Tan Malaka Diasingkan ke Belanda
Selang beberapa hari dari pengangkatan dirinya sebagai ketua di kongres PKI di Semarang pada Desember 1921, Tan Malaka semakin mantap membuat propaganda sana sini hingga hampir membuat semua pergomogokan terjadi dimana-mana hingga sedikit mengancam Belanda. Pada permulaan 1922 gerakan-gerakan PKI semakin meninggkat dan berani dengan memberi ultimatum pada pemerintah kolonial Belanda.
Pemerintah kolonial Belanda sebenarnya sudah lama ingin menangkap sang pembuat rusuh tersebut namun belum punya cukup bukti yang kuat agar dirinya bisa dijebloskan ke penjara, saat inilah keterlibatanya dengan aksi mogok buruh maka menjadi kesempatan kolonial Belanda untuk melakukan penangkapan Tan Malaka dan juga membuat sepak terjang permogokan Tan Malaka diberbagai daerah dipandang penguasa kolonial sebagai sesuatu yang membahayakan bagi penguasa kolonial.
Penangkapan Tan Malaka dilakukan di Bandung saat Tan Malaka sedang asiknya mengurus berdirinya sekolah rakyat yang ada dikota Bandung, Tan juga sedang bahagia sebab sekolah yang didirikanya di Bandung kondisinya jauh lebih baik daripada yang di Semarang. Pemicu penangkapanya selain masalah demo permogokan besar-besaran, Tan juga terlibat adu cekcok dengan PID Belanda hingga dirinya dilaporkan.
Awalnya penangkapan bermula saat Tan Malaka sedang beristirahat disalah satu kamarnya di sekolah rakyat kamar itu juga disi oleh orang lain seperti anggota VSTP (buruh kereta api) dan PID Belanda, disaat sedang beristirahat dirinya malah diusir dikarenakan kamar itu mau dijadikan tempat rapat VSTP padahal jika dilihat sekolah rakyat beserta kamarnya adalah miliknya tak terima di usir Tan pun marah karena merasa diusir dari kamarnya justru VSTP dan PID Belandalah yang tidak berhak untuk tinggal disitu apalagi sampai memblokade untuk digunakan rapat.
Saat sedang berlangsungnya rapat namun sang revolusioner tersebut tidak ikut kedalamnya hingga pukul jam 12.00 tiba-tiba ada sebuah mobil yang isinya orang PID Belanda yang tadi mengusir dirinya dari kamar, tak segan PID Belanda langsung memberikan secarik kertas yang isinya adalah penangkapan dirinya tanpa diberi waktu untuk berkomentar dirinya langsung dimasukan ke mobil saat didalam mobil terdapat dua orang Belanda dengan pangkat kolonel membawa dirinya ke kantor polisi Bandung kemudian Tan Malaka dimasukan ke penjara Bandung namun pada pagi harinya Tan Malaka dipindahkan ke penjara Semarang.
Namun bagi Belanda hukuman dalam negeri dirasa tidak cukup sebab mulut sang Tan Malaka masih bisa memberikan usul sana sini kepada sahabatnya, gubernur jenderal Belanda dengan menggunakan hak-hak istimewanya lebih menghendaki Tan Malaka dibuang keluar negeri yang tanpa melalui proses pengadilan, sebelum pembuangan Tan Malaka meminta dirinya dibuang ke Belanda, permintaan itu disetujui dengan diberangkatkan dirinya pada Maret 1922 Tan Malaka diasingkan dari tanah airnya ke Belanda.
Pada 1 Mei 1922 Tan Malaka menginjakan kakinya kembali dibumi Belanda karena dirinya sebelumnya pernah kuliah di Belanda selama enam tahun. Saat di kota Rotterdam dirinya disambut teman-teman lamanya dan juga ia langsung bertemu dengan tokoh partai komunis Belanda Dr. Van Ravenstjin.
Saat di Belanda dirinya bukan menjadi kesepian namun kekuasaan dan pemikiranya semakin terjalankan sebab Belanda adalah penyebab dirinya menjadi revolusioner kiri.
Pertemuanya dengan Dr. Van Ravenstjin membuat dirinya masuk kedalam calon anggota parlemen dari PKI, dalam pemilihan tersebut dirinya termasuk dalam no tiga di dafar kaum komunis. Namun saat itu dirinya gagal sebab untuk dapat lolos menjadi anggota parlemen dirinya harus memiliki minimal 100.000 pemilih sedangkan saat itu Tan Malaka hanya mendapat 60 suara. Tentu saja dirinya kalah sebab baru saja menginjakan kaki eh dirinya sudah diajak dan dicalokan menjadi anggota parlemen, belum menginjak belasan tahun sang revolusioner kiri tersebut sudah meniatkan dirinya ke Jerman.
Pemerintah kolonial Belanda sebenarnya sudah lama ingin menangkap sang pembuat rusuh tersebut namun belum punya cukup bukti yang kuat agar dirinya bisa dijebloskan ke penjara, saat inilah keterlibatanya dengan aksi mogok buruh maka menjadi kesempatan kolonial Belanda untuk melakukan penangkapan Tan Malaka dan juga membuat sepak terjang permogokan Tan Malaka diberbagai daerah dipandang penguasa kolonial sebagai sesuatu yang membahayakan bagi penguasa kolonial.
Penangkapan Tan Malaka dilakukan di Bandung saat Tan Malaka sedang asiknya mengurus berdirinya sekolah rakyat yang ada dikota Bandung, Tan juga sedang bahagia sebab sekolah yang didirikanya di Bandung kondisinya jauh lebih baik daripada yang di Semarang. Pemicu penangkapanya selain masalah demo permogokan besar-besaran, Tan juga terlibat adu cekcok dengan PID Belanda hingga dirinya dilaporkan.
Awalnya penangkapan bermula saat Tan Malaka sedang beristirahat disalah satu kamarnya di sekolah rakyat kamar itu juga disi oleh orang lain seperti anggota VSTP (buruh kereta api) dan PID Belanda, disaat sedang beristirahat dirinya malah diusir dikarenakan kamar itu mau dijadikan tempat rapat VSTP padahal jika dilihat sekolah rakyat beserta kamarnya adalah miliknya tak terima di usir Tan pun marah karena merasa diusir dari kamarnya justru VSTP dan PID Belandalah yang tidak berhak untuk tinggal disitu apalagi sampai memblokade untuk digunakan rapat.
Saat sedang berlangsungnya rapat namun sang revolusioner tersebut tidak ikut kedalamnya hingga pukul jam 12.00 tiba-tiba ada sebuah mobil yang isinya orang PID Belanda yang tadi mengusir dirinya dari kamar, tak segan PID Belanda langsung memberikan secarik kertas yang isinya adalah penangkapan dirinya tanpa diberi waktu untuk berkomentar dirinya langsung dimasukan ke mobil saat didalam mobil terdapat dua orang Belanda dengan pangkat kolonel membawa dirinya ke kantor polisi Bandung kemudian Tan Malaka dimasukan ke penjara Bandung namun pada pagi harinya Tan Malaka dipindahkan ke penjara Semarang.
Namun bagi Belanda hukuman dalam negeri dirasa tidak cukup sebab mulut sang Tan Malaka masih bisa memberikan usul sana sini kepada sahabatnya, gubernur jenderal Belanda dengan menggunakan hak-hak istimewanya lebih menghendaki Tan Malaka dibuang keluar negeri yang tanpa melalui proses pengadilan, sebelum pembuangan Tan Malaka meminta dirinya dibuang ke Belanda, permintaan itu disetujui dengan diberangkatkan dirinya pada Maret 1922 Tan Malaka diasingkan dari tanah airnya ke Belanda.
Pada 1 Mei 1922 Tan Malaka menginjakan kakinya kembali dibumi Belanda karena dirinya sebelumnya pernah kuliah di Belanda selama enam tahun. Saat di kota Rotterdam dirinya disambut teman-teman lamanya dan juga ia langsung bertemu dengan tokoh partai komunis Belanda Dr. Van Ravenstjin.
Saat di Belanda dirinya bukan menjadi kesepian namun kekuasaan dan pemikiranya semakin terjalankan sebab Belanda adalah penyebab dirinya menjadi revolusioner kiri.
Pertemuanya dengan Dr. Van Ravenstjin membuat dirinya masuk kedalam calon anggota parlemen dari PKI, dalam pemilihan tersebut dirinya termasuk dalam no tiga di dafar kaum komunis. Namun saat itu dirinya gagal sebab untuk dapat lolos menjadi anggota parlemen dirinya harus memiliki minimal 100.000 pemilih sedangkan saat itu Tan Malaka hanya mendapat 60 suara. Tentu saja dirinya kalah sebab baru saja menginjakan kaki eh dirinya sudah diajak dan dicalokan menjadi anggota parlemen, belum menginjak belasan tahun sang revolusioner kiri tersebut sudah meniatkan dirinya ke Jerman.
Ditulis Oleh : Anisa ANggraeni Saldin
Baca Juga:
Baca Juga:
Posting Komentar untuk "Tan Malaka Diasingkan ke Belanda"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.