1300) digantikan oleh Kerajaan Turki Utsmani.
Baca Juga: Kronologi Kudeta Turki 2016
Penulis: Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Daftar Bacaan
[1] Abdul Syukur Al-Azizi, 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam (Menelusuri Jejak-Jejak Peradaban Islam Di Barat dan Timur). Yogyakarta: Saufa
[2]Yusliani Noor, 2014. Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Yogyakarta: Ombak
[3]Syafiq A. Mughni, 1997. Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jakarta: Logos
Ditinjau dari asal-usulnya, Kerajaan Turki Ustmani di dirikan oleh bangsa Turki dari suku Oghuz (Ughu), mulanya suku ini mendiami daerah Mongol dan daerah Utara China (Sekarang Turkistan) sebelum akhirnya berbondong-bondong pindah ke suatu daerah yang kini dikenal dengan negara Turki, Iran dan Iraq Modern. Mereka mulai mengenal dan memeluk Islam sekitar abad 9 atau 10 M yaitu ketika menetap di Asia Tengah.
Perpindahan bangsa Turki, khususnya suku Oghuz (Ughu) ke beberapa wilayah di timur tengah mulanya akibat pengusiran dan penaklukan yang dilakukan orang-orang Mongol.
Orang yang memimpin pengungsian besar-besaran orang Truki, khusunya orang Oghuz adalah Sultan Sulaiman Syah. ia membawa suku bangsanya ke Asia Kecil untuk mencari pelindungan. Namun, di tengah perjalanan Sultan Sulaiman wafat.
Ditinggal wafat pemimpinnya, rombongan pengungsi menjadi bingung, mereka terpecah menjadi dua kelompok, ada kelompok yang kembali pulang dan ada kelompok yang terus melanjutkan perjalananan.
Kelompok yang melanjutkan perjalanan sepakat memilih putra Sulaiman yang bernama Erthogrul sebagai pemimpin baru mereka.
Ditinggal wafat pemimpinnya, rombongan pengungsi menjadi bingung, mereka terpecah menjadi dua kelompok, ada kelompok yang kembali pulang dan ada kelompok yang terus melanjutkan perjalananan.
Kelompok yang melanjutkan perjalanan sepakat memilih putra Sulaiman yang bernama Erthogrul sebagai pemimpin baru mereka.
Tujuan Erthogrul sama seperti ayahnya, yaitu meminta perlindungan pada Kerajaan Turki Saljuk (Saljuk Rum), karena Kerajaan Islam itu juga sma-sama didirikan oleh bangsa Turki yang telah lebih dahulu membangun peradaban di Asia Kecil.
Sesampianya di Asia Kecil, rombongan Erthogrul mengabdikan diri kepada Sultan Allaudin II yang merupakan Raja dari Kerajaan Turki Saljuk.
Sesampianya di Asia Kecil, rombongan Erthogrul mengabdikan diri kepada Sultan Allaudin II yang merupakan Raja dari Kerajaan Turki Saljuk.
Kala itu, Sultan Allaudin II sedang menghadapi peperangan dengan Kekasiaran Romawi Timur (Bizantium), sehingga kehadirian Erthogrul dan ribuan pengikutnya membuat Sultan senang.
Ketika mengabdi kepada Sultan Allaudin II, Erthogrul dan pengikutnya menunjukan prestasi yang gemilang sebab ketika turut membantu tentara Turki Saljuk melawan Bizantium dalam beberapa peperangan mereka mampu memenangkan pertempuran.
Atas jasa Erthogrul beserta pengikutnya, Sultan Allaudin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Ketika mengabdi kepada Sultan Allaudin II, Erthogrul dan pengikutnya menunjukan prestasi yang gemilang sebab ketika turut membantu tentara Turki Saljuk melawan Bizantium dalam beberapa peperangan mereka mampu memenangkan pertempuran.
Atas jasa Erthogrul beserta pengikutnya, Sultan Allaudin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Erthogrul diangkat menjadi Gubernur di daerah itu, selama menjadi penguasa di wilayah yang berbatasan dengan Kerajaan Bizantium, Ertoghul berhasil menghalau setiap serbuan yang dilancarkan Bizantium ke wilayah Kerajaan Turki Saljuk, bahkan ia juga dapat memperluas dan merebut wilayah Bizantium.
Perluasan wilayah yang dicapai Erthogrul membuat Sultan Saljuk senang, iapun membiarkan wilayah trsebut menjadi wilayah kekuasaan Ertoghul, sementara disisi lain Erthogul terus membina wilayah dan daerah taklukan barunya, selain itu, ia juga memilih Kota Syukud sebagai Ibukota Propinsinya.
Tahun 1258 M, Erthogrul dikaruniai seorang putra yang diberi nama Utsman. Selanjutnya pada tahun 1281 M, Erthogrul meninggal dunia dan atas persetujuan Sultan Allaudin II Utsman naik tahta menggantikan kedudukan ayahnya.
Naiknya, Ustman sebagai pengganti ayahnya disenangi oleh Sultan Allaudin II, hal tersebut dikarenakan selama memerintah, Utsman bersikap bijak sebagaimana bapaknya.
Oleh Sultan Allaudin II, Utsman diberi beberapa hak istimewa. Wilayah kekuasaannya diperluas, setiap daerah yang ditaklukannya digabung ke dalam wilayah pemerintahannya. Kemudian Ustman juga diperbolehkan mencetak uang sendiri dengan memakai namanya disamping nama Sultan Saljuk.
Selain itu, Utsman juga diberi gelar dalam khotbah Jumat, dengan sebutan “Bey” maksudnya orang yang diberi anugrah besar oleh Sultan Allaudin II, karena menjadi satu-satunya gubernur dalam Kesultanan Saljuk yang memiliki hak istimewa.
Sepeninggal Sultan Allaudin II, Kerajaan Turki Saljuk berada pada puncak kelemahannya, sementara disisi lain Ustman mampu bertahan membawahi wilayah kekuasaannya, satu tahun sebelum runtuhnya Turki Saljuk (1300) karena serangan Mingol, tepatnya pada tahun 1299, Ustman memproklamirkan berdirinya Kerajan Turki Ustmani yang merdeka dari Saljuk dengan sekaligus menjabat sebagai Sultan pertamanya.
Dinamakan Turki Ustmani karena kerajaan tersebut didirikan oleh seorang dari bangsa Turki yang bernama Ustman. Mulai selepas itu, Turki Saljuk yang telah berkuasa selama dua ratus lima puluh tahun (1055-1300) digantikan oleh Kerajaan Turki Utsmani.
Baca Juga: Kronologi Kudeta Turki 2016
Penulis: Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Daftar Bacaan
[1] Abdul Syukur Al-Azizi, 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam (Menelusuri Jejak-Jejak Peradaban Islam Di Barat dan Timur). Yogyakarta: Saufa
[2]Yusliani Noor, 2014. Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Yogyakarta: Ombak
[3]Syafiq A. Mughni, 1997. Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jakarta: Logos
Kurang tepat jika Sulaimansyah bergelar Sultan, karna beliau bukan kepala kerajaan atau kesultanan melainkan hanyalah kepala Suku Kayi (salah satu pecahan suku Oghuzkhan) yg lazim bergelar Bey
BalasHapus🙏🙏