Wafatnya Patih Kebo Iwa
Tokoh Kebo Iwa dalam sejarah dan legenda Bali digambarkan sebagai Patih yang anti penjajahan, ia menghendaki Bali tetap merdeka dan menolak takluk di bawah Majapahit.
Kebo Iwa juga digambarkan sebagai Patih yang cemerlang, berkali-kali Gajah Mada mencoba membungkam Kebo Iwa dengan berbagai usaha namun tetap gagal dan gagal. Tapi biarpun demikian, sehebat-hebatnya Kebo Iwa rupanya tetap mempunyai kelemahahan juga, ia takluk dan akhirnya wafat setelah Gajah Mada menyodorkan jebakan wanita cantik.
Kisah kewafatan Kebo Iwa yang disebabkan jebakan wanita Cantik itu dapat ditemui dalam Babad Purana Maospait, salah satu naskah Bali yang membahas mengenai persinggungan Bali dengan Majapahit.
Dalam naskah Babad Purana Maospait dijelaskan bahwa pada tahun 1247 Ś/1325 M Bali diperintah oleh Dalem Batu Ireng dengan Patih Kebo Iwa yang menyerukan pada rakyatnya bahwa Bali tidak akan diperintah oleh negeri lain sebab memiliki pemerintahan sendiri. Hal ini menegaskan bahwa Bali tidak ingin diperintah oleh Jawa.
Berita ini terdengar oleh Majapahit sehingga diutuslah Patih Gajah Mada dan Arya Damar untuk datang ke Bali. Tujuan kedatangan Gajah Mada ke Bali adalah untuk mengundang Kebo Iwa datang ke Majapahit dengan dalih akan diberi wanita cantik sebagai hadiah dari Raja Majapahit.
Menyambut hadiah itu, maka Kebo Iwa pun menerima undangan tersebut dan pergi ke Majapahit bersama Gajah Mada dan Arya Damar. Sesampainya di Majapahit, Gajah Mada yang ingin menguji kesaktian Kebo Iwa menyuruhnya untuk membuat sumur. Setelah Kebo Iwa sampai di dasar sumur, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menimbun sumur tersebut yang mengakibatkan Kebo Iwa kalah di Jawa.
Selain sumber dari Babad Purana Maospait, wafatnya Kebo Iwa juga dituturkan dalam cerita rakyat, dalam versi ini dikisahkan bahawa Kebo Waruga (Kebo Iwa) wafat di Majapahit karena ditimbun dengan tanah. Berkat kesaktiannya Kebo Iwa tidak meninggal kecuali dilemparkan lekesan (sirih beserta runtutannya yang diikat dengan benang) kepadanya. Setelah dilemparkan lekesan tersebut barulah Kebo Iwa meninggal.
Dalam pemahaman penulis, kisah yang dituturkan dalam babad dan cerita rakyat yang berkembang di atas merupakan fakta kejiadian yang diselipi kiasan, faktanya bahwa naskah mengisahkan kepergian Kebo Iwa memenuhi undangan Gajah Mada ke Jawa karena di iming-imingi wanita cantik, sementara kiasannya adalah Kebo Iwa wafat ketika berada pada kedalaman sumur yang ia gali sendiri, ia dibunuh karena di timbun.
Penulis menduga, maksud sumur yang tertera dalam teks babad itu adalah kiasan, maksud dari makna dibalik kiasan itu adalah “Kebo Iwa wafat karena dibunuh ketika ia menikmati sumurnya wanita cantik yang sebelumnya disediakan gajah Mada". Ini artinya "Kebo Iwa wafat ketika sedang melakukan hubungan badan dengan wanita jebakan itu“.
Wafatnya Kebo Iwa karena dibunuh dalam kondisi berhubungan badan itu pada nyatanya dikuatkan oleh satu arca yang terdapat di Gianyar. Arca di Giyanyar ini menurut tradisi dianggap berhubungan dengan Kebo Iwa, Arca itu berupa patung besar dalam kondisi sedang berbaring di atas tempat tidur tinggi dan didukung oleh 35 pilar, arca ini kini terdapat di Pura Taro Gianyar. (Bernet Kempers 1960: 38).
Selanjutnya, selepas kewafatan Kebo Iwa dalam ranjang jebakan wanita cantik yang disodorkan Gajah Mada itu, maka mudahlah kemudian bagi Majapahit untuk menaklukan Bali.
Kebo Iwa juga digambarkan sebagai Patih yang cemerlang, berkali-kali Gajah Mada mencoba membungkam Kebo Iwa dengan berbagai usaha namun tetap gagal dan gagal. Tapi biarpun demikian, sehebat-hebatnya Kebo Iwa rupanya tetap mempunyai kelemahahan juga, ia takluk dan akhirnya wafat setelah Gajah Mada menyodorkan jebakan wanita cantik.
Kisah kewafatan Kebo Iwa yang disebabkan jebakan wanita Cantik itu dapat ditemui dalam Babad Purana Maospait, salah satu naskah Bali yang membahas mengenai persinggungan Bali dengan Majapahit.
Dalam naskah Babad Purana Maospait dijelaskan bahwa pada tahun 1247 Ś/1325 M Bali diperintah oleh Dalem Batu Ireng dengan Patih Kebo Iwa yang menyerukan pada rakyatnya bahwa Bali tidak akan diperintah oleh negeri lain sebab memiliki pemerintahan sendiri. Hal ini menegaskan bahwa Bali tidak ingin diperintah oleh Jawa.
Berita ini terdengar oleh Majapahit sehingga diutuslah Patih Gajah Mada dan Arya Damar untuk datang ke Bali. Tujuan kedatangan Gajah Mada ke Bali adalah untuk mengundang Kebo Iwa datang ke Majapahit dengan dalih akan diberi wanita cantik sebagai hadiah dari Raja Majapahit.
Menyambut hadiah itu, maka Kebo Iwa pun menerima undangan tersebut dan pergi ke Majapahit bersama Gajah Mada dan Arya Damar. Sesampainya di Majapahit, Gajah Mada yang ingin menguji kesaktian Kebo Iwa menyuruhnya untuk membuat sumur. Setelah Kebo Iwa sampai di dasar sumur, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menimbun sumur tersebut yang mengakibatkan Kebo Iwa kalah di Jawa.
Selain sumber dari Babad Purana Maospait, wafatnya Kebo Iwa juga dituturkan dalam cerita rakyat, dalam versi ini dikisahkan bahawa Kebo Waruga (Kebo Iwa) wafat di Majapahit karena ditimbun dengan tanah. Berkat kesaktiannya Kebo Iwa tidak meninggal kecuali dilemparkan lekesan (sirih beserta runtutannya yang diikat dengan benang) kepadanya. Setelah dilemparkan lekesan tersebut barulah Kebo Iwa meninggal.
Dalam pemahaman penulis, kisah yang dituturkan dalam babad dan cerita rakyat yang berkembang di atas merupakan fakta kejiadian yang diselipi kiasan, faktanya bahwa naskah mengisahkan kepergian Kebo Iwa memenuhi undangan Gajah Mada ke Jawa karena di iming-imingi wanita cantik, sementara kiasannya adalah Kebo Iwa wafat ketika berada pada kedalaman sumur yang ia gali sendiri, ia dibunuh karena di timbun.
Penulis menduga, maksud sumur yang tertera dalam teks babad itu adalah kiasan, maksud dari makna dibalik kiasan itu adalah “Kebo Iwa wafat karena dibunuh ketika ia menikmati sumurnya wanita cantik yang sebelumnya disediakan gajah Mada". Ini artinya "Kebo Iwa wafat ketika sedang melakukan hubungan badan dengan wanita jebakan itu“.
Wafatnya Kebo Iwa karena dibunuh dalam kondisi berhubungan badan itu pada nyatanya dikuatkan oleh satu arca yang terdapat di Gianyar. Arca di Giyanyar ini menurut tradisi dianggap berhubungan dengan Kebo Iwa, Arca itu berupa patung besar dalam kondisi sedang berbaring di atas tempat tidur tinggi dan didukung oleh 35 pilar, arca ini kini terdapat di Pura Taro Gianyar. (Bernet Kempers 1960: 38).
Selanjutnya, selepas kewafatan Kebo Iwa dalam ranjang jebakan wanita cantik yang disodorkan Gajah Mada itu, maka mudahlah kemudian bagi Majapahit untuk menaklukan Bali.
Pada tahun 1265 Ś/1343 M sebagaimana yang tercatat dalam Babad Purana Maospait dikisahkan Majapahit menyerbu Bali, dalam serbuan ini Dalem Ireng dapat dikalahkan. Kekalahan Dalem Ireng kemudian menandai suatu periode baru dalam pemerintahan di Bali, yaitu berkuasanya kerajaan Majapahit di Bali yang di wakili oleh Dalem Kresna Kepakisan.
Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Baca Juga: Sejarah Bali Selepas Invasi Majapahit
Penulis : Bung Fei
Editor : Sejarah Cirebon
Baca Juga: Sejarah Bali Selepas Invasi Majapahit
Posting Komentar untuk "Wafatnya Patih Kebo Iwa"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.