Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

WIBAWA CIREBON BERGESER KE BANTEN

Sepeninggal Sunan Gunung Jati, wibawa Cirebon merosot, beralih ke Banten, sebabnya adalah karena Putra tertua Sunan Gunung Jati yang masih hidup menjadi Raja di Banten. Ditambah lagi, yang menjadi Pengusa di Cirebon adalah Fatahillah menantu Sunan Gunung Jati dari Pasai, pada masa ini, meskipun Fatahillah kedudukannya hanya sebagai Wali Raja sebagian daerah kekuasaan Cirebon tidak lagi menaruh hormat kepada Cirebon, mereka beralih ke Banten. 

Belum juga selesai mengenai wibawa, Fatahillah wafat 2 tahun selepas kewafatan Sunan Gunung Jati, kemudian terpaksa Cicit Sunan Gunung jati yang masih muda diangkat menjadi Raja Cirebon dengan gelar Panembahan Ratu I, pada masa Raja ini Cirebon diguncang pemberontakan Kuningan, Panjunan & Sumedang. Sementara disisi lain, Banten semakin berkibar menggeser kedudukan Cirebon. 

Jika di Cirebon, Panembahan Ratu Sibuk menyatukan kembali daerah-daerah yang memberontak, Banten justru makin jaya dibawah Pemerintahan Maulana Yusuf, Banten telah sukses menaklukan Pajajaran. Dengan takluknya Pajajaran ditangan Banten, praktis wibawa Banten makin berkibar, apalagi penaklukan dilakukan secara mandiri tanpa bantuan sekutu utamanya Demak (1579 tahun keruntuhan Pajajaran, Demak terlah runtuh). 

Perisrtiwa ini dalam sejarah cirebon disebut sebagai peristiwa berpindahnya Memolo (Kubah Krucut) Masjid Agung Cirebon ke Banten, maksudnya wibawa Cirebon dikalahkan saudaranya dari Banten. 

Selanjutnya, meskipun selama pemerintahannya Panembahan Ratu mampu mempertahankan Cirebon menjadi kerajaan yang berdaulat, Sumedang lepas dari kekuasaan Cirebon. Masalah menjadi runyam selepas Panembahan Ratu I wafat, Putranya Panembahan Ratu II tidak sanggup mempertahankan Cirebon sebagai negara merdeka, pada masa ini, Mataram mencengkam Cirebon. 

Pada akhirnya, melihat saudaranya dicengkram Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa (Meninggal 1631 didalam tahanan)  dari Banten tidak rela, Sultan dengan kekayaanya mendanai Pemberontakan Pangeran Trunojoyo di Mataram dan juga mempersenjatai mereka. Upayanya rupanya berhasil, sebab dua Pangeran Cirebon yang disandera Mataram akhirnya dapat dibebaskan. Kedua Pangeran itulah yang nantinya dilantik oleh Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten menjadi Sultan di kasepuhan & Kanoman. Sayangya tidak berbeda dengan Cirebon, Banten akhirnya ambruk juga, sebab Sultan Ageng Tirtayasa pada akhirnya dikudeta oleh Putranya sendiri (Sultan Haji) dengan bantuan VOC Belanda. Pada tahun-tahun ini, baik Cirebon & Banten akhirnya jatuh dalam pengaruh VOC Belanda. 

Oleh : Sejarah Cirebon

Posting Komentar untuk " WIBAWA CIREBON BERGESER KE BANTEN"