Alasan Pangeran Cakrabuana Mewariskan Tahta Kepada Sunan Gunung Jati
Sebagaian orang masih bertanya-tanya prihal mengapa Pangeran Cakrabuana Mewariskan Tahta Kepada Sunan Gunung Jati, bukan kepada anak laki-lakinya. Jawaban pertanyaan ini tentu tidak akan ditemui pada sumber-sumber sejarah kalisk Cirebon yang ada. Meskipun begitu, ada beberapa sumsi dari beberapa orang mengenai alasan mengapa Pangeran Cakrabuana mewariskan Tahta Kepada Sunan Gunung Jati.
Alasan pertama dari asumsi yang ada adalah bahwa Pangeran Cakrabuana Mewariskan Tahta Kepada Sunan Gunung Jati karena Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah dalam pandangan dan penilaian Pangeran Cakrabuana lebih cakap dijadikan sebagai penguasa Cirebon dibandingkan dengan anak laki-lakinya Pangeran Caruban ataupun Arya Mengger, oleh karena itu, Pangeran Cakrabuana yang tujuan mendirikan Cirebon adalah untuk menyebarkan agama Islam lebih memilih keponakannya sendiri sebagai penguasa Cirebon dibandingkan anak laki-lakinya.
Penilaian Pangeran Cakrabuana terhadap keponakannya itu rupanya tidak meleset, sebab selepas Cirebon diperintah oleh Sunan Gunung Jati, Cirebon menjelma menjadi Pusat Islam di Pulau Jawa bagian barat, dan pada akhirnya mampu mengislamkan seluruh wilayah itu dikemudian hari.
Alasan pertama tersebut pada umumnya didasarkan pada sumber sejarah yang menyebutkan jika Pangeran Cakrabuana memiliki anak laki-laki yang sedang menuju dewasa manakala Sunan Gunung Jati didaulat sebagai penguasa Cirebon. Sumber sejarah yang dimaksud adalah Carita Purwaka Caruban Nagari.
Selanjutnya, alasan kedua yang muncul adalah bahwa alasan Pangeran Cakrabuana Mewariskan tahta kepada Sunan Gunung Jati adalah karena pada 1479 ketika Pangeran Cakrabuana menyerahkan kedudukannya sebagai penguasa Cirebon kepada Sunan Gunung Jati adalah karena pada waktu itu Pangeran Walangsungsang belum memiliki anak laki-laki.
Menurut asumsi ini, bahwa hingga tahun 1479 dari ketiga istrinya, Pangeran Walangsungsang berturut-turut selama delapan kali hanya memperoleh anak perempuan, dari itulah anak tertua Pangeran Cakrabuana yang bernama Nyimas Dalem Pakungwati dijodohkan dengan Syarif Hidayatullah, dan setelah itu Syarif Hidayatullah didaulat menjadi pengantinya sebagai penguasa Cirebon. Meskipun begitu selepas peristiwa itu, dari istrinya Pangeran Cakrabuana memperoleh dua orang anak laki-laki.
Alasan kedua ini pada umumnya didasarkan pada uraian sejarah yang tertulis dalam naskah Kuningan. Sebetulnya selain dua alasan yang telah diuraikan ada bebebrapa asumsi lainnya yang dinyatakan oleh beberapa orang.
Alasan yang Kedua lebih Relevan
BalasHapus