Raja Edward VII Dalang Dibalik Perang Dunia I
Raja Edward VII dari Inggris (1841-1901) merupakan penggagas dan dalang dibalik perang dunia I, meski visi misinya untuk membuat ricuh eropa dan menyingkirkan Jerman baru terlaksanakan setelah dirinya mangkat namun jaring geopolitiknya mampu menggerakkan pion yang tergabung dalam blok sekutu untuk melaksanakan rencananya menhancurkan Jerman dengan cara menjadikan Jerman lemah tanpa pendukung.
Triple entente (aliansi etente tiga) dan perang dunia I (WWI) merupakan respon raja Inggris, Raja Edward VII, terhadap serangkaian tantangan atas usaha dominasi imperium Britania, yang diawal abad ke-20 sudah menggenggam seperempat dunia (dari lahan area populasi produktif seluruh dunia).
Perang Dunia I merupakan hasil ciptaan raja Edward VII, bahkan ia juga merancang aliansi Inggris –Jepang, perang Rusia-Jepang, dan revolusi Rusia 1905. Ia adalah arsitek etente Cordiale antara Inggris-Perancis tahun 1903-1904 dan juga ,menandatangani perjanjian Etente Inggris-Rusia tahun 1907. Dibawah rezim kekuasaanya, Inggris mengadakan jalinan hubungan khusus Inggris-Amerika serikat dibawah presiden Theodore Roosevelt. Perang dunia pertama sengaja dirancang untuk menghancurkan Jerman. Meski raja Edward keburu meninggal bulan Mei 1910 namun hasil rancangan intelektualnya terlaksanan empat tahun kemudian, Agustus 1914.
Rancangan intelektualnya ini benar-benar di luar pemerintah resmi Inggris. Ia mengambil inisiatif pribadi yang dibantu orang-orang tertentu yang tergabung dalam jaringanya seperti para pemikir, para agen dan mata-mata diseluruh Eropa dan Amerika. Di kerajaan Inggris hanya beberapa dari menteri dan kabinetnya serta apparatus Negara yang tergabung sebagai ksatria meja bundar-nya dan sampai hati melaksanakan segala ambisinya. Posisinya sebagai diktaktor Inggris sebelum perang dunia I.
Pemerintahan Raja Edward VII dijalankan dengan tangan besi dan diktaktor: ketakutanya dikalahkan oleh Jerman membuatnya mati-matian merancang Entente (persetujuan atau hubungan nonaliansi) diantara Negara diwilayah continental yang berpeluang menjadi sekutu Jerman: Perancis dan Rusia. Apalagi Perancis dimungkinkan masih benci dan dendam terhadap Jerman sebab pernah dikalahkan dalam perang Franco-Purssian tahun 1870-1871 antara Napoleon III dari kekaisaran Perancis kedua dan konfedrasi Jerman utara yang dipimpin kerajaan Prusia.
Skema raja Edward VII berhasil mengikat Perancis dan Rusia dalam genggamanya meski sebenarnya ia tidak peduli dengan kelanjutan nasib kedua Negara tersebut yang penting baginya Jerman kalah pendukung dan dikepung dari dua sisi yang nantinya saat pecah perang dunia I dikenal dengan istilah Front barat (Perancis) dan Fron timur (Rusia).
Ketakutan Raja Edward VII takut pada kehadiran kekaisaran Jerman yang semakin menjadi raksasa dikawasan Eropa melalui kemajuan ekonomi, teknologi dan kebangkitan kekuatan politik.
Inggris merasa bahwa dirinya lah penguasa Eropa yang paling unggul setelah membangun Pax Britannica namun penggabungan Jerman Utara dan selatan membuat Jerman sedikit unggul menjadikan Inggris cemburu dan gengsi dengan hasrat dirinyalah yang harus tetap tertinggi dengan cara dirinya harus mendisintegrasi kekaisaran Jerman dengan cara mengisolasi Jerman dan membuatnya memicu perang.
Jadi, perang dunia I disebabkan oleh ambisi raja Inggris, Edward VII, geopolitiknya, permainan diplomasinya, agen-agenya, serta sistem aliansi yang ia bangun.
Grand Design segala hal yang berkaitan untuk meruntuhkan Jerman yang dikemudian hari berkembang menjadi perang besar di Eropa serta menyeret aliansi dunia menjadi perang dunia pertama merupakan produk intelektualnya. Dialah sang mastermind dalang dibalik perang dunia I. tapi, apa sebabnya raja Edward VII sampai hati dan mampu membenturkan kekuatan Negara raksasa Eropa continental hingga terjadi perang dunia I? apakah hanya ingin sekadar menjatuhkan Jerman yang mulai mengguncang kesamaan kekuatan di Eropa, atau ada kepentingan lain yang lebih besar.
Adapun usaha raja Edward VII untuk menyabotase terbentuknya koalisi aliansi Jerman sebagai berikut uraianya:
Raja Erdwad VII menggagas perang Rusia-Jepang, serta menyebarkan agen-agenya untuk menimbulkan revolusi Rusia 1905. Kemudian Inggris menandatangani perjanjian dengan Jepang yang memberikan peluang ebbas kepada admiral Togo menyerang pelabuhan Rusia, Port Arthur di awal tahun 1904.
Setelah Rusia hancur oleh perang dan kekisruhan sosial, raja Edward VII mengalihkan langkah berikutnya untuk menumbangkan Perancis.
Masyarakat Perancis dilemahkan lewat propaganda “Dreyfus affair” yang memicu Germanophobia (ketakutan terhadap Jerman) dikalangan masyarakat Perancis. Atas bantuan Delcasse, Georges Clemenceau dan Paul Cambon (dua agen raja Edward VII), Perancis masuk dalam orbit Inggris dan ditahun 1904 menandatangani Etente Cordiale.
Raja Edward VII memicu konflik Perancis-Jerman di Maroko
Untuk mengisolasi Jerman, raja Edward VII menarik Norwegia, Swedia, Spayol dan Protugis kedalam orbit Inggris atau Britania raya.
Raja Edward VII juga menandatangani koalisi Etente Rusia-Inggris melalui agenya yang menjadi menteri luar negeri Rusia Alexander Izvolski pada September 1907.
Edward VII berhasil menjadikan Perancis, Rusia, Jepang dan Amerika Serikat sebagai pion geopolitiknya, perang ini adalah skema yang dibangun secara cerdas oleh pemangku monarki dan oligarki Inggris, Raja Edward VII. Pada akhirnya Jerman kehilangan peluang sekutu bahkan permusuhan dengan Perancis mulai terbangun yang diprovokasi Inggris terkait wilayah Alsace-Lorraine yang diambil Jerman sebagai rampasan perang dalam prang Franco-Rusia 1871.
Kerjasama dengan Rusia juga kembang-kempis lantara Jerman beraliansi kuat dengan Austria sementara Austro-Honggaria bersitegang dengan Rusia karena masalah Balkan.Tinggal satu langkah lagi bagi Inggris agar Jerman menembakkan peluru pertama kali sebagai pukulan genderang perang.
Ditulis Oleh: Anisa Anggraeni Saldin
Mending nulis artikel sendiri aja min, jangan copy paste karya orang lain.
BalasHapus