Serbuan Tentara Mongol Ke Jawa
Serbuan tentara Mongol ke Jawa dipimpin oleh Jendral Ike Mese, tentara Mongol datang ke Jawa dengan tujuan menghukum Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari yang melukai dan memotong telinga Meng Chi duta Kekaisaran Dinasti Yuan.
Meng Chi dihinakan oleh Raja Kertanegara karena Kubilai Khan dengan sombongnya mengirimkan surat kepada Raja Kertanegara agar Singsari mengaku takluk pada Mongol.
Tindakan Kartanegara terhadap utusan Monggol merupakan tantangan perang dari Singsari pada Kubilai Khan, oleh karena itu Kubilai Khan selaku pendiri dinasti Yuan di menerjunkan pasukannya untuk menyerbu Jawa.
Dalam rangka melakukan penyerbuan ke Jawa, Kubilai Khan mengangkat Ike Mese sebagai panglima perangnya, sementara jumlah total pasukan Mongol yang dikerahkan untuk menyerang Jawa bejumlah 30.000 pasukan.
Kedatangan pasukan Mongol ke Jawa ternyata sia-sia, sebab kerajaan Singgashari telah hancur dikalahkan oleh Jayakatwang.
Tindakan Kartanegara terhadap utusan Monggol merupakan tantangan perang dari Singsari pada Kubilai Khan, oleh karena itu Kubilai Khan selaku pendiri dinasti Yuan di menerjunkan pasukannya untuk menyerbu Jawa.
Dalam rangka melakukan penyerbuan ke Jawa, Kubilai Khan mengangkat Ike Mese sebagai panglima perangnya, sementara jumlah total pasukan Mongol yang dikerahkan untuk menyerang Jawa bejumlah 30.000 pasukan.
Kedatangan pasukan Mongol ke Jawa ternyata sia-sia, sebab kerajaan Singgashari telah hancur dikalahkan oleh Jayakatwang.
Kedatangan Ike Mese beserta pasukannya ke Jawa dimamfaatkan oleh Raden Wijaya. Ia berdalih sebagai penerus Kartanegara dan bersedia menyerahkan diri kepada Kubilai Khan asalkan terlebih dahulu dibantu mengalahkan Jayakatwang.
Persekutuan Raden Wijaya dan orang-orang Mongol didengar oleh Jayakatwang, sehingga ia langsung mengirim pasukan untuk melawan Raden Wijaya dan orang-orang Mongol, namun pasukanya dapat dikalahkan oleh bangsa Mongol hingga akhirnya pada tanggal 20 Maret 1293 gabungan pasukan Mongol dan Majapahit serta tambahan pasukan dari Madura menggempur Daha kerajaan Kadiri II dengan hasil dimenangkan oleh pihak Raden Wijaya dan Monggol.
Kematian Jayakatwang menurut kitab Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama terjadi selepas Jayakatwang menyerah.
Ia ditawan di benteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh, ia meninggal didalam penjara dengan status sebagai tahanan Monggol. Namun, terdapat asumsi lain yang mengatakan Jayakatwang dihukum mati di atas kapal Monggol sebelum meninggalkan tanah Jawa.
Keberhasilan Raden Wijaya terbayar sudah setelah niatnya terbalaskan menghancurkan Kadiri II dibawah pimpinan Jayakatwang, setelah berhasil membantu Raden Wijaya kini bangsa mongol menagih janjinya untuk tunduk kepada bangsa monggol dan menjadi bawahan Dinasti Yuan di Tiongkok, namun Raden Wijaya yang sangat licik dan licin tersebut berdalih dengan pura-pura meminta izin untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya dengan dikawal beberapa pasukan Mongol.
Ditengah jalan, Raden Wijaya membasmi habis pasukan mongol yang mengawalnya, kemudian memimpin serangan balik ke arah Daha dimana pasukan Mongol sedang berpesta merayakan kemenangan tanpa siaga.
Keberhasilan Raden Wijaya terbayar sudah setelah niatnya terbalaskan menghancurkan Kadiri II dibawah pimpinan Jayakatwang, setelah berhasil membantu Raden Wijaya kini bangsa mongol menagih janjinya untuk tunduk kepada bangsa monggol dan menjadi bawahan Dinasti Yuan di Tiongkok, namun Raden Wijaya yang sangat licik dan licin tersebut berdalih dengan pura-pura meminta izin untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya dengan dikawal beberapa pasukan Mongol.
Ditengah jalan, Raden Wijaya membasmi habis pasukan mongol yang mengawalnya, kemudian memimpin serangan balik ke arah Daha dimana pasukan Mongol sedang berpesta merayakan kemenangan tanpa siaga.
Raden Wijaya membasmi sebagian pasukan Mongol yang dalam keadaan tidak siap. Penyerangan tersebut membuat panglima Ike Mese beserta pasukanya meninggalkan Jawa. Setelah keberhasilanya mengusir Monggol, Raden Wijaya meresmikan dirinya sebagai Raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana pada tahun 1293.
Pasukan Mongol diambil dari daerah Tiongkok selatan yang dicocokan dari pakaian perangnya yang ringan dan tipis disesuaikan dengan kondisi cuaca Jawa yang Tropis. Selaian pakaian sebagai tameng, pasukan Mongol juga dilengkapi dengan busur, perisai, tombak, meriam dan kapak. Dalam kapalnya pasukan Mongol juga difasilitasi Kuda.
Kapal yang ditunggangi pasukan Monggol diperkirakan memiliki ukuran lebar 11 meter dengan panjang kurang lebih 30 meter yang diperkirakan dapat memuat 20 atau 30 orang pasukan.
Penulis: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
Tentang Tentara Kubilai Khan
Menurut naskah Yuan Shi, pasukan Mongol yang diterjunkan ke Jawa merupakan gabungan pasukan dari Fujian, Jiangxi dan Huguang. Datang ke Jawa dengan menaiki 1.000 kapal dengan perbekalan yang cukup untuk satu tahun. Adapun para pimpinan petang diserahkan pada 3 orang Panglima, yaitu panglima Shi-bi (Monggol), Ike Mese (Uyghur), dan Goaxing (Tiongkok).Pasukan Mongol diambil dari daerah Tiongkok selatan yang dicocokan dari pakaian perangnya yang ringan dan tipis disesuaikan dengan kondisi cuaca Jawa yang Tropis. Selaian pakaian sebagai tameng, pasukan Mongol juga dilengkapi dengan busur, perisai, tombak, meriam dan kapak. Dalam kapalnya pasukan Mongol juga difasilitasi Kuda.
Kapal yang ditunggangi pasukan Monggol diperkirakan memiliki ukuran lebar 11 meter dengan panjang kurang lebih 30 meter yang diperkirakan dapat memuat 20 atau 30 orang pasukan.
Penulis: Anisa Anggraeni Saldin
Editor : Sejarah Cirebon
Dalam perang melawan pasukan Mongol tentara jawa menggunakan taktik gerilya dihutan . Sehingga padukan berkuda Mongol tak berkutik. Juga pasukan Raden Wijaya terkenal sakti tidak mempan senjata dan menggunakan mistis. Terkenal dalam catatan dari utusan cina bahwa pasukan Jawa dianggap seperti setan yg bertelanjang hanya memakai cawat kebal senjata dan mengerikan.
BalasHapus