Panembahan Losari & Konflik Losari vs Gebang
Sebelum era Kasepuhan-Kanoman, Raja-Raja di Cirebon digelari dengan gelar lokal, (Sisuhunan/Sunan dan Panembahan). Yang menjadi unik itu selain Raja Cirebon, ada satu daerah di wilayah kekuasaan Cirebon yang mana Tumenggung/Adipatinya digelari "Panembahan". Daerah itu bernama "Losari". Adipatinya digelari "Panembahan Losari".
Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati dan dua Raja Cirebon setelahnya (Panembahan Ratu I dan 2) struktur Jabatan Pemerintahan di Cirebon sebagai berikut:
- Ki Buyut (Pemimpin Kabuyutan/Masyarakat dengan 20 Somah/kepala keluarga)
- Ki Kuwu (Pemimpin Dukuh/Desa yang terdiri dari gabungan Kabuyutan)
- Ki Ageng/Ki Gede/Ki Gedeng (Pemimpin Beberapa Dukuh/Desa)
- Adipati/Tumenggung (Kepala Para Ki Ageng/Ki Gedeng)
- Sunan Cirebon/Panembahan Cirebon (Raja Cirebon)
Kenapa Tumenggung/Adipati di Losari digelari Panembahan...?
Panembahan Losari (Angkawijaya) adalah anak kedua Pangeran Pasarean dan Ratu Nyawa.
Semenjak kecil diasuh oleh Ki Gede Losari, setelah besar ia diangkat menjadi Panembahan Losari (Maknanya Losari berubah kedudukannya dari yang semula daerah yang dikepalai Ki Ageng/Ki Gede berubah menjadi Katumenggungan/Kadipaten).Pada masa Sunan Gunung Jati masih hidup, Pangeran Pasarean (Muhamad Arifin) didaulat menjadi Adipati Anom Carbon (Putra Mahkota/Raja Muda Cirebon), ayah Panembahan Losari ini jelas calon Raja pengganti Sunan Jati. Akan tetapi belum juga dinobatkan menjadi Raja, Pangeran Pasarean wafat di Demak ketika membela Sultan Demak (Sunan Prawoto) melawan Arya Penangsang.
Uniknya, walaupun Pangeran Pasarean mempunyai 6 anak (4 Laki 2 Perempuan) dari Permaisurinya. Ternyata yang di daulat menjadi penggantinya (Sebagai Dipati Carbon), bukan anak laki-laki pertamanya (P. Kesatrian), bukan pula anak laki-laki keduanya (P. Losari), melainkan anak ketiganya.
Adik Panembahan Losari yang menjadi Putra mahkota menggantikan ayahnya itu adalah Pangeran Swarga (P. Seda ing Kemuning). Pengangkatan Pangeran Swarga menjadi Dipati Carbon ini dizamannya menuai polemik, salah satu yang tidak setuju adalah Sunan Kalijaga.
Kembali ke masalah kenapa Angkawijaya (P. Losari) hijrah ke Losari dan dikemudian hari didaulat menjadi Panembahan Losari, kemungkinan besarnya adalah menyudahi polemik tahta, sehingga meskipun Angkawijaya tidak didaulat menjadi Putra mahkota beliau diberi kedudukan sebagai Dipati baru (Losari) bahkan dianugerahi gelar yang setara dengan raja Cirebon sesungguhnya (Panembahan).
Konflik Losari dan Gebang
Konflik Losari dan Gebang puncaknya adalah dengan beredarnya berita sejarah yang menginformasikan dirobohkannya keraton Gebang (Istana Adipati Gebang) atas laporan Panembahan Losari.
Oleh Panembahan Losari, Adipati Gebang dianggap berupaya merongrong (memberontak) atau mau menandingi kewibawaan kesultanan Cirebon terbukti dengan membangun Keraton yang kemweahannya menandingi keraton Cirebon di zamannya.
Pada akhirnya memang Keraton Gebang dirobohkan dan dibangun ulang dengan desain tidak boleh menandingi/lebih mewah dari Keraton Cirebon, akan tetapi agaknya Adipati Gebang tidak terbukti berupaya melakukan makar, sehingga hukum bunuh tidak dijatuhkan.
Siapa sebetulnya Adipati Gebang itu?
Adipati Gebang pertama adalah Suta Agung, beliau merupakan anak P. Swarga dan Andumanis (Wanita Asal Talaga /Negeri Bahawan Cirebon, sekarang Majalengka). Dengan demikian Suta Agung yang kala itu menjabati sebagai Adipati Gebang adalah keponakan Panembahan Losari.
Berdasar hal tersebut, maka konflik antara Losari dan Gebang dimungkinkan berkaitan dengan konflik suksesi tahta selepas wafatnya Pangeran Pasarean, konflik ini kemudian berkembang pada konflik diantara keturunan Panembahan Losari dan keturunan P. Swarga.
Baca Juga: Suta Jaya dan Keris Setan Kober
Oleh : Bung Fei
Lebih mendalam mengenai Panembahan Losari dapat anda baca pada artikel : Panembahan Losari, Cucu Sunan Gunung Jati
Berarti Suta Jaya Pekandangan yang menjadi pangeran ing Gebang atau Adipati Gebang putera dari Pangeran Swarga cucu Sunan Gunung Jati
BalasHapusKalau ada
BalasHapusTampilkan foto atau gambar Suta Agung Adipati Gebang