Dewi Tanuran Gagang Perempuan Berkelamin Api
Dewi Tanuran Gagang adalah wanita misterius anak Dewi Mandapa. Selama hidupnya Dewi Tanuran Gagang pernah berganti-ganti suami, diantaranya pangeran dari Jayakarta, Cirebon, Mataram serta beberapa pedagang kaya dari Belanda dan Inggris, tapi rupanya kebanyakan suaminya itu tidak sanggup menidurinya, sebab kemaluan Dewi Tanuran Gagang mengeluarkan api yang berkobar-kobar.
Meskipun demikian, ada keluarga Raja yang berhasil melarikan diri, ia adalah adik perempuan sang Raja yang bernama Dewi Mandapa. Dalam pelariannya, Dewi Mandapa begitu dendam terhadap Sunan Gunung Jati, sehingga ia ingin melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang menaklukan negerinya, terutamanya pada Sunan Gunung Jati beserta keturunannya.
Demi menyongsong cita-citanya, Dewi Mandapa bertapa di Gunung Padang, dalam pertapaannya ia terus-terusan berdoa agar anak keturunanya kelak dapat memerintah tanah Sunda yang dizamanya telah direbut oleh Sunan Gunung Jati.
Ketika Dewi Mandapa bertapa, ternyata di Gunung itu juga ada seorang tua yang sedang melakukan pertapaan, rambutnya putih bajunya compang-camping, namanya Ki Ajar Sukarsa. Selepas mengamati dan memahami tujuan Dewi Mandapa bertapa, Ki Ajar Sukarsa kemudian berkata padanya;
"Bertapalah di bawah pohon Pinang selama satu tahun, pohon Pinang yang dijalari pohon Sirih. Sudah dijanjikan kepadamu bahwa kelak bila ada daun sirih kering jatuh, menjatuhi pusar ananda, maka ananda ambil dan makanlah daun itu segera. Kelak nanti ananda akan dapat membalas dendam kepada yang telah menyakiti hatimu".
Dewi Mandapa kemudian menyanggupi perintah Ki Ajar Sukarsa. Sang Dewi kemudian bertapa dengan sangat khidmat, sehingga tak terasa 25 tahun lebih ia melakukan pertapaan, melawati nasehat Ki Ajar Sukarsa yang hanya menyuruhnya untuk bertapa selama satu tahun.
Dewi Mandapa terbangun dari pertapaannya ketika ia merasa ada daun Sirih yang menjatuhi pusarnya sebagaimana yang telah dijanjikan Ki Ajar Sukarsa. Setelah terbangun Dewi Mandapa segera mengambil dan memakannya. Maka ketika telah tiba waktunya lahirlah seorang bayi perempuan rupawan yang diberi nama Dewi Tanuran Gagang.
Suatu waktu, Pangeran Tlutur berkunjung ke Cirbon, di Cirebon ia membawa serta Dewi Tanuran Gagang, di Cirebon sang dewi diserahkan kepada Pangeran Cirebon. Oleh Pangeran Cirebon sang Dewi kemudian diperistri, namun lagi-lagi ketika hendak disetubuhi, Dewi Tanuran Gagang rupanya mengeluarkan hawa panas dari dalam kemaluannya, sehingga pangeran Cirebon merasa heran.
Ketika Cirebon dibawah kekuasaan Mataram, rombongan Raja dan Keluarga Raja dari Cirebon mengunjungi Mataram untuk seba tahunan, dalam seba itu Dewi Tanuran Gagang dibawa serta. Kecantikan Dewi Tanuran Gangang rupanya menarik hati Sunan Mataram, ia pun memintanya dari Pangeran Cirebon, sementara sebagai gantinya Sunan Mataram menghadiahkan Putri Sidapulin kepada Pangeran Cirebon.
Selepas menjadi hak miliknya, Sunan Mataram kemudian menyetubuhi Dewi Tanuran Gagang, akan tetapi lagi-lagi hal yang terjadi tetap sama, Dewi Mandapa mengeluarkan hawa panas dari dalam kemaluannya, karena merasa aneh Sunan Mataram berniat membunuhnya, akan tetapi berkat nasehat para abdinya tentang larangan membunuh orang yang tak melakukan kejahatan, Sunan Mataram kemudian mengurungkan niatnya.
Melalui pedagang Belanda, Dewi Tanuran Gagang dibawa ke Eropa, di Eropa, ia kerap berganti suami sebab banyak yang tak sanggup menyetubuhinya. Hingga akhirnya ada seorang Belanda yang bernama Raja Ngaladiwasa, ia tinggal di Inggris, orang itu dikisahkan sakti sehingga dapat memadamkan penyakit aneh dalam kemaluan Dewi Tanuran Gagang.
Dewi Tanuran Gagang kemudian tinggal di Inggris hingga memiliki keturunan, kelak keturunan Dewi Tanuran Gagang yang dikenal dengan orang-orang Belanda VOC berhasil merebut kekuasaan dari keturunanya Sunan Gunung Jati, yaitu merebut Jayakarta, serta menaklukan Banten dan Cirebon.
Asal-Usul Dewi Tanuran Gagang
Dalam legenda Sunda, sebagaimana yang dikabarkan dalam beberapa naskah Cirebon, disebutkan bahwa, dahulu ketika Cirebon diperintah oleh Sunan Gunung Jati, Cirebon terlibat peperangan dengan kerajaan bawahan Pajajaran, dalam peperangan itu kerajaan tersebut dapat ditaklukan sementara Rajanya ditawan.Meskipun demikian, ada keluarga Raja yang berhasil melarikan diri, ia adalah adik perempuan sang Raja yang bernama Dewi Mandapa. Dalam pelariannya, Dewi Mandapa begitu dendam terhadap Sunan Gunung Jati, sehingga ia ingin melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang menaklukan negerinya, terutamanya pada Sunan Gunung Jati beserta keturunannya.
Demi menyongsong cita-citanya, Dewi Mandapa bertapa di Gunung Padang, dalam pertapaannya ia terus-terusan berdoa agar anak keturunanya kelak dapat memerintah tanah Sunda yang dizamanya telah direbut oleh Sunan Gunung Jati.
Gunung Padang Jawa Barat |
"Bertapalah di bawah pohon Pinang selama satu tahun, pohon Pinang yang dijalari pohon Sirih. Sudah dijanjikan kepadamu bahwa kelak bila ada daun sirih kering jatuh, menjatuhi pusar ananda, maka ananda ambil dan makanlah daun itu segera. Kelak nanti ananda akan dapat membalas dendam kepada yang telah menyakiti hatimu".
Dewi Mandapa kemudian menyanggupi perintah Ki Ajar Sukarsa. Sang Dewi kemudian bertapa dengan sangat khidmat, sehingga tak terasa 25 tahun lebih ia melakukan pertapaan, melawati nasehat Ki Ajar Sukarsa yang hanya menyuruhnya untuk bertapa selama satu tahun.
Dewi Mandapa terbangun dari pertapaannya ketika ia merasa ada daun Sirih yang menjatuhi pusarnya sebagaimana yang telah dijanjikan Ki Ajar Sukarsa. Setelah terbangun Dewi Mandapa segera mengambil dan memakannya. Maka ketika telah tiba waktunya lahirlah seorang bayi perempuan rupawan yang diberi nama Dewi Tanuran Gagang.
Dewi Tanuran Gagang Dinikahi oleh Para Pangeran dari Jayakarta, Cirebon dan Mataram
Setelah menginjak usia dewasa, kecantikan Dewi Tanuran Gagang terdengar oleh Pangeran Jayakarta yang bernama Raja Lahut. Dewi Tanuran Gagang lalu diambilnya untuk dijodohkan dengan anaknya yang bernama Pangeran Tlutur. Namun, manakala Pangeran Tlutur hendak menyetubuhinya, keluar hawa panas yang berkobar-kobar dalam kelamin Dewi Mandapa, sehingga Pangeran Tlutur tidak menginginkannya lagi.Suatu waktu, Pangeran Tlutur berkunjung ke Cirbon, di Cirebon ia membawa serta Dewi Tanuran Gagang, di Cirebon sang dewi diserahkan kepada Pangeran Cirebon. Oleh Pangeran Cirebon sang Dewi kemudian diperistri, namun lagi-lagi ketika hendak disetubuhi, Dewi Tanuran Gagang rupanya mengeluarkan hawa panas dari dalam kemaluannya, sehingga pangeran Cirebon merasa heran.
Ketika Cirebon dibawah kekuasaan Mataram, rombongan Raja dan Keluarga Raja dari Cirebon mengunjungi Mataram untuk seba tahunan, dalam seba itu Dewi Tanuran Gagang dibawa serta. Kecantikan Dewi Tanuran Gangang rupanya menarik hati Sunan Mataram, ia pun memintanya dari Pangeran Cirebon, sementara sebagai gantinya Sunan Mataram menghadiahkan Putri Sidapulin kepada Pangeran Cirebon.
Selepas menjadi hak miliknya, Sunan Mataram kemudian menyetubuhi Dewi Tanuran Gagang, akan tetapi lagi-lagi hal yang terjadi tetap sama, Dewi Mandapa mengeluarkan hawa panas dari dalam kemaluannya, karena merasa aneh Sunan Mataram berniat membunuhnya, akan tetapi berkat nasehat para abdinya tentang larangan membunuh orang yang tak melakukan kejahatan, Sunan Mataram kemudian mengurungkan niatnya.
Dewi Tanuran Gagang Di Tukar Dengan Meriam
Selepas kejadian aneh yang menimpanya, Sunan Mataram memutuskan untuk menjual Dewi Tanuran Gagang kepada pedagang Belanda yang hendak berlayar pulang ke negerinya. Dewi Tanuran Gagang kemudian dibeli oleh pedagang Belanda, ditukar dengan 3 meriam. Ketiga meriam itu adalah meriam Sapujagat, Si Antu, dan Si Amuk. Meriam Si Antu dan Si Amuk kemudian dihadiahkan oleh Sunan Mataram kepada Cirebon dan Jayakarta.Kapal Layar Belanda |
Dewi Tanuran Gagang kemudian tinggal di Inggris hingga memiliki keturunan, kelak keturunan Dewi Tanuran Gagang yang dikenal dengan orang-orang Belanda VOC berhasil merebut kekuasaan dari keturunanya Sunan Gunung Jati, yaitu merebut Jayakarta, serta menaklukan Banten dan Cirebon.
Bahasan mendalam mengenai kisah ini dapat juga anda simak pada vidio berikut ini;
Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Editor : Sejarah Cirebon
Posting Komentar untuk "Dewi Tanuran Gagang Perempuan Berkelamin Api"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.