Sejarah Gua Sunyaragi Cirebon
Gua Sunyaragi adalah peninggalan Kesultanan Cirebon yang dibangun pada abad ke 17 akhir hingga 18 Masehi. Sejarah pembangunan gua Sunyaragi dapat dilacak dari beberapa naskah Kuno peninggalan Kesultanan Cirebon.
Gua Sunyaragi sebetulnya merupakan taman air (Pemandian) yang dilengkapi dengan bangunan air terjun buatan yang terbuat dari batu karang, namun karena didalam komplek bangunan tersebut banyak gua buatan, maka taman air ini lebih populer disebut gua (goa) daripada Tamansari.
Sejarah terbentuknya Gua Sunyaragi dimulai ketika Pangeran Karangrangen mempunyai ide menjadikan tempat menyepinya para Sultan Cirebon yang sudah ada sejak lama menjadi lebih indah dan menyejukkan. Tempat tersebut ketika selesai dibangun nantinya dinamai "Sunyaragi".
Istilah Sunyaragi berasal dari dua kata, yaitu Sunya dan Ragi, Sunya maksudnya sunyi atau tempat menyepi, sementara ragi bermaksud badan atau raga. Dengan demikian tempat tersebut bermaksud tempat menyepinya raga.
Arsitektur Gua Sunyaragi
Arsitektur gua Sunyaragi adalah Pangeran Karangrangen sendiri, pangeran ini mempunyai nama lain Arya Carbon, beliau merupakan anak kedua dari Sultan Kasepuhan pertama (Pangeran Mertawijaya) dari permaisurinya.
Pangeran Arya Carbon dikenal sebagai Pangeran yang jenius, ia menguasai ilmu arsitektur serta menguasai banyak bahasa selain bahasa Cirebon, seperti bahasa Jawa, Sunda, Melayu dan Belanda.
Selain itu, Pangeran Arya Carbon juga dikenal sebagai sosok yang pandai bergaul dengan orang-orang penting termasuk dengan Belanda, para raja dan Adipati di Pulau Jawa dan bahkan sangat akrab dengan orang-orang Belanda. Pangeran ini juga nantinya membuat satu Naskah Sejarah Cirebon yang hingga kini dijadikan sebagai rujukan sejarah Cirebon, naskah itu dikenal dengan nama " Carita Purwaka Caruban Nagari"
Menurut Naskah Mertasinga Pangeran Karangrangen membangun gua Sunyaragi pada tahun 1696 Masehi. Taman air yang dibuatnya kala itu merupakan taman air terindah dan terbesar di pulau Jawa.
Pendanaan Gua Sunyaragi
Karena merupakan taman air terbesar dan terindah dizamannya, maka taman air yang nantinya ditiru oleh Kesultanan Yogyakarta itu tentu memerlukan biaya yang sangat banyak.
Biaya pembangunan gua Sunyaragi diperoleh Pangeran Karangrangen dari sahabat-sahabatnya, yaitu para pengusaha Cina Cirebon.
Menurut Naskah Mertasinga, Pengusaha Cina Cirebon yang membantu pendanaan adalah orang-orang Cina yang dahulunya dibantu oleh Kesultanan Cirebon.
Mereka sebelumnya adalah orang-orang Cina pelarian dari Rembang. Mereka lari karena pada tahun 1670 an, di wilayah kesultanan Mataram, salah satunya Rembang meletus pemberontakan Trunojoyo.
Mereka mengungsi ke Cirebon untuk meminta perlindungan, oleh Sultan Cirebon, orang-orang Cina tersebut diberi tempat hingga menjadi pengusaha sukses, dari itulah ketika Pangeran Arya Cirebon meminta mereka membantu pendanaan pembuatan taman air Kesultanan orang-orang Cina tersebut bersedia membantu.
Gua Sunyaragi Dibombardir Belanda
Ketika Kesultanan Cirebon diperintah oleh Sultan Matangaji, Cirebon yang sebelumnya telah menjadi Vasal Belanda merencanakan pengusiran terhadap orang-orang Belanda.
Sultan Matangaji merubah Sunyaragi menjadi Bungker pembuatan senjata dan pelatihan kemiliteran, Sunyaragi dipilih karena waktu itu, tempat tersebut dikelilingi hutan dan danau sehingga luput dari pantauan Belanda.
Sayangnya rencana Sultan Matangaji dibocorkan oleh kerabat Keraton yang berpihak pada Belanda, sehingga Belanda menyerbu Sunyaragi, terjadi pertempuran yang sengit di Sunyaragi, namun setelah Belanda membombardir Sunyaragi, pasukan Sultan Matangaji dapat dikalahkan, meskipun demikian Sultan Matangaji dan sebagian pengikutnya dapat menyelamatkan diri ke pegunungan (Sumber).
Kondisi Terkini Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi kini masih tegak berdiri meskipun tidak berfungsi lagi sebagai taman air. Sebab taman air tersebut sudah tidak utuh lagi, didalamnya pun sudah tak dialiri air, mengingat danau dan hutan yang dahulu ada di sekelilingnya sudah hilang dimakan zaman.
Gua Sunyaragi kini dijadikan sebagai benda cagar budaya Peninggalan Kesultanan Cirebon oleh pemerintah. Tempat ini dijadikan sebagai objek wisata sejarah. Apabila mengunjungi gua Sunyaragi, pengunjung dikenakan tiket sebesar Rp. 10.000 (diluar biaya parkir kendaraan).
Penulis: Bung Fei
Posting Komentar untuk "Sejarah Gua Sunyaragi Cirebon"
Berkomentarlah yang terarah dan jelas agar dapat dipahami dan dibalas admin.